Membaca Ta’awwudz Ketika Konsentrasi Shalat Terganggu
MEMBACA TA’AWWUDZ KETIKA KONSENTRASI SHALAT TERGANGGU
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Aku berlindung kepada Allâh dari syetan yang terkutuk.
Kemudian meniupkan mulut dengan sedikit hembusan ludah (tafl; bukan meludah) sebanyak tiga kali.
Ini seperti ucapan Utsman bin Abil ‘Ash Radhiyallahu anhu ketika datang kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Wahai Rasûlullâh! Sungguh, syaitan telah menghalangi antara aku dengan shalatku dan bacaanku. Ia membuatnya rancu bagiku?” Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah syaitan, yang disebut dengan Khinzab. Bila engkau merasakannya, maka mohonlah perlindungan kepada Allâh k darinya. Dan tiupkanlah dengan sedikit hembusan ludah ke arah kirimu tiga kali.” Lalu aku (Utsman bin Abil ‘Ash) pun melakukannya, dan Allâh k menghilangkan gangguan syaitan itu dariku. [HR. Muslim]
Utsman bin Abil ‘Ash Radhiyallahu anhu dalam hadits di atas mendapati ada rasa was-was dan gangguan kala ia shalat. Syaitan telah menghalangi kekhusyukannya. Syaitan telah mengganggunya, sehingga ia tidak bisa merasakan kelezatan shalat dan konsentrasi untuk menghadirkan khusyuk. Karena syaitan telah mengacaukan shalatnya dan membuatnya dihinggapi ragu-ragu dalam shalatnya.
Hadits di atas menunjukkan disunnahkannya meminta perlindungan kepada Allâh k dari ganggungan syaitan ketika seseorang mendapatkan gangguan dan bisikannya. Ditambah dengan meniupkan mulut dengan sedikit hembusan ludah ke arah kiri sebanyak tiga kali (tafl).[1]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Bila seseorang shalat (berjamaah) di posisi paling kiri dari shaff, ia bisa melakukan tafl ke arah kirinya di area yang bukan area masjid. Kalau tidak begitu, ia bisa melakukannya ke arah kirinya di baju, ghutrah (kain diletakkan di atas kepala seorang lelaki yang menjuntai sampai pundak) atau tisu. Kalau susah, cukup ia menoleh (kepalanya saja) ke arah kiri dan berta’awwudz.”[2]
Beliau juga berkata, “Meniupkan mulut dengan sedikit hembusan ludah (tafl) ke arah kiri bisa dimungkinkan bila ia seorang imam, atau tengah shalat sendiri. Akan tetapi bila ia seorang makmum, di mana ada orang di sebelah kirinya, maka hal ini bisa saja tidak bisa dilakukan. Dan ketika itu cukup dengan menolehkan kepala saja (untuk berta’awwudz). Bisa pula kita katakana bahwa tidak perlu ketika itu untuk menoleh, akan tetapi cukup meminta perlindungan kepada Allâh dari syaitan yang terkutuk. Karena zahirnya adalah bahwa menoleh tersebut dilakukan untuk meniupkan mulut dengan sedikit hembusan ludah yang dilakukan saat berlindung kepada Allâh dari syetan. Karena tidak mungkin untuk melakukan tafl ke arah depannya, sedangkan dia tengah shalat. Karena Nabi n melarang hal tersebut.” [HR. Al-Bukhârî kitab ash-shalât bâb tidak lâ yabshuq ‘an yamînihi fî ash-shalât].[3]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XX/1438H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Lihat Syarh Imam An-Nawawi atas Shahih Muslim 14/190
[2] Audio Fatâwâ Nûr ‘alâ ad-Darb Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, kaset no 694 menit 23
[3] Fatâwâ Nûr ‘alâ ad-Darb Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin 4/ 332
- Home
- /
- A9. Fiqih Ibadah3 Shalat
- /
- Membaca Ta’awwudz Ketika Konsentrasi...