Cacat Sekte Ismâiliyah dan Pecahannya

CACAT SEKTE ISMAILIYAH DAN PECAHANNYA

Ismâiliyah – yang merupakan bagian dari golongan Syiah- adalah sebuah sekte kebatinan yang dalam klaimnya menisbatkan diri kepada Ismâ’il bin Ja’far ash-Shâdiq. Secara lahiriyah, mereka mengklaim sebagai pencinta ahli bait (keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) , namun pada hakekatnya, mereka menginginkan kehancuran agama Islam. Asal-usul mereka masih memiliki hubungan dengan Syi’ah Itsna ‘Asyariyah. Hal ini karena mereka ketika menolak imâmah  (kepemimpinan) Mûsâ al-Kâzhim –imam ketujuh versi Râfidhah- dan mengalihkan imâmah kepada Ismâ’il bin Ja’far, mereka memisahkan diri dari sekte imamiyah setelah wafatnya Ja’far ash-Shâdiq.

Sekte-sekte Syiah Ismâiliyah ini pecah menjadi beberapa sekte lainnya, di antaranya:

1. Qarâmithah.
Sekte Qarâmithah ini pernah menyerang Ka’bah dan membantai banyak jamaah haji. Mereka juga melakukan penjarahan terhadap Hajar Aswad dan berada di tangan mereka selama kurun waktu lebih dari dua puluh tahun.[1] Mereka muncul pertama kali di negeri Bahrain dan Syam untuk mengadakan pemberontakan kepada imam (pimpinan) sekte Ismâiliyah dan merampas harta dan perhiasan kemudian melarikan diri Siria menuju wilayah Afghanistan.

Di antara aqidah rusak mereka:
Menyebarkan pemahaman kebersamaan kepemilikan dalam harta dan wanita di kalangan pengikut Qarâmithah, bahkan tingkat kebusukan akidah ini sampai pada keyakinan bahwa keimanan seseorang tidak akan sempurna kecuali bila membenarkan dan menerima ‘syariat’ tasyrîq. Pengertian tasyrîq.menurut versi mereka, seorang lelaki menemui istri tetangganya lalu berzina dengan wanita tersebut dalam keadaan suaminya menyaksikan perbuatan tersebut secara langsung dengan mata kepala sendiri. Kemudian apabila sang lelaki keluar usai melakukan perzinaan dan meludahi sang suami tersebut serta memukul tengkuknya seraya berkata, “Bersabarlah”! dan sang suami bisa bersabar maka keimanan suami wanita itu telah sempurna dan termasuk golongan orang-orang yang bersabar (!!).

Para pakar sejarah menjelaskan bahwa ‘Ali bin Fadhl, pemimpin Qarâmithah memerintahkan para pengikutnya di negeri Yaman pada satu malam yang mereka namakan dengan Lailatul Ifâdhah. Pada malam itu, mereka kaum lelaki dan perempuan berkumpul dalam satu rumah yang luas. Setelah penerangan dipadamkan, para lelaki mencari pasangan wanita sendiri-sendiri dengan bebas. Wanita yang tersentuh tangan seorang lelaki, kedua orang ini kemudian melakukan hubungan layaknya suami-istri pada malam itu.

Tokoh-tokoh Qarâmityhah:
Di antara tokoh mereka adalah:

  1. ‘Abdullâh bin Maimûn al-Qaddâh, berasal dari selatan Persia tahun 260 H
  2. Faraj bin ‘Utsmân al-Qâsyâni, berasal dari Irak. Ia mulai mendakwahkan kemunculan Imam Mahdi yang masih sembunyi dan ghaib
  3. Hamdân Qirmith bin Asy’ats dan Ahmad bin Qâsim yang telah membantai jamaah haji di Baitullâh Ka’bah
  4. Hasan bin Bahrâm yang terkenal dengan julukan Abu Sa’id al-Jatâbi, pendiri pemerintahan Qarâmithah Ismâ’liyah.
Baca Juga  Kesamaan Antara Agama Syi'ah Dengan Tharikat Sufiyyah

