Arahan Untuk Para Da’i

ARAHAN UNTUK PARA DAI

Pertanyaan
Kami para pemuda sedang menuju ke Barat untuk berdakwah kepada Allah, kami memohon kepada anda bekal nasehat dan arahan untuk dapat kami ambil faedah dalam perjalanan kami. Semoga Allah menjaga anda.

Jawaban
Sesungguhnya dakwah merupakan salah satu kewajiban yang ditekankan. Ia termasuk jalannya para Nabi, para Rasul dan orang yang mengikutinya dari kalangan para ulama, dai dan orang sholeh. Sebagai keinginan untuk menyempurnakan dan merealisasikan tujuan perjalanan dakwah dan mengambil faedah dalam waktu anda yang sangat berharga yang anda harapkan pahala dari Allah Ta’ala. Maka kami memberikan nasehat kepada anda berikut ini.

1. Bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dan muroqobah (merasa diawasi) baik dalam kondisi sembunyi maupun terang-terangan. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda.

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Bertakwalah anda kepada Allah dimana saja anda berada’ [HR. Tirmizi, 1910 dan dihasankan oleh Al-Bany di shohih Tirmizi, 1618.

Takwa kepada Allah adalah pilar utama dalam semua urusan. Ia sebagai sebab mendapatkan taufiq di dunia dan pahala di akhirat. Mengharapkan pahala dan mengikhlaskan niatan hanya untuk Allah Azza wa Jalla dalam ucapan dan perbuatan.

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya amalan tergantung dari niatan, dan masing-masing orang tergantung apa yang diniatkan’ [HR. Bukhori,1 dan Muslim, 3530.]

Hal ini yang membantu para dai dan menjadikan amalannya barokah. Sebagaimana takwa kepada Allah adalah pilar utama dalam semua urusan. Dan ia sebagai sebab mendapatkan taufiq di dunia dan pahala di akhirat.

2. Jadilah anda sebagai contoh yang baik dalam perkataan, penampilan, makan dan tidur anda semua. Semuanya itu mencontoh kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam dalam ucapan dan perbuatannya.

3. Menjaga dari pandangan mata, khususnya di negara yang banyak tabarruj (bersolek) dan membuka aurat.

4. Bagus sekali kalau (tetap) memakai pakaian arab, karena banyak sekali kemaslahatannya. Tidak direkomendasikan memakai pakaian eropa. Sementara ungkapan bahaya memakai pakaian arab di luar, itu hanya sekedar isu tidak ada hakekatnya. Memungkinkan melepas qutrah atau simag (kain yang dipakai untuk menutup atas kepala) dan cukup memakai peci ketika hal itu dibutuhkan.

5. Siwak merupakan sunnah diantara sunnah Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, dan hal itu jarang sekali di beberapa negara. Dan ia merupakan hadiah yang disukai kebanyakan umat Islam

6. Mempergunakan tas tangan (hand bag) untuk tempat pakaian, karena ada kemungkinan hilangnya tas di negara tersebut. Begitu juga kemungkinan terbuka untuk mengirimkan buku yang dibutuhkan lewat cargo. Menukar uang anda ke dolar untuk kebutuhan disela-sela bepergian.

Baca Juga  Wajib Berdakwah Kepada Allah dan Tidak Berputus Asa

7. Melakukan semua kemungkinan yang dibutuhkan sebelum bepergian seperti suntikan (imunisasi) dari penyakit yang menyebar di negara yang di akan dikunjunginya. Dan membawa kartu imunisasi internasional yang berwarna kuning.

8. Membawa semua alamat yang dibutuhkannya seperti alamat Kedutaan sebagian negara-negara arab dan negara Islam. Begitu juga (alamat) markaz dan Yayasan Islam yang dikenal dan terpercaya. Berhati-hati anggapan umat Islam yang anda bersinggungan dengannya bahwa anda datang untuk membantu secara finansial. Karena hal ini membuka kepada anda pintu permintaan untuk bantuan  dan permintaan secara individu. Bahkan sebagian orang menyangka bahwa anda membawa dana besar sehinggga orang jelek mengincar anda. Akan tetapi hal ini tidak menghalangi anda (membawa) sebagian (dana) zakat dan shodaqah untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan ketika anda cocokk dengan mereka disertai kehati-hatian dan secara sembunyi.

9. Tidak berbincang-bincang yang dirasa tidak perlu. Hati-hati memperbincangkan masalah pernikahan meskipun hanya sekedar bergurau apalagi dengan penterjemah. Dan telah terjadi musibah kepada sebagian para dai yang menikah pertama kali dalam perjalan dakwahnya. Dan menceraikan di akhir rihlahnya. Hal itu membuat image jelek bagi para dai dan membiarkan anak serta istri-istrinya.

