Hadits Dua Telinga Termasuk Kepala dan Maksud Qarin Dalam Suatu Hadits

HADITS DUA TELINGA TERMASUK KEPALA

Pertanyaan.
Ustadz, penulis buku shahîh fiqih sunah mendhaifkan hadis kedua telinga bagian dari kepala; juga Syaikh Masyhur Hasan dalam catatan kaki kitab Khilâfiah, Baihaqi, apa benar?

Jawaban
Hadits ini dengan lafadz :

اْلأُذُنَانِ مِنْ الرَّأْسِ

kedua telinga bagian dari kepala.

Syaikh al-Albâni rahimahullah menyampaikan bahwa hadits ini diriwayatkan dari sejumlah Sahabat Nabi Radhiyallahu anhum ; di antara mereka adalah Abu Umâmah, Abu Hurairah, `Abdullâh bin Amru , `Abdullâh bin Abâs, ‘Aisyah, Abu Musa, Anas bin Mâlik, Samurah bin Jundab dan `Abdullâh bin Zaid.

Hadits ini memang masih diperselisihkan para Ulama tentang hukumnya. Sebagian mereka ada yang menshahîhkannya, seperti az-Zaila’i dan Syaikh al-Albâni rahimahullah . Sedangkan sebagian Ulama lainnya menilainya sebagai hadits yang lemah. Di antara mereka al-Baihaqi dan dirâjihkan Syaikh Masyhur Hasan Salman dan penulis kitab Shahîh Fikih Sunnah.

Syaikh Masyhur Hasan Salman –hafizhullâhu– memang memberikan komentar agak panjang dalam menjelaskan derajat hadits ini dan kesimpulannya hadits ini lemah secara marfû’ namun shahîh secara mauqûf.

Bila kita lihat keterangan Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam silsilah al-ahâdits ash-Shahîhah no. 36 (1/81-93) nampaknya pendapat beliau sangat kuat dan cukup beralasan dalam menshahîhkannya.

Wallâhu A’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XIII/1430H/2009M . Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

MAKSUD QARIN DI DALAM SEBUAH HADITS

Pertanyaan.
Assalamu`alaikum. HR.Tirmidzi 2988: “Sesungguhnya dalam diri anak Adam terdapat bisikan dari setan dan bisikan dari malaikat. Apakah maksudnya Qarîn ? Syukran

Baca Juga  Tujuh Golongan Yang Dinaungi Allâh Azza Wa Jalla Pada Hari Kiamat

Jawaban
Hadits yang anda maksudkan lafazhnya adalah sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَقِّ وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ اْلأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ قَرَأَ الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمْ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ َالاَيَةَ

Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setan memiliki bisikan pada manusia, malaikat juga memiliki bisikan. Bisikan setan  menjanjikan keburukan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan bisikan malaikat  menjanjikan kebaikan dan mempercayai kebenaran. Barangsiapa mendapatkannya, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah Azza wa Jalla, kemudian hendaklah dia memuji Allah Azza wa Jalla . Dan barangsiapa mendapatkan yang lain, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah Azza wa Jalla dari setan yang dilaknat”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) ( al-Baqarah/2: 268) [HR. Tirmidzi, no. 2988, dishahîhkan oleh syaikh al-Albâni]

Malaikat dan setan di dalam hadits inilah yang disebut dengan istilah qarîn. Di dalam hadits lain disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنْ الْجِنِّ) وَقَرِينُهُ مِنْ الْمَلاَئِكَةِ(  قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Tidaklah seorangpun di antara kamu kecuali disertakan padanya qarîn dari kalangan jin (dan qarîn dari kalangan malaikat)”. Para sahabat bertanya: “Kepada anda juga wahai Rasûlullâh?”. Beliau menjawab: “Juga kepada saya, tetapi Allah Azza wa Jalla membantuku melawannya sehingga dia masuk Islam. Maka dia tidak memerintahkanku kecuali dengan kebaikan”. [HR. Muslim, no: 2814; Ahmad, no. 3770; dari Abdullâh bin Mas’ûd]

Baca Juga  Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Qarîn secara bahasa artinya pasangan, orang yang digabungkan, orang yang dijadikan kawan.[1] Sehingga qarîn di dalam hadits ini maksudnya adalah jin atau malaikat yang disertakan kepada setiap manusia. Jin tersebut selalu mengajak kepada keburukan, sedangkan malaikat selalu mengajak kepada kebaikan. Adapun hikmah diadakannya qarîn bagi manusia dari kalangan jin dan malaikat itu adalah sebagai ujian dari Allah Azza wa Jalla kepada manusia.

Wallâhu a’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIII/1430H/2009M . Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
________
Footnote
[1] Lihat Mu’jamul Wasith, bab huruf Qâf

  1. Home
  2. /
  3. A8. Qur'an Hadits5 Syarah...
  4. /
  5. Hadits Dua Telinga Termasuk...