2. Fâthimiyah
Fâthimiyah adalah satu sekte Ismâiliyah yang berkembang melalui beberapa fase:

  1. Fase gerakan bawah tanah. Fase ini dimulai sejak kematian Ismâ’il bin Ja’far hingga munculnya ‘Abdullâh al-Mahdi
  2. Fase Zhuhûr (menampakkan diri) yang dimulai dengan munculnya ‘Abdullâh al-Mahdi yang tinggal di Siria kemudian kabur ke utara Afrika. Ia mendirikan negara pertama sekte Fâthimiyah di Tunisia.

Di antara tokoh sekte ini adalah:

  1. al-Manshûr billâh Abu Thâhir Ismâ’il
  2. al-Mu’iz lidinillâh. Di masanya, kota Mesir ditaklukkan dan ia sendiri yang menjadi penguasanya.
  3. Al-‘Azîz billâh Abu Manshûr Nizâr
  4. Al-Hâkim bi Amrillâh Abu ‘Ali Manshûr
  5. Azh-Zhâhir Abul Hasan ‘Ali
  6. Al-Mustanshir billâh Abu Tamîm

Kekuasaan sekte Fâthimiyah ini terus meluas di Mesir, Hijâz dan Yaman hingga mengalami kehancuran di tangan Shalâhuddîn al-Ayûbi

3. Hasyâsyûn
Sebab penamaan ini, karena tingkat berlebihannya mereka dalam mengisap hasyîsy (semacam rokok). Perkembangan mereka meluas di negeri Syâm dan Persia.

Di antara tokoh besar mereka:

  1. Kayaa Bazrak Amît
  2. Muhammad bin Kayaa Bazrak
  3. Hasan Tsani bin Muhammad
  4. Ruknuddîn Khursyah

Benteng pertahanan Hasyâsyûn jatuh yang menjadi tanda kehancuran negeri mereka di tangan tentara Mongol yang telah membunuh Ruknuddîn salah seorang tokoh besar mereka.

4. Buharah
Buharah berasal dari bahasa India yang bermakna mahkota. Mereka ini adalah sekte Ismâiliyah yang berada di India dan Yaman. Terpecah menjadi dua kelompok:

  1. Buharah Dawûdiyyah yang dinisbatkan kepada Qaathbu Syaah Dawuud dan berkembang pesat di India dan Pakistan
  2. Buharah Sulaimâniyah yang dinisbatkan kepada Sulaimân bin Hasan, bermarkas di Yaman hingga sekarang.

5. Isma’iliyah Agha khan.
Golongan ini muncul di Iran. Tokoh mereka yang paling menonjol Hasan ‘Ali Syâh. Dialah pemimpin pertama sekte ini. Kemudian diteruskan ole Ali Syakh. Selanjutnya dipegang oleh anaknya Muhammad Husain yang menetap di Eropa dengan gaya hidup hedonisme di sana. Adapun pemimpin sekte ini sekarang adalah Karîm Khân.

Tahapan dakwah Syiah Ismâiliyah untuk menjerumuskan umat
Para penjaja sekte ini telah menggulirkan berbagai perangkap dan cara-cara keji untuk menjaring kalangan awam dan memasukkan mereka ke dalam akidah Ismailiyah yang benar-benar rusak. Tahapan yang dilalui oleh pengemban misi penyebaran ideologi Ismâiliyh sebagai berikut:

1. Tahapan tafarrus (pencarian ‘mangsa’)
Dalam tahap pertama ini, seorang penjaja akidah Ismâiliyah harus cerdas dan sanggup menakwilkan ayat-ayat dan mengetengahkan asumsi bahwa ayat-ayat itu mengandung makna batin (makna rahasia) yang tidak dimengerti oleh setiap orang.  Oleh karena itulah, seorang penjaja Ismâiliyah akan menjelma sebagai Majusi bila sedang bersama orang Majusi, dan memperlihatkan sebagai Nasrani bila sedang bersama orang Nashara dan menampakkan diri sebagai Ahlu Sunnah ketika sedang bersama Ahlu Sunnah. Tujuannya, agar dapat beradaptasi dengan gaya canda, kesukaan, pandangan dan keyakinannya.