10. Membekali dengan berikut ini,

  • Mushaf saku, disarankan yang ada terjemah makna kata dan sebab turunnya ayat.
  • Satu dua kitab tentang aqidah, terutama masalah tauhid dan yang terkait dengan cara-cara sufi.
  • Satu atau dua kitab dalam masalah fiqih ibadah terutama masalah fiqih bersuci, shalat dan puasa
  • Kitab ‘Riaydus Solihin’ karangan Imam Nawawi. Ia merupakan refrenci lengkap terutama dalam masalah fiqih bersuci dan puasa
  • Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah
  • Sekumpulan rekaman  pelajaran dan muhadhoroh pilihan untuk diambil manfaatnya apalagi disela-sela perjalanan panjang di mobil.
  • Membawa sarana yang membantu untuk menentukan kiblat, waktu-waktu shalat dan alarm jam. Diutamakan memberi alat rekaman kecil untuk merekam sebagian pengajian dan merekam sebagian interviu dengan penduduk setempat dikala dibutuhkan. Dan pertemuan-pertemuan dakwah serta apa yang telah disebutkan agar seorang dai dapat mengambil manfaat dalam mempersiapkan pengajian, muhadhoroh dan menjawab pertanyaan. Begitu juga dalam mengatur waktu dan mengambil faedah dengan izin Allah Ta’ala.

11. Mengambil manfaat semaksimal mungkin dari waktu untuk kemanfaatan dakwah. Dimana kunjungan anda di sana akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh umat Islam di negeri tersebut. Maka tidak ada pintu kebaikan yang memungkinkan masuk didalamnya, maka jangan ragu anda untuk memasukinya. Hal itu bisa berkordinasi dengan para ikhwah penanggung jawab dan pengatur.

12. Menjaga dari sisi kelemahan ilmu, kebodohan dan perbedaan madzhab ketika ada permasalahan atau masalah yang didiskusikan serta berusaha menjauhi membahas masalah-masalah khilafiyah dan pengklasifikasikan orang. Dan menjaga untuk menjelaskan kebenaran tanpa membahas individu seseorang.

Baca Juga  Mereka yang Berjatuhan Dari Dakwah Salafiyah

13. Bijaksana merupakan pilar utama dalam manhaj dakwah kepada Allah Ta’ala terutama dalam kondisi bepergian. Dan ini dibutuhkan dalam membuat skala prioritas dan berjenjang dalam merealisasikan tujuan sebagaimana dibutuhkan dalam berinteraksi dengan berbagai macam tipe manusia. Diantara sikap bijak adalah memberikan apresiasi kepada seseorang dan menjaga kedudukannya serta menempatkan seseorang pada tempatnya.

14. Seorang dai akan mendapatkan pertanyaan fiqih yang sering terjadi di sela-sela perjalanan. Terutama setelah memberikan pelajaran dan pengarahan. Maka seyogyanya moderat dalam berinteraksi terhadap masalah ini. Dan menjawab pertanyaan disertai dalil agama dan menyebutkan pendapat ahli ilmu atau mengucapkan kata ‘saya tidak mengetahui’ sebagaimana  ungkapan ‘Barangsiapa yang mengatakan saya tidak tahu, maka dia telah berfatwa’ tidak mengapa menunda jawaban sampai mendalami masalah ini.

15. Lebih utama pelajaran dan pengarahan digilir diantara peserta dalam perjalanan. Dan kami lihat tidak bagus hanya mengedepankan satu orang saja yang bertanggung  jawab semuanya sehingga dia menjadi mufti, khotib, pemberi nasehat meskipun dia lebih menguasai dan lebih tinggi keilmuan. Karena diantara tujuan perjalanan adalah melatih para dai secara amali dalam berdakwah. Perjalanan ini merupakan kesempatan emas untuk melatih memberikan nasehat, berkhutbah terutama bagi orang yang mendapatkan kesulitan dan ketidak mampuan pada dirinya dalam menerapkan hal itu di dalam negeri dikarenakan adanya para ulama’ dan para penuntut ilmu.

16. Mengenal kondisi umat Islam, hal itu dengan mengenal kondisi islam secara umum, Organisasi, Yayasan Islam yang resmi maupun tidak resmi di daerah tersebut secara khusus. Menulis alamat-alamatnya, laporan tentang kegiatannya. Begitu juga mengenal tokoh-tokoh Islam yang dikenal dan berpengaruh di masyarakat. Dan berusaha semaksimal mungkin menggaetnya dengan berkunjung dan dengan perkataan baik. Untuk mengambil manfaat kebaikan baik untuk agama Islam maupun umat Islam. Semuanya itu sesuai dengan aturan agama. Begitu juga perlu mengenal aktifitas yang memusuhi Islam di daerah dan sekitarnya.

17. Memperkuat hubungan dengan instsansi agama yang ada secara resmi. Hal itu dengan pertemuan persahabatan dan saling memberi hadiah kitab dan cindera mata islami atau semisalnya. Hal ini akan banyak memudahkan dalam kegiatan dan lebih cepat dalam menyebarkan dakwah dan mempengaruhinya.

Sebagai penutup, kami memohon kepada Allah agar anda mendapatkan taufiq dan ketepatan.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarokatuhu .

Disalin dari islamqa

  1. Home
  2. /
  3. A9. Fiqih Dakwah Agama...
  4. /
  5. Arahan Untuk Para Da’i