Do’a Iftitah Qiyamul Lail, Do’a Qunut Dalam Shalat Witir
DOA IFTITAH DALAM QIYAMUL LAIL
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
Wahai Allâh, Rabb Jibrîl dan Mika’il, Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang terlihat, Engkau memberi keputusan pada masalah yang diperselisihkan diantara para hamba-Mu. Berilah aku petunjuk kepada kebenaran yang diselisihi dengan ijin-Mu, sesungguhnya Engkau memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, pada hadits ke-770, Ummul Mu’minin, Aisyah Radhiyallahu anha menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca do’a di atas dalam shalat malam beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam doa tersebut, ada permohonan yang diawali dengan tawassul dengan menggunakan rububiyah Allâh yang bersifat khusus dan umum, agar dengan izin Allâh Azza wa Jalla, pemohon diberi petunjukkan pada kebenaran yang banyak diselisihi manusia.
Fiqhul Ad’iyati wal Adzkâr, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr, 3/136
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XVI/1433H/2012M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ]
DO’A QUNUT DALAM SHALAT WITIR
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Wahai Allâh, berikanlah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berikan petunjuk; Berilah aku perlindungan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berikan perlindungan; Sayangilah aku sebagaimana orang-orang yang Engkau sayangi; Berilah berkah terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku; Jagalah aku dari keburukan apa yang telah Engkau takdirkan; Sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan hukum dan tidak yang mampu memberikan hukuman kepada-Mu; Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan pernah terhinakan dan tidak akan pernah mulia orang-orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau Rabb yang maha tinggi
(Abu Daud dalam Sunan Abi Daud, no. 1425 dan Nasa’i dalam Sunan Nasa’i, no. 1745. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud, no. 1263)
Ini adalah doa yang sangat agung yang berisi berbagai permohonan dan maksud yang mulia. Karena doa ini berisi permohonan agar diberi hidayah, ‘afiyah (perlindungan), kecintaan, keberkahan dan mohon agar dijaga diserta pengakuan bahwa semua itu berada dalam hak dan wewenang Allâh Azza wa Jalla semata, yang dikehendaki terjadi oleh Allâh Azza wa Jalla , maka pasti terjadi, sedangkan yang dikehendaki tidak terjadi, maka pasti tidak akan terjadi.
Mohon Hidayah
Dalam Potongan pertama dari do’a ini yaitu :
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ
Wahai Allâh, berikanlah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berikan petunjuk
Potongan kalimat ini berisi permohonan kepada Allâh Azza wa Jalla agar diberi hidayah yang sempurna yaitu hidayah untuk mendapatkan ilmu yang haq dan hidayah untuk mengamalkannya. Karena hidayah itu tidak akan sempurna, bila salah satunya tidak ada. Dalam potongan doa ini terkandung tiga faidah :
- Permohonan kepada Allâh Azza wa Jalla agar dia dimasukkan ke golongan hamba Allâh yang sudah mendapatkan petunjuk
- Bertawassul. Yaitu menjadikan kebaikan dan kemurahan Allâh Azza wa Jalla sebagai tawassul (perantara). Makna doa tersebut adalah : wahai Allâh, karena Engkau telah memberikan petunjuk kepada banyak orang, sebagai karunia dan wujud kebaikan-Mu kepada mereka, maka berbuat baik kepadaku sebagai Engkau telah berbuat baik kepada mereka dan berilah aku petunjuk sebagaiman Engkau telah memberikan petunjuk kepada mereka.
- Bahwasanya petunjuk yang didapatkan oleh orang-orang itu bukanlah dari diri mereka juga bukan karena mereka. Semua itu adalah karunia dari-Mu.
