Memohon Dan Berdo’a Kepada Selain Allah
MEMOHON DAN BERDOA KEPADA SELAIN ALLAH
Oleh
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta
Pertanyaan.
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Apakah istighatsah kepada (orang yang masih hidup) yang tidak hadir (tidak ada di tempat) atau kepada orang mati tergolong kafir (syirik) besar ?
Jawaban.
Ya, istighatsah kepada orang mati dan yang tidak hadir adalah syirik besar ; dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Dan barangsiapa yang menyembah sesembahan yang lain disamping menyembah Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya melakukan hal itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabb-nya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada beruntung“. [Al-Mu’minun/23 : 117]
Dan firmanNya.
ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ ﴿١٣﴾ إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
“Yang (berbuat) demikian itulah Allah, Rabb-mu. KepunyaaNya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada memiliki apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu ; dan kalaupun mereka mendengar ; mereka tidak dapat mengabulkan permintaanmu. Pada hari kiamat mereka akan mengingkari kesyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui“. [Fathir/35 : 13-14]
Semoga shalawat tercurah kepada Nabi, keluarganya dan sahabat-shabatnya.
(Fatawa Li Al- Lajnah Ad-Da’imah 1/98, Fatwa no. 9272 Di susun oleh Syaikh Ahmad Abdurrazzak Ad-Duwaisy, Darul Asimah Riyadh)
ANDIL PARA WALI DALAM PENGATURAN ALAM !?
Oleh
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta
Pertanyaan
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Saya telah mendengar dan melihat dengan kedua mata saya orang-orang yang mengatakan bahwa para wali memiliki andil di dalam (mengatur) alam dan diri seseorang. Mereka mengatakan bahwa para wali memiliki empat puluh wajah ; bisa dilihat dalam bentuk manusia, ular, singa dan sebagainya. Mereka pergi ke pekuburan dan tidur atau bergadang di sana (karena mengharap kesembuhan dan lain-lain). Mereka mengatakan bahwa (pada saat seperti itu) wali tersebut berdiri di hadapan mereka dan berkata, ‘Pulanglah karena sesungguhnya kamu telah sembuh’. Apakah perkataan seperti in benar atau tidak ?
Jawaban.
Para wali tidaklah memiliki pengaturan (apapun) pada diri seseorang. Apa yang Allah berikan kepada mereka dari sebab seperti apa yang Allah berikan kepada manusia yang lain. Mereka tidak memiliki kemampuan melakukan hal-hal yang luar biasa. Tidak mungkin mereka bisa berubah wujud menjadi selain wujud manusia, baik dalam wujud ular, singa, kera, atau binatang yang lain. Kemampuan seperti itu hanya Allah berikan khusus kepada malaikat dan jin.
Disyari’atkan pergi ke pekuburan untuk berziarah dan mendoakan penghuninya semoga mendapat pengampunan dan rahmat dari Allah. Tidak boleh menziarahi kubur untuk meminta berkah dan kesembuhan dari penghuninya, memohon kepadanya agar menghilangkan kesusahan-kesusahan (yang dihadapi) dan mengabulkan keinginan-keinginan. Bahkan yang seperti itu adalah syirik besar, seperti halnya menyembelih (kurban) untuk selain Allah juga syirik besar. Sama saja apakah itu dilakukan di kubur para wali ataupun bukan. Apa yang anda ceritakan tentang mereka itu bertentangan dengan syari’at, bahkan termasuk bid’ah yang mungkar dan keyakinan syirik.
Shalawat serta salam semoga tercurah atas Nabi, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.
(Fatawa Li Al- Lajnah Ad-Da’imah 1/104, Fatwa no. 3716 Di susun oleh Syaikh Ahmad Abdurrazzak Ad-Duwaisy, Darul Asimah Riyadh)
[Disalin dari Majalah Fatawa edisi 3/I/Dzulqa’dah 1423H. Alamat Redaksi : Islamic Center Bin Baz. Jl. Wonosari KM10 Situmulyo, Piyungan, Bantul Yogyakarta Tel/Faks (0274) 522964]
- Home
- /
- B1. Topik Bahasan2 Tawassul...
- /
- Memohon Dan Berdo’a Kepada...