Baca Juga  Syi'ah : Apa Keyakinan Rafidhah Terhadap Al-Qur'an Yang Ada Di Tengah-Tengah Kita Sekarang ?

2. Tahapan ta`nîs (usaha pendekatan)
Yang dimaksud dengan tahapan ini, memasukkan perasaan nyaman dan ketentraman di hati ‘korban’ melalui upaya pendekatan dengan menampakkan kesan ketekunan dalam beribadah dan keistimewaan Syiah

3. Tahapan tasykîk (penggoncangan akidah simpatisan)
Di sini, misionaris Ismailiyah berupaya melontarkan keraguan kepada jamaah rekrutan baru terhadap akidah yang diyakininya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mendangkalkan keyakinan terhadap unsur-unsur syariat yang sudah baku, pertanyaan-pertanyaan dalam masalah-masalah yang pelik dan ayat-ayat mutasyâbih. Ini merupakan tahapan terpenting dalam pandangan golongan Ismâiliyah

4. Tahapan ta’lîq (menggantung posisi ‘korban’)
Dalam tahapan ini, sang misionaris menampakkan dirinya seolah-olah mengetahui jawaban soal-soal rumit yang ia sampaikan kepada ‘korban’nya. Namun, ia mengesankan menggantungkan jawaban persoalan tersebut sampai si korban bersedia menyampaikan janji-janji setia.

5. Tahapan rabth (mengikat erat korban)
Dalam tahapan ini, seorang misionaris Ismâiliyah akan mengikat kuat korban dengan sumpah-sumpah supaya tidak menyebarluaskan dan membocorkan apa yang sudah disampaikan

6. Tahapan tadlîs ( pengelabuan)
Ini adalah tahapan permulaan meniupkan keyakinan-keyakinan batiniah sekte Isma’iliyah kepada korban setelah mengikatnya dengan sumpah-sumpah dan ikrar kesetiaan.

7. Tahapan al-khal’u was salkhu (penanggalan keyakinan sebelumnya)
Pada tahapan ini, penganut Ismâ’iliyah menanggalkan keyakinan sebelumnya dan masuk ke dalam keyakinan batiniyah sekte Ismailiyyah. Dalam istilah mereka, disebut balâghul akbar.

Anehnya meskipun keyakinan mereka serusak ini, pada tahun 1966 M, ketika mengunjungi Mesir, pimpinan Buharah dianugerahi gelar doktorah fakhriyyah (doctor honoris causa)  oleh Universitas al-Azhar Mesir karena jasanya mengembangkan sekte Isma’ilyah dalam bidang pendidikan dan peradaban!?

Saat ini, pengikut Isma’iliyah cukup banyak terlihat di masjid al-Haakim bi Amrillah al-faathimi di Mesir.

Penutup
Itulah sepenggalan cacat ahli bid’ah yang bernama Ismâiliyah dan pecahannya. Akal sehat dan fitrah yang lurus saja tidak dapat menerima ‘syariat’ mereka. Apalagi bila ditimbang dengan al-Qur`ân dan Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sudah tentu sangat jauh menyimpang. Semoga Allâh Azza wa Jalla selalu berkenan memberikan hidayah kepada kita semua. Wallâhu a’lam

(Diadaptasi dari makalah berjudul asy-Syîah al-Ismâ’iliyyah, Usâmah Sulaimân, Majallah at-Tauhîd edisi Jumâdal Akhîrah 1431H)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIV/1430H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1]  Secara lebih luas, Majalah As-Sunnah edisi Thn. Telah mengupas sepak terjang dan akidah mereka dalam tema tema Penjarahan Hajar Aswad.

  1. Home
  2. /
  3. A9. Fiqih Dakwah Firqah...
  4. /
  5. Cacat Sekte Ismâiliyah dan...