Perkara-Perkara yang Wajib Dihindari

PERKARA-PERKARA YANG WAJIB DIHINDARI

1. Kontinyu (terus-menerus) melakukan dosa
Sesungguhnya hidayah yang sempurna untuk segera bertaubat dari dosa-dosa tidak akan terealisasi dengan terus-menerus melakukannya, karena hal yang demikian itu bertentangan dengan tujuan dan maksud dari taubat itu sendiri.

Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” [Ali ‘Imran/3: 135]

2. Berpaling dari tempat-tempat kebaikan
Allah Ta’ala berfirman:

وَحَسِبُوا أَلَّا تَكُونَ فِتْنَةٌ فَعَمُوا وَصَمُّوا ثُمَّ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ عَمُوا وَصَمُّوا كَثِيرٌ مِنْهُمْ ۚ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

“Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencana pun (terhadap mereka dengan mem-bunuh Nabi-Nabi itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan pekak, kemudian Allah menerima taubat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” [Al-Maa-idah/5: 71]

Allah Tabaaraka wa Ta’aala berfirman:

أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” [At-Taubah/9: 126]

3. Menganggap remeh dosa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Baca Juga  Istiqamah Dan Memperbaiki Diri Setelah Taubat

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوْبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ، كَرَجُلٍ كَانَ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَحَضَرَ صَنِيْعُ اْلقَوْمِ فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ فَيَجِيْئُ بِاْلعُوْدِ، وَالرَّجُلُ مُجِيئُ بِاْلعُوْدِ حَتَّى جَمَعُوْا سَوَادًا فَأَجَّجُوْا نَارًا وَأَنْضَجُوْا مَا قَذَفُوْا فِيْهَا.

“Hati-hatilah kalian dari sikap meremehkan dosa, karena sesungguhnya dosa-dosa itu akan berkumpul pada seseorang hingga ia benar-benar akan meng-hancurkannya, seperti seseorang yang berada di tanah yang lapang, maka datanglah waktu menghidangkan makanan untuk suatu kaum, lalu seseorang pergi dan datang dengan membawa satu batang kayu. Dan yang lainnya juga pergi dan datang dengan satu batang kayu sehingga mereka mampu mengumpulkan dalam jumlah banyak. Lalu mereka nyalakan api dan mematangkan semua yang mereka lemparkan ke dalamnya.”1

4. Terang-terangan melakukan dosa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافىً إِلاَّ الْمُجَاهِرِيْنَ.

“Setiap umatku akan dimaafkan kecuali mereka yang terang-terangan (melakukan perbuatan dosa).”2

[Disalin dari buku Luasnya Ampunan Allah”  Terjemahan dari kitab at-Taubah an-Nashuuh fii Dhau-il Qur-aan al-Kariim wal Ahaa-diits ash-Shahiihah,  Ditulis oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali hafizhahullaah, Penerjemah Ruslan Nurhadi, Lc. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
1  HR. Ahmad (I/402-403) dari hadits Ibnu Mas’ud dan disha-hihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahiih al-Jaami’ish Sha-ghiir (no. 2684).
2  HR. Al-Bukhari (X/405) dan Muslim (no. 2990) dari hadits Abu Hurairah.

  1. Home
  2. /
  3. A6. Wajibnya Taubat Nasuha
  4. /
  5. Perkara-Perkara yang Wajib Dihindari