Doa Ibnu Mas’ûd Agar Menyertai Rasûl Di Surga Tertinggi

DOA IBNU MAS’UD AGAR MENYERTAI RASUL SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM DI SURGA TERTINGGI

     للَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لاَ يَرْتَدُّ ، وَنَعِيمًا لاَ يَنْفَدُ ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ

Ya Allâh, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu iman yang tidak pernah berbalik menjadi kufur, kenikmatan yang tidak sirna, dan agar mengiringi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga abadi yang paling tinggi. [Ahmad, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani dalam al-Kabîr]

Dari Ibnu Mas’ûd Radhiyalalhu anhu berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk Masjid. Beliau ada di antara Abu Bakr dan Umar. Ternyata Ibnu Mas’ud tengah shalat, dengan membaca Surat An-Nisa’. Hingga Ibnu Mas’ud sampai pada penghujung ayat ke-100 dari An-Nisa’, lalu berdoa, sedangkan ia tengah menunaikan shalat (malam). Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda (tanpa diketahui Ibnu Mas’ud), “Mintalah, niscaya engkau akan diberi. Mintalah, engkau akan diberi” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang merasa senang membaca Al-Quran secara segar sebagaimana ia diturunkan, maka hendaklah ia membacanya dengan bacaan (cara dan sikap membaca) Ibnu Ummi ‘Abd (yaitu Abdullah bin Mas’ud).

Pagi harinya, Abu Bakr Radhiyallahu anhu bergegas menuju Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu, untuk memberi kabar gembira tersebut. Abu Bakr Radhiyallahu anhu bertanya, “Apa yang  engkau minta kepada Allâh Azza wa Jalla tadi malam?” Ia menjawab, “Aku mengucapkan, “Ya Allâh, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu iman yang tidak pernah berbalik menjadi kufur, kenikmatan yang tidak sirna, dan agar selalu bersama Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga abadi yang paling tinggi.Kemudian Umar Radhiyallahu anhu datang juga kepada Ibnu Mas’ûd Radhiyalalhu anhu. Dan dikatakan kepada Umar Radhiyallahu anhu bahwa Abu Bakr Radhiyallahu anhu telah mendahuluimu. Umar pun berkata, “Semoga Allâh merahmati Abu Bakr Radhiyallahu anhu. Tidaklah aku berusaha untuk mendahuluinya dalam kebaikan sama sekali, melainkan ia telah mendahuluiku.” [HR. Ahmad]

Baca Juga  Keutamaan dan Bentuk Majelis Dzikir

Dalam riwayat lain Ibnu Mas’ud berkata, “Tidaklah aku shalat fardhu maupun sunnah, melainkan aku berdoa kepada Allâh di penghujung shalatku, Ya Allâh, sesungguhnya aku meminta …. [lihat Mirqâtul Mafâtîh, 11/173]

FAIDAH

  1. Iman yang kokoh merupakan benteng agung yang menjaga seseorang dari kekufuran. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, apakah amalan yang paling utama? Di antara jawaban Beliau n adalah, “Iman yang tak ada keraguan di dalamnya.” [HR. Ahmad dan an-Nasa’i]
  2. Kenikmatan yang tiada sirna adalah kenikmatan surga. Dan itulah kenikmatan hakiki.
  3. Begitu pentingnya untuk memiliki himmah (cita-cita dan kemauan) yang tinggi, dengan  meminta yang terbaik. Sebagaimana Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu meminta untuk menyertai Rasûlullâh di surga tertinggi. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bila seorang dari kalian berdoa, janganlah berucap, Ya Allâh (berilah kami) bila Engkau menghendaki. Akan tetapi agar ia meminta permohonan yang besar nan agung. Sesungguhnya pemberian yang Allâh berikan tidak ada yang berat bagi-Nya.” [HR. Ahmad].”

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

  1. Home
  2. /
  3. A7. Adab Do'a dan...
  4. /
  5. Doa Ibnu Mas’ûd Agar...