Doa Nabi Ibrahim dan Ismail Agar Allah Menerima Amal Mereka

DOA NABI IBRAHIM ALAIHISSALLAM DAN ISMAIL ALAIHISSALLAM AGAR ALLÂH SUBHANAHU WA TA’ALA MENERIMA AMAL MEREKA

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿١٢٧﴾ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Ya Rabb kami! Terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Rabb kami! Jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Baqarah /2: 127-128]

Ini adalah di antara doa kekasih Allâh Nabi Ibrahim, dan putranya yaitu Ismail as kala meninggikan pondasi Ka’bah. Shiddiq Hasan Khan Al-Qinnauji dalam Nuzulul Abrâr hal. 147 lebih cenderung doa ini dibaca secara lengkap seperti tertera dalam Al-Qur’ân.

Kandungan Doa:
1. Menghadirkan khauf dan rajâ’ dalam doa dan amal
Wuhaib bin al-Ward tatkala membaca ayat 127 Surat Al-Baqarah yang artinya: “ Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Rabb kami terimalah daripada kami (amalan kami), “  ia menangis dan berujar: “Wahai Kekasih Allâh (Khalîl ar-Rahmân)! Engkau meninggikan pondasi Rumah ar-Rahman, namun engkau pun merasa khawatir kalau-kalau itu tidak diterima darimu?!”

Cobalah kita renungkan, bagaimana keduanya menghadirkan khauf (rasa takut) dan rajâ’ (rasa harap); cemas kalau Allâh tidak berkenan menerima amal keduanya. Mereka tengah berada dalam amal shalih nan agung, namun masih memohon dengan penuh tunduk dan tawadhu’ agar amalnya diterima. Bagaimana pula dengan kita yang penuh keteledoran dan kealpaan?!

Baca Juga  Do'a Memohon Ampunan Untuk Kedua Orang Tua dan Kaum Mukminin

Seperti itulah seharusnya keadaan seorang Mukmin.

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. [Al-Mu’minûn /23: 60]

2. Diterimanya amal menjadi hal yang sangat urgen; yang tercermin dalam keikhlasan dan mengikuti Sunnah. Seorang hamba harus membersihkan dirinya dari sum’ah, riya’ dan ujub, karena Allâh lah Yang Maha Mendengar doa dan Maha Tahu segala niat hamba-Nya.

3. Disyariatkannya bertawassul kepada Allâh dalam berdoa dengan Asma’ dan Sifat Allâh yang sesuai dengan permintaannya, bukan dengan kebesaran (jâh) atau hak si fulan dan semacamnya.

4. Pentingnya berdoa agar selalu diberi ketegaran di atas Islam bagi dirinya, dan juga anak keturunannya.

5. Meski seorang hamba sudah berusaha sekuat tenaga beramal, namun pastilah ada sisi kekurangan dan keteledoran. Maka dalam segala keadaan perlu bertaubat kepada-Nya.

[Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr cet. Dârul Hadîts 1/379; Aisar At-Tafâsîr cet. Maktabah Al-‘Ulûm Wal Hikam 1/56; Taisîrul Karîm Ar-Rahmân hal. 66]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

  1. Home
  2. /
  3. A7. Adab Do'a dan...
  4. /
  5. Doa Nabi Ibrahim dan...