Adab-adab Masjid Nabawi
ADAB-ADAB MASJID NABAWI
1. Jika anda hendak masuk ke Masjid Nabawi atau masjid manapun, maka dahulukanlah kaki kanan anda seraya mengucapkan :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Ya Allah semoga shalawat tercurah atas Muhammad, Ya Allah bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”
2. Lakukanlah shalat tahiyatul masjid sebanyak 2 (dua) raka’at, sampaikanlah salam atas Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kedua sahabatnya secara santun, dengan suara yang rendah, seraya mengucapkan :
السَّلامُ عَلَيْكُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، السَّلامُ عَلَيْكُمْ يَا أبَا بَكْرٍ ، السَّلامُ عَلَيْكُمْ يَا عُمَرَ
“Salam sejahtera atasmu wahai Rasulullah, Salam sejahtera atasmu wahai Abu Bakar, Salam sejahtera atasmu wahai Umar.”
3. Tidak menghadap kuburan saat berdoa, sebaliknya menghadaplah ke kiblat saat berdoa, berdoalah kepada Allah semata tidak kepada selain-Nya, berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla :
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلاَ تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً ﴿١٨﴾ سورة الجن
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” [Al Jin/72:18].
4. Jangan memohon kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memenuhi hajat, melepaskan suatu kesusahan, atau menyembuhkan suatu penyakit. Bahkan sebaliknya bermohonlah kepada Allah Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Jika engkau meminta maka mintalah (langsung) ke Allah, jika engkau memohon pertolongan maka minta tolonglah (langsung) ke Allah.”
Dan katakanlah, “Ya Allah dengan seluruh keimananku, dan dengan kecintaanku kepada nabi-Mu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka penuhilah hajatku dan lepaskanlah kesusahan.” Karena iman dan cinta adalah bagian dari amal shalih yang dibolehkan bertawassul kepada Allah Ta’ala dengannya.
5. Jangan berdiri seperti berdirinya orang yang sedang shalat dengan meyedakapkan tangan kanan di atas tangan kiri di depan kuburan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena bentuk tersebut merupakan bentuk penghinaan dan ketundukan, tidak layak dilakukan kecuali kepada Allah Azza wa Jalla semata.
6. Jangan meminta syafa’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena syafaat milik Allah semata. Berdasarkan firman Allah Ta’ala :
قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ ﴿٤٤﴾ سورة الزمر
“Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya.” [Az Zumar/39:44]
Dan ucapkanlah, “Ya Allah, karuniakanlah kepada kami kecintaan kepadanya, kemampuan mengikutinya, dan syafa’atnya di hari Kiamat nanti.
7. Tidak berdiri berlama-lama di sisi kubur beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan memberikan kesempatan kepada yang lainnya. Dan jangan sampai anda menjadi penyebab terjadinya kemacetan dan desak-desakan serta mencelakai orang lain.
8. Tidak mengeraskan suara anda saat di makam beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga mengakibatkan kegaduhan dan hiruk pikuk, serta jangan menyelisihi adab syar’i berdasarkan firman Allah Ta’ala :
إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿٣﴾ سورة الحجرات
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al Hujurat/49:3]
9. Hindarilah untuk menyentuh dan mencium terali atau dinding agar mendapatkan keberkahannya, karena keberkahan itu hanya dari Allah semata.
10. Hindarilah bertawaf mengelilingi makam Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena tawaf adalah suatu ibadah yang tidak dibolehkan melakukannya kecuali di Ka’bah. Allah Ta’ala berfirman :
وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ ﴿٢٩﴾ سورة الحج
“Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua (Baitullah) itu.” [Al Hajj/22:29]
11. Perbanyaklah shalawat kepada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْراً
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali (saja), niscaya Allah akan bershalawat kepadanya 10 (sepuluh) kali.”
Sebaik-baiknya bentuk shalawat adalah shalawat Ibrahimiyah berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيم
“Ucapkanlah, ‘Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim’.”
12. Berkunjung ke Masjid Nabawi merupakan hal yang dianjurkan, dan ia tidak memiliki waktu dan tempo tertentu untuk berkunjung.
13. Tidak memotivasi dengan menggunakan hadits-hadits palsu yang merupakan pendustaan atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, seperti
مَنْ حَجَّ وَلَمْ يَزُرْنِي فَقَدْ جَفَانِي
“Barangsiapa yang berhaji, dan tidak menziarahi (makam)ku, sungguh ia telah bersikap kurangajar kepadaku.” Hadits maudhu’ (palsu).
(مَنْ زَارَنِي بَعْدَ مَمَاتِي فَكَأنَّمَا زَرَانِي فِي حَيَاتِي)
“Barangsiapa yang berziarah kepadaku setelah kematianku, maka seakan-akan ia mengunjungiku pada masa hidupku.” Hadits palsu (maudhu’).
14. Safar (kepergian) ke Madinah diniatkan untuk untuk berkunjung ke Masjid Nabi, kemudian menyampaikan salam kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat masuk ke dalamnya, karena bershalawat di dalam masjidnya lebih utama daripada 1.000 (seribu) shalawat yang dilakukan di masjid-masjid selainnya. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى
“Tidak ditekankan melakukan perjalanan kecuali ke 3 (tiga) masjid, (yaitu) masjidil haram, masjid Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan masjid al-Aqsha.”
15. Jika anda hendak keluar masjid, maka dahulukan kaki kiri anda, sambil mengucapkan :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، للَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
“Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu akan karunia-Mu.”
16. Disunnahkan untuk berziarah kubur –di al-Baqi’ dan makam para syuhada Uhud- untuk mengingatkan akhirat, dan bukan untuk maksud berdoa di pekuburan.
17. Janganlah anda berkunjung ke 7 (tujuh) masjid di Madinah, namun pergilah ke Masji Quba` dan shalatlah dua rakaat di sana. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءٍ فَصَلَّى فِيهِ صَلاَةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ
“Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian datang ke masjid Quba` lalu melakukan shalat di dalamnya, baginya seperti pahala umrah.”
[Disalin dari الحج المبرور Penulis Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Penerjemah : Mohammad Khairuddin Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad.Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2009 – 1430]
- Home
- /
- A9. Fiqih Ibadah6 Haji...
- /
- Adab-adab Masjid Nabawi