Menaruh Kepercayaan Kepada Kaum Kafir
MENARUH KEPERCAYAAN KEPADA KAUM KAFIR[1]
Ketahuilah, bahwa Allâh telah memberi peringatan kepada kita, agar kita tidak mempercayai kaum kafir dan merasa nyaman dengan mereka. Allâh Azza wa Jalla telah menerangkan bahwa kaum kafir itu, siapa pun mereka, tidak menghendaki kebaikan bagi kita kaum Muslimin. Mereka sangat menaruh benci dan dengki kepada kita. Tidak segan-segannya mereka terus berusaha untuk menimpakan kesusahan kepada kita, untuk menghancurkan agama kita dan menyurutkan kita menuju kekufuran. Wal `iyâdzu billâh. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ
Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Rabbmu. [Al-Baqarah/2: 105]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. [Al-Baqarah/ 2: 109]
Dalam ayat-ayat lain pun Allâh Azza wa Jalla memperingatkan agar kita tidak menaruh kepercayaan kepada kaum kafir sekaligus menjelaskan tipu daya mereka. Semenjak diutusnya Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak henti-hentinya kaum kafir merancang untuk membidik dan menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allâh dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allâh tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. [At-Taubah/ 9: 32]
Berbagai cara mereka tempuh untuk melancarkan tujuan busuk mereka. Terkadang dengan melakukan invasi senjata dengan memerangi kaum Muslimin. Sesekali mereka tebarkan makar dan intrik busuk di tengah barisan kaum Muslimin. Kali lain dengan menggunakan tipu daya, seolah tampak sebagai sahabat yang memberi nasihat. Namun sejatinya mereka tengah menanam racun.
Demikianlah tabiat mereka. Bila mereka menemui kebuntuan dari satu pintu, mereka akan mencari pintu lain. Bila tidak mampu menghempaskan dan mencelakakan jama’ah Muslimin, mereka akan menimpakannya pada orang perorang dari kaum Muslimin. Dan agama kita sudah menjelaskan secara gamblang dan membongkar segala makar dan intrik mereka. Akan tetapi terkadang kaum Muslimin lalai, sehingga mereka pun memanfaatkan kelengahan Muslimin. Mereka tanamkan racun berbisa dalam tubuh umat Islam. Namun kala kaum Muslimin terbangun dan sadar akan jerat mereka, ketika kaum Muslimin kembali ke pangkuan agama mereka, Allâh Azza wa Jalla akan membalikkan makar mereka sehingga menimpa diri mereka sendiri. Allâh Azza wa Jalla akan senantiasa menjaga para hamba-Nya dari makar mereka.
Di era sekarang ini, makar dan tipu daya kaum kuffar terhadap kaum Muslimin sudah semakin menjadi-jadi. Pengaruh mereka terhadap kaum Muslimin sudah meningkat pesat, dikarenakan kelengahan kaum Muslimin terhadap mereka, dan juga karena menaruh percaya kepada mereka. Memang benar apa yang telah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan:
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ عَلَى قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: أَمِنْ قِلَةٍّ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: بَلْ أَنْتُمْ كَثِيرٌ، وَلَكِنْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ
Hampir saja umat-umat bersekongkol mengerumuni kalian seperti berkerumunnya orang-orang yang makan menghadapi pinggan makannya.” Seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada saat itu?” beliau menjawab, “Bahkan jumlah kalian pada hari itu banyak, akan tetapi kalian adalah buih, layaknya buih air bah… [HR. Abu Daud]
Di antara cobaan berat terhadap umat ini adalah kaum kuffar diberikan keahlian di bidang teknologi dan manajemen dalam urusan duniawi. Sedangkan umat Islam tertinggal di belakang, dikarenakan ada faktor kemalasan dan perpecahan. Padahal semestinya kaum Musliminlah yang berada di garda terdepan dalam setiap lini kehidupan. Sebab Islam memang memerintahkannya. Agama ini menginginkan agar mereka yang memegang tali komando, sedangkan kaum kafir menjadi pengikut semata, sebagaimana para pendahulu umat ini. Kita berdoa agar Allâh menjadikan umat ini kembali memegang kendali dunia, sehingga benar-benar kaum Muslimin memperoleh kejayaannya.
Namun disayangkan sekali, tatkala kaum Muslimin tidak menjaga kedudukan mereka sebagai pemegang komando di dunia, dan mereka menyia-nyiakan agama ini, akhirnya mereka terbuang dan menjadi kaum yang bergantung pada kaum kafir dalam segala hal. Kaum kafir memanfaatkan kondisi ini, sehingga tidaklah kaum kafir memberikan sesuatupun kepada umat ini, kecuali harus ditebus mahal yang mengorbankan sisi agama, harta dan juga tanah air umat Islam. Putra-putra umat ini pun mulai dikirim ke negeri kuffar untuk mempelajari pengetahuan dari mereka, untuk memenuhi kebutuhan di negeri asal mereka. Ini adalah tujuan kaum Muslimin yang utama terkait pengiriman tersebut. Namun kaum kuffar punya maksud lain. Tujuan utama mereka adalah untuk merusak putra-putra umat ini, mengikis agama mereka, serta mencekoki mereka dengan pemahaman sesat, serta membenamkan mereka dalam kobangan hawa nafsu. Sehingga banyak di antara putra-putra umat yang kembali ke negeri mereka,sedangkan agama mereka telah tercukur habis! Wal `iyâdzu billâh.
Inilah yang diinginkan kaum kuffar terhadap kaum Muslimin. Mereka ingin agar umat Islam tetap saja membutuhkan kaum kuffar. Mereka pun hendak merusak anak-anak Islam, sehingga akan menjadi senjata makan tuan, di mana putra umat sendiri lah yang merongrong Islam dan kaum Muslimin dengan ulah dan pemahaman mereka. Maha benar Allâh di mana Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (yaitu selain kaum Muslimin); (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. [Ali Imrân/ 3: 118]
Termasuk hal yang harus kita waspadai juga, mempercayakan pendidikan anak-anak kita kepada lembaga-lembaga yang justru mengaburkan identitas keislaman anak-anak kita. Bisa saja berwujud lembaga pendidikan milik non Muslim, maupun lembaga yang dikhawatirkan bisa merusak akidah dan moral mereka.
Sungguh ironis, bila asset berharga umat ini harus dipercayakan kepada pihak yang sama sekali tidak mengerti tentang pendidikan Islam. Pertanyaannya, kemanakah hendak dibawa generasi muda kita, bila tak dibina dengan nilai-nilai Islam yang mulia?! Apakah kita rela kalau mereka tumbuh dengan jiwa hampa, tanpa bekal didikan Islami yang akan menuntun mereka menuju kejayaan dan kebahagiaan sejati?!
Kita memohon kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala, agar Allâh melindungi umat ini, dan mengembalikan umat ini sebagai umat yang penuh izzah ; penuh kekuatan dan harga diri. Karena kekuatan dan kebesaran, hanyalah milik Allâh, Rasul dan kaum Mukminin.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XX/1438H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Diangkat dari al-Khutab al-mimbariyah, 2/144
- Home
- /
- A9. Fiqih Dakwah Kepada...
- /
- Menaruh Kepercayaan Kepada Kaum...