Mohon ‘Afiyah (Perlindungan)
وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ
Berilah aku perlindungan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berikan perlindungan
Didalamnya terdapat permohonan agar mendapat perlindungan menyeluruh. Maksudnya perlindungan dari kekufuran, kefasikan, maksiat, kelalaian, penyakit dan derita fisik, fitnah; mohon perlindungan agar tidak terjebak kedalam perbuatan yang tidak mengundang cinta Allâh Azza wa Jalla atau meninggalkan perbuatan yang mengundang cinta Allâh Azza wa Jalla. Inilah hakikat ‘afiyah (perlindungan). Oleh karena itu, permohonan ‘afiyah ini merupakan permohonan yang paling disukai Rabb karena cakupannya yang meliputi permohonan perlindungan dari semua keburukan di dunia dan akhirat. Sebagaimana yang tercantum dalam al-Adabul Mufrad, ketika ada yang meminta kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya diajari do’a yang bermanfaat. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengajarkannya doa :
أَللَّهُمَّ عَافِنِي مِنْ شَرِّ سَمْعِي وَبَصَرِي وَلِسَانِي وَقَلْبِي وَشَرِّ مَنِيِّي
Wahai Allâh, lindungilah aku dari keburukan pendengaranku, keburukan pandanganku, lisanku, hatiku dan keburukan maniku
Mohon Agar Disayangi
وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ
Sayangilah aku sebagaimana orang-orang yang Engkau sayangi
Permohonan ini merupakan permohonan kepada Allâh Azza wa Jalla agar mendapatkan kecintaan dari Allâh Azza wa Jalla yang berefek pada pemberian taufiq, pertolongan, petunjuk dan dijauhkan dari segala yang bisa mendatangkan murka Allâh Azza wa Jalla .
Mohon Keberkahan
وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ
Berilah berkah terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku
Berkah adalah kebaikan yang banyak.
Ini merupakan permohonan kepada Allâh Azza wa Jalla agar Allâh Azza wa Jalla memberikan berkah kepadanya pada semua yang Allâh Azza wa Jalla berikan seperti ilmu, harta, anak, tempat tinggal dan lain sebagainya.
Mohon Penjagaan
وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ
Jagalah aku dari keburukan yang telah Engkau takdirkan
Permohonan ini berisi permohonan kepada Allâh Azza wa Jalla agar dijaga dari semua keburukan dan memohon agar diselamatkan dari bencana, petaka dan fitnah.
Inilah diantara kandungan yang terdapat dalam doa qunut. Semoga ulasan singkat ini bisa lebih menyemangati untuk memahaminya dan mengamalkannya.
Sumber :
- Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qadir Jawas
- Fiqhul Ad’iyati wal Adzkar, Syaikh Abdurrazaq, 3/170-172
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XV/1433H/2012M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
DOA QUNUT WITIR
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ إِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Wahai Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau berikan petunjuk; Berilah aku perlindungan (dari penyakit dan segala yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi; Sayangilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau sayangi. Berikanlah aku berkah terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku; Jauhkanlah aku dari kejelekan apa yang telah engkau takdirkan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan hukuman dan tidak yang bisa memberikan hukuman kepada-Mu. Dan sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Rabb kami Yang Maha Tinggi[1]
Hukum melakukan qunut dalam shalat witir adalah sunat sepanjang tahun. Qunût ini dilakukan sebelum ruku’ pada rakaat terakhir, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu, “Rasûlullâh n melakukan qunût dalam shalat witir sebelum ruku’.”[2]
Qunût juga disyariatkan pada pertengahan Ramadhan sampai akhir berdasarkan beberapa shahabat dan tabi’in.
Syaikh al-Albâni rahimahullah mengatakan, “Qunût, boleh dilakukan setelah ruku’.”
Disunnahkan untuk mengangkat tangan saat melakukan qunût, baik qunût nâzilah maupun qunût witir dan ma’mum disunnahkan mengamini doa imam.[3]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XIV/1430H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] HR Abu Dâwud, no. 1425; Tirmidzi, no. 464; Ibnu Mâjah, no. 1178, Nasâ’i, 3/248 dan Ahmad, 1/199, 200 serta Baihaqi, 2/209.
[2] HR Abu Dâwud, no. 1427; Ibnu Mâjah, no. 1182. sanad hadits ini shahih. (Lihat Irwâ’ul Ghalîl 1/167, no. 426 dan Shahîh Abi Dâwud, no. 1266)
[3] Lihat, Do’a dan Wirid, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, hlm. 257-269
- Home
- /
- A7. Adab Do'a dan...
- /
- Do’a Iftitah Qiyamul Lail,...