Do’a Untuk Menghilangkan Kesusahan, Minta Ampun Pada Hari Pembalasan

DO’A UNTUK MENGHILANGKAN KESUSAHAN

 اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكِ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلاَءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي

 Wahai Allâh! Sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, dan anak lelaki dari hamba-Mu yang lelaki dan anak lelaki dari hamba-Mu yang perempuan, nasib saya di tangan-Mu, hukum-Mu berlaku pada saya, ketetapan-Mu adil pada saya; Saya memohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu, yang Engkau telah menamai diri-Mu dengannya atau yang telah Engkau turunkan di dalam Kitab-Mu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu atau yang telah Engkau sembunyikan di dalam ilmu gaib milik-Mu; Jadikanlah al-Qur’an sebagai penyejuk hati saya, cahaya dada saya dan penghilang kesedihan saya dan pelenyap rasa resah saya

Faidah:

  1. Disebutkan dalam hadits riwayat imam Ahmad bahwa barangsiapa yang tertimpa kesusahan lalu dia membawa doa di atas, maka Allâh Azza wa Jalla akan menghilangkan kegelisahannya dan menggantinya dengan rasa bahagia. Para Sahabat berkata, “Wahai Rasûlullâh! Seyogyanya kami mempelajari kata-kata di atas.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam menjawab, “Benar, seyogyanya setiap orang yang mendengarnya mempelajari kata-kata di atas.” [HR. Ahmad, al-Musnad, 1/391. Hadits ini dinilai shahih oleh syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahîhah, no. 199].
  2. Syaikh Abdurrazaq mengatakan, bahwa jika kita merenungi kata-kata dalam do’a di atas, maka kita akan dapati empat hal pokok yang sangat agung. Seorang hamba tidak bisa  meraih kebahagiaan dan menghilangkan kegelisahan dan kesusahan yang menderanya kecuali dengan merealisasikan empat hal ini.
Baca Juga  Waktu-Waktu yang Mustajab

Empat hal tersebut adalah:

  1. Merealisasikan ibadah hanya kepada Allâh Azza wa Jalla dan benar pasrah dihadapan Allâh Azza wa Jalla , tunduk kepada-Nya, menyadari bahwa dia makhluk Allâh, dia dan nenek moyangnya adalah makhluk, mulai kedua orang tuanya sampai dengan Nabi Adam dan Hawa.
  2. Beriman terhadap Qadha dan qadar Allâh, apa pun yang Allâh Azza wa Jalla pasti akan terjadi sedangkan yang dikehendaki, maka pasti tidak akan terjadi.
  3. Beriman terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allâh yang agung yang disebutkan dalam al-Qur’an dan sunnah lalu dimenjadikan semua itu sebagai wasilah (perantara) dalam berdoa kepada Allâh Azza wa Jalla.
  4. Mencurahkan perhatian yang besar terhadap al-Qur’an, kalamullâh yang pasti haq dan berisi hidayah, pedoman hidup dan penyembuh dari segala penyakit. (Lihat. Fiqhul Ad’iyati wal Adzkâr, 3/186-188).

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XIX/1436H/2015].

DO’A MEMINTA AMPUN PADA HARI PEMBALASAN

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ

Ya Rabbi, ampunilah kesalahanku pada hari Pembalasan!

 Ungkapan tersebut diucapkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kala ditanya Aisyah: “Ibnu Jud’an, pada masa jahiliah ia menyambung tali kekerabatan, memberi makan orang miskin, apakah itu bermanfaat baginya?” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak wahai Aisyah! Sesungguhnya ia sama sekali tidak pernah mengatakan: Ya Rabbi, ampunilah kesalahanku pada hari Pembalasan!” [HR. Muslim]

artinya ia tidak percaya dengan hari kebangkitan. Dan orang yang tidak mengimaninya, maka ia kafir, amalnya tidak bermanfaat baginya (di akhirat).

Doa yang disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menunjukkan urgensi berdoa dengan tersebut. Pun telah datang dari Ibrahim Khalilur Rahman ucapan beliau:

وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ

Baca Juga  Penghalang-Penghalang Do'a

dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. [Asy-Syu’ara/ 26: 82]

Bila kekasih Allâh saja sangat mengharap agar diampuni kesalahannya pada hari Kiamat, maka kitapun sangat lebih dituntut untuk memohonnya dengan sangat. Sebab orang yang diampuni Allâh, artinya ia telah selamat dari setiap mara bahaya, dan tercapailah apa yang didambakannya pada hari yang sangat mencekam tersebut.

Penyebutan hari pembalasan (yaumuddin) dalam doa ini untuk menghadirkan permintaan agung, pada hari di mana hamba ketika itu sangat membutuhkan ampunan Rabb-nya.  Yaumuddin adalah yaumul jaza’ (hari pembalasan) dan hari perhitungan amal. Dan di antara nama Allâh adalah Ad-Dayyân; yaitu Yang menghisab dan membalas sekalian hamba. Allâh Azza wa Jalla akan memutuskan perkara mereka dengan timbangan keadilan dan kebenaran pada hari pembalasan. Maka dari itu sudah seharusnya bagi hamba untuk memperhatikan doa ini. (Syarh ad-Du’a min al-Kitab wa as-Sunnah; doa no 145)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XXI/1439H/2018M.  Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

  1. Home
  2. /
  3. A7. Adab Do'a dan...
  4. /
  5. Do’a Untuk Menghilangkan Kesusahan,...