Kisah Kematian dan Jasad Fir’aun
PENAFSIRAN AYAT DARI FIRMAN ALLAH TA’ALA : ( فَاْليَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ ) “PADA HARI INI KAMI SELAMATKAN KAMU DENGAN BADANMU”.
Pertanyaan
Apa yang dimaksud dari firman Allah Ta’ala: فَاْليَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ “Pada hari ini kami selamatkan kamu dengan badanmu” ayat 92 dari surat Yunus?
Jawaban
Alhamdulillah.
Ayat yang terdapat dalam surat Yunus ini mengutarakan tentang kejadian satu sikap dari sikap-sikap kesewenang-wenangan Fir’aun terhadap Nabi Allah Musa Alaihi As Salam dan orang-orang beriman yang beserta beliau dari Bani Israil. Hal itu tatkala Musa Alaihissalam bersama orang-orang mukmin menempuh perjalanan hijrah mereka menuju Tanah yang penuh Berkah. Lalu Fir’aun dan bala tentaranya menyusul mereka untuk mengembalikan dan menjerumuskan mereka. Dalam perjalanan hijrah yang panjang mereka dihadapkan pada lautan samudra yang membentang. Kemudian Allah memuliakan Nabi-Nya Musa dan orang-orang Mukmin yang bersamanya dengan membuat lautan menjadi kering sehingga mereka dapat berjalan di atasnya. Maka mereka semua menyeberanginya di depan mata kepala musuh-musuh mereka!!.
Fir’aun tak lain hanyalah musuh Allah yang telah diliputi keangkaramurkaan dan kesewenang-wenangan, terjerumus dalam sifat gegabah dan bodoh. Maka dia dan bala tentaranya menapaki lautan menyusul di belakang Musa, sehingga mengakibatkan kebinasaannya dan para pengikutnya tenggelam di laut yang dilalui Musa dan pengikutnya kaum Mukminin!!.
Maka ketika kematian telah meliputi orang yang sewenang-wenang tersebut dari segala penjuru, kemudian gemuruh air laut serta ombak-ombaknya yang mengalir deras mengarah kepadanya, dia yakin bahwa tenggelam tidak dapat dielakkan lagi dia berkata sebagaimana yang diabadikan dalam Al Qur’an:
قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرائيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِين
“Fir’aun berkata: aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang muslim ( berserah diri ),”
Mana mungkin bisa, mustahil, waktu taubat telah berlalu, dan lenyap sudah masa-masa berserah diri dan pembuktian keimanan ketika kematian sudah di depan mata, dan sirna pula segala kediktatoran dan muslihat dari makhluk yang keji!!
Tidak diragukan lagi sesungguhnya kematian orang yang angkara murka dan berlebihan dalam kesewenang-wenangannya dalam peristiwa besar ini merupakan bukti-bukti yang nyata yang menjelaskan tentang balasan dan siksaan bagi pembangkang, orang yang dzalim dan congkak. Oleh sebab itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan agar bukti atau ayat ini bisa meneguhkan dan menegaskan serta menghilangkan segala bentuk keraguan, ketidakjelasan atau kabar burung dengan ditampakkannya mayat Fir’aun yang telah menjadi kaku dan membeku di tepi pantai, disaksikan para pengikutnya dan siapa saja yang menyembahnya. Karena yang demikian itu menjadikannya lebih berarti dalam memberikan peringatan dan pelajaran terhadap mereka. Allah Ta’ala berfirman :
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ، وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) kami). [Yunus/10: 92]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Ibnu Abbas dan para salafus shalih lainnya berkata : Sesungguhnya sebagian Bani Israil ragu akan kematian Fir’aun, lalu Allah memerintahkan laut untuk melemparkan jasad Fir’aun yang utuh tanpa lecet sedikit pun dalam keadaan tak bernyaw, di atas dataran tinggi dari permukaan bumi, sementara di badannya menempel baju perangnya yang terkenal. Tujuannya agar orang-orang memastikan kematian dan kebinasaannya.
Oleh sebab itu Allah berfirman: ( فاليوم ننجيك )“Pada Hari Ini Kami Selamatkan Kamu” maksudnya adalah: kami mengangkatmu di tempat yang lebih tinggi dari muka bumi, (ببدنك) “dengan badanmu”. Mujahid menafsirkan: dengan tubuhmu. Al Hasan menafsirkan : dengan badan tak bernyawa. Abdullah bin Syaddad menafsirkan dengan : Utuh tanpa lecet yaitu tanpa ada luka di tubuhnya, agar mereka bisa memastikannya dan mengenalinya. Adapun Abu Shakhr berkata: Dengan pakaian perangmu. Masing-masing pendapat tersebut tidak ada pertentangan satu sama lain, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Wallahu A’lam.
Adapun penafsiran firman Allah: لتكون لمن خلفك آية “Agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu” maksudnya adalah : Agar menjadi bukti bagi Bani Israil akan kematian dan kebinasaanmu, dan sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ubun-ubun setiap makhluk itu berada pada genggaman Tangan-Nya, dan sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang mampu menghalau kemurkaan-Nya.[1]
Maka dahulu, Bani Israil sungguh-sungguh telah melihat mayat dan jasad Fir’aun dengan penglihatan yang nyata. Ini menjadi bukti bagi orang yang melihatnya pada saat itu, dan jelas sebagai bukti bagi orang yang mendengar kisah kebinasaannya bagi umat-umat setelahnya!!
