Syi’ah : Apa Segi Perbedaan Antara Syi’ah Rafidhah Dengan Ahlis Sunnah ?

APA SEGI PERBEDAAN ANTARA SYI’AH RAFIDHAH DENGAN AHLIS SUNNAH ?-11/13-

Disusun oleh
Abdullah bin Muhammad As Salafi.

Berkata : Nizhomuddin Muhammad Al-Azhomi di dalam mukaddimah buku Syiah dan Nikah Mut’ah : Sesungguhnya perbedaan antara kita dengan mereka bukanlah terpokus di perbedaan cabang-cabang fikih, seperti masalah nikah mut’ah saja, sama sekali tidak, sesungguhnya perbedaan itu pada dasarnya adalah perbedaan dalam masalah pokok-pokok prinsip, ya.. perbedaan dalam aqidah terpokus di beberapa point dibawah ini :

1. Rafidhah mengatakan sesungguhnya Al Quran dirubah (diselewengkan) dan kurang.

Sedangkan kita (Ahli Sunnah) mengatakan : Sesungguhnya Al Quran adalah kalamullah lengkap tanpa ada kekurangan, tidak pernah dan tidak akan dihinggapi oleh penukarbalikan, mengurangan dan perubahan sampai Allah mewariskan bumi ini dan orang-orang yang ada di atasnya (hari Kiamat), sebagaimana Allah berfirman :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [Al-Hijr/ :9]

2. Rafidhah mengatakan sesungguhnya para sahabat Rasulullah terkecuali beberapa orang, telah murtad setelah Rasulullah wafat, dan mereka berbalik 180 derajat, dan mereka mengkhianati amanah dan agama, terutama tiga orang khalifah ; As Shidiq (Abu Bakr), Al Faruq (Umar) dan Dzu Nurain (Utsman), oleh karena itu mereka yang bertiga ini menurut mereka (Rafidhah) adalah termasuk orang yang paling bersangatan kekufuran, kesesatan dan kesalahannya.

Sedangkan kita (Ahlis-Sunnah) mengatakan sesungguhnya para sahabat Rasulullah adalah sebaik-baik manusia setelah para nabi, dan sesungguhnya mereka itu adalah adil (istiqomah) seluruhnya, tidak pernah sengaja berdusta atas nabi mereka, mereka orang-orang yang terpercaya dalam menukilkan berita.

Baca Juga  Kedustaan Mu'tazilah Terhadap Keluarga Amîrul-Mukminîn 'Ali bin Abi Thâlib

3. Rafidhah mengatakan sesungguhnya para imam adalah imam-imam Rafidhah yang dua belas yang ma’shum (terjaga dari dosa), mereka mengetahui hal ghaib, dan mengetahui seluruh ilmu yang dikeluarkan (diajarkan) kepada para malaikat, para nabi dan para rasul, dan sesungguhnya mereka mengetahui ilmu yang terdahulu dan sekarang, dan tidak ada yang tersembunyi bagi mereka sesuatu apapun, dan sesungguhnya mereka mengetahui seluruh bahasa alam semesta, dan sesungguhnya seluruh bumi ini adalah milik mereka.

Sedangkan kita (Ahli Sunnah) mengatakan, sesungguhnya mereka itu adalah manusia biasa seperti manusia-manusia lainnya, tiada perbedaan antara mereka, diantara imam-imam itu adalah ahli fikih, ulama dan khalifah, dan kita tidak menisbahkan kepada mereka apa yang tidak pernah mereka katakan terhadap diri mereka sendiri, bahkan kita berlepas diri darinya dan mereka pun (para imam) berlepas diri dari hal itu. [1]

APA KEYAKINAN ORANG RAFIDHAH PADA HARI ASY-SYURA (10 MUHARRAM) DAN APA KEUTAMAANNYA MENURUT MEREKA ?
Sesungguhnya Rafidhah mengadakan perayaan dan perkumpulan dan ratapan tangis, mereka melakukan demonstrasi di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan umum. Mereka memakai pakaian hitam tanda duka cita dalam memperingati mati syahidnya Husain dengan mengonsentrasikan pada sepuluh hari pertama dari bulan Muharram di setiap tahun, dengan keyakinan sesungguhnya perbuatan itu termasuk dari sebaik-baik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka mereka memukul-mukul pipi mereka dengan tangan mereka sendiri, memukul-mukul dada dan punggung mereka. Mereka merobek-robek baju sambil menangis dan berteriak-teriak dengan menyeru : wahai Husain, wahai Husain. Terlebih-lebih pada hari ke sepuluh setiap bulan Muharram, bahkan mereka memukul diri mereka sendiri dengan rantai besi dan pedang, seperti yang terjadi di negeri-negeri yang dihuni oleh Rafidhah seperti Iran.

Baca Juga  Membedah Syubhat Ingkarus Sunnah

Dan para ulama mereka mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang bodoh ini dimana hal itu menjadi bahan tertawaan semua umat. Sungguh salah seorang dari pembesar mereka yaitu Muhammad Hasan Alu Kasyif al Ghatha, telah ditanya tentang apa yang dilakukan oleh pengikut golongannya seperti menukul dan menampar wajah.. dst, ia berkata : Sesungguhnya ini termasuk dari mengagungkan syiar-syiar Allah : [2]

وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. [Al-Hajj/22: 32]

[Disalin dari kitab Diantara Aqidah Syi’ah, Disusun oleh Abdullah bin Muhammad As Salafi, Diterjemahkan oleh Abu Abdillah Muhammad Elvi Syam, Lc.]
_________
Footnote
[1] Mukaddimah kitab As- Syi’ah wal Mut’ah, oleh Nizhomuddin Muhammad Al-Azhomi, Hal : 6.
[2] Perbuatan yang bodoh dan lucu ini dilakukan mereka setiap tahun. Dan ketahuilah sesungguhnya Nabi telah melarang di dalam hadits yang shahih yang dikeluarkan oleh Muslim dengan no : 103, melarang menampar wajah (pipi) dan merobek baju.. akan tetapi orang Rafidhah -semoga Allah mempermalukan mereka- membuang hadits ini jauh-jauh, karena mereka ini adalah firqah (golongan) yang paling pendusta terhadap Rasulullah.

  1. Home
  2. /
  3. A9. Fiqih Dakwah Firqah...
  4. /
  5. Syi’ah : Apa Segi...