Kata Pengantar Penerbit

KATA PENGANTAR PENERBIT

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya dan memohon ampunan-Nya. Kami berlindung kepada-Nya dari jahatnya jiwa kami dan buruknya amal-amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak satupun dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan, tak satupun dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wa ba’du.

Tak dapat disangkal lagi bahwa persoalan takdir masih menjadi teka-teki bagi kebanyakan kaum muslimin. Tidak sedikit di antara mereka yang telah berputus asa untuk menemukan korelasi antara takdir dan amal hamba. Adapula yang antipati mengkaji tentangnya dengan dalih sulit, pelik, rumit atau takut tersesat. Wal hasil, kendati akhirnya mereka (terpaksa) mengimani takdir, tak urung masih menyimpan ganjalan yang terselip di hatinya. Masih belum menerima seratus persen dalam mengimani takdir ini.

Padahal, sebagaimana arkanul iman yang lain,iman terhadap takdir menuntut kemantapan, keyakinan utuh dan tidak tercampuri oleh noda-noda keraguan ataupun ganjalan. Oleh karena itulah tatkala Ibnu Ad-Dailami mendatangi Ubay bin Ka’ab dan berkata, “di hatiku ada ganjalan perihal takdir.” Dengan nada tinggi, sahabat agung ini menjawab:

لو أنفقتَ مثل أُحُد ذَهَبًا ما قَبِلَه الله منك حتى تؤمن بالقدَر

Demi Allah, seandainya engkau infakkan segunung uhud emas, maka sekali-kali Allah tidak akan menerimanya darimu hingga engkau beriman kepada takdir.

Kesalahan dalam memahami takdir dapat berakibat fatal, bukan saja dalam perkara yang furu’ namun dalam perkara akidah yang ushul (prinsip). Bisa jadi seseorang tergelincir ke jurang pemahaman qadariyah yang mengatakan bahwa segala sesuatu terjadi semata-mata usaha manusia ataupun alamiah, tidak ada hubungannya dengan takdir.

Baca Juga  Beralasan Dengan Takdir Atas Perbuatan Maksiat

Atau kelompok ekstrim lain bemama jabriyah yang mengatakan bahwa manusia dipaksa untuk mengerjakan apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah, sehingga tidak ada pilihan ataupun usaha dari hamba.

Penulis buku ini berpihak pada pemahaman yang diyakini oleh salaful ummah dari kalangan sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, yakni pemahaman ahlus sunnah wal jamaah yang merupakan sebaik-baik pemahaman.

Dengan metode tanya jawab perihal polemik yang sering diperbincangkan manusia tentang takdir, buku ini akan memiliki andil yang besar -bi idznillah- dalam menghilangkan keraguan dan ganjalan dan menempatkan takdir secara proporsional sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, Wallahul musta’an.

[Disalin kitab Al-Qadha’ wal Qadar edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin’, terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Abu Idris]

  1. Home
  2. /
  3. A4. Buah Keimanan Kepada...
  4. /
  5. Kata Pengantar Penerbit