Ayat tersebut tidaklah mengisyaratkan bahwa jasad Fir’aun akan tetap terpelihara sampai hari kiamat sebagaimana yang dibayangkan oleh sebagian orang, karena sesungguhnya yang demikian itu merupakan kandungan Al Qur’an yang tidak mengandung unsur keragu-raguan dan hayalan. Sebab kalau dipahami maksud dari tetap utuhnya jasad fir’aun itu sebagai bukti bagi seluruh manusia yang datang setelahnya dengan mereka melihatnya sebagai mayat dan menyaksikan jasadnya, pastilah jasadnya akan tetap dikenal dan nyata bagi setiap orang yang datang setelahnya dan mendengar tentang kisahnya, sehingga menjadi sempurnalah pelajaran dan kejelasan bukti serta kebenaran janji. Lalu kemanakah perginya kisah tersebut dari benak manusia, sehingga bekas-bekasnya sempat lenyap dan sirna pada masa yang amat lama, sebelum akhirnya para Arkeolog atau ahli tentang peninggalan kuno mengklaim bahwa mereka telah menemukan jasad atau bangkai Fir’aun yang mati tenggelam?!!
As Syekh Sholih Al Fauzan hafidzahullah berkata : Dan pengertian Firman Allah Ta’ala (لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً) “Agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu” maksudnya adalah: Agar menjadi bukti bagi Bani Israil akan kematianmu dan kebinasaanmu, dan sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ubun-ubun setiap makhluk itu berada pada genggaman Tangan-Nya, yang tidak ada seorang pun dapat terbebas dari siksanya meskipun dia seorang penguasa yang memiliki kedudukan di antara umat manusia.
Dari sini dapat dipahami bahwa keutuhan jasad Fir’aun tidak harus sampai zaman sekarang ini sebagaimana anggapan orang-orang yang bodoh. Karena tujuan dari penampakan badannya dari dasar laut itu agar diketahui kematian dan kebinasaanya sehingga tampak menjadi kenyataan bagi sebagian kalangan Bani Israil yang meragukannya di kala itu, dan tujuan tersebut telah selesai. Selebihnya, tinggallah jasad atau bangkai Fir’aun sebagaimana umumnya jasad-jasad manusia lainnya yang tidak terhindar dari kerusakan dan tidak tersisa darinya melainkan sama persis seperti apa yang tersisa oleh jasad lainnya, yaitu pangkal tulang ekor yang darinya lah disusun kembali penciptaan manusia pada hari kiamat, dan bagi jasad Fir’aun tidak ada keistimewaan atas jasad-jasad yang lainnya. Wallahu A’lam.[2]
Akan tetapi dikatakan disini : Jika diketemukan kembali bangkai Fir’aun di era kita sekarang ini oleh para Sejarahwan dan ilmuwan ahli sejarah dan mereka buktikan bahwa jasad yang mereka temukan adalah jasad yang disebutkan oleh Allah dalam Kitab-Nya, maka sesungguhnya yang demikian itu merupakan isyarat akan kebenaran apa yang diberitakan oleh Al Qur’an yaitu tentang diselamatkannya tubuh Fir’aun.
Al ‘Allamah At Thahir Ibnu ‘Asyuur Rahimahullah berkata : Dan diantara bukti kedetailan Al Qur’an adalah firman Allah Ta’ala : (فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً) “Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu.”
Ayat ini merupakan ungkapan yang paling indah yang tidak ada ayat lain yang sebanding dengannya mengenai berita tentang Fir’aun; dan sesungguhnya ayat tersebut merupakan bukti kemukjizatan dalam al Qur’an yang sangat ilmiah karena ayat tersebut selaras dengan bukti fenomena sejarah.[3]
Kesimpulan.
Sesungguhnya badan Fir’aun pada saat itu selamat dari kehancuran dan kemusnahan. Akan tetapi tidak dipahami bahwa yang demikian itu akan tetap terjaga sampai hari kiamat. Adapun apa yang kemudian dibuktikan oleh para arkeolog dan sejarawan bahwajasad Fir’aun masih tetap terpelihara sampai detik ini, dan jasad inilah yang dipamerkan di sebagian musium-musium, maka tidak diperkenankan mengklaim bahwapenjagaan semacam ini merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah bagi seluruh umat manusia. Akan tetapi ini semua sekedar bukti kebenaran sejarah yang sesuai dengan apa yang diberitakan oleh Al Qur’an Al Karim. Dan itu semakin memperkuat eksistensi Mukjizat.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Disalin dari islamqa
[1] Tafsir Ibnu Katsir, 2/565 dengan sedikit perubahan.
[2] Dari kitab “ Al Muntaqo Min Fatawa Al Fauzan/1” soal nomer 132).
[3] At Tahrir Wa At Tanwier, 1/2065
- Home
- /
- B2. Topik Bahasan8 Kisah...
- /
- Kisah Kematian dan Jasad...