Do’a Bagi Orang-orang yang Bertaubat, Lalu Mengikuti Jalan Allah
DO’A BAGI ORANG-ORANG YANG BERTAUBAT, LALU MENGIKUTI JALAN ALLAH BESERTA KARIB KERABATNYA DARI PARA MALAIKAT PEMIKUL ‘ARSY DAN YANG ADA DI SEKITARNYA
Oleh
Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi
Inilah orang-orang yang berbahagia dengan do’a Malaikat yang memikul ‘Arsy dan para Malaikat yang ada di sekelilingnya. Hal ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam al-Qur-an:
اَلَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهٗ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۚ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَّعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ ٧ رَبَّنَا وَاَدْخِلْهُمْ جَنّٰتِ عَدْنِ ِۨالَّتِيْ وَعَدْتَّهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُۙ ٨ وَقِهِمُ السَّيِّاٰتِۗ وَمَنْ تَقِ السَّيِّاٰتِ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهٗ ۗوَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
“(Malaikat-Malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabb-nya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ‘Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu dan peliharalah mereka dari siksaan Neraka yang menyala-nyala. Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih di antara bapak-bapak mereka, isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pemba-lasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.’” [Al-Mu’-min/40: 7-9]
Sangat tepat jika kita ungkapkan hal-hal berikut ini:
Pertama: Sesungguhnya para Malaikat yang disebutkan dalam ayat-ayat yang mulia ini bahwa (para Malaikat pemangku ‘Arsy dan yang ada di sekitarnya) mendo’akan orang-orang mukmin -sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam al-Qurthubi-, yaitu para Malaikat yang mulia dan utama.[1]
Syaikh as-Sa’di berkata: “Para Malaikat ini ada-lah para Malaikat yang telah Allah tugaskan untuk memikul ‘Arsy, karena itu tidak diragukan bahwa mereka adalah para Malaikat yang paling kuat dan agung. Allah memilih dan mendahulukan mereka dalam penyebutan dan kedekatan mereka kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah para Malaikat yang paling utama.[2]
Kedua: Orang-orang yang dido’akan oleh para Malaikat Pemikul ‘Arsy dan para Malaikat yang ada di sekitarnya disifatkan dengan tiga sifat:
- Iman, sifat ini diungkapkan di dalam firman-Nya:
وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۚ
“Serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.” [Al-Mu’min/40: 7]
Syaikh as-Sa’di berkata: “Ini adalah di antara manfaat iman, dan sebenarnya keutamaannya banyak sekali. Bahwasanya para Malaikat yang beriman kepada Allah dan sama sekali tidak memiliki dosa, mereka semua memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Dengan sebab keimanan, seorang mukmin mendapatkan keutamaan tersebut.”[3]
- Taubat, sifat ini diungkapkan dalam firman Allah Jalla:
فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا
“Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat.” [Al-Mu’-min/40: 7]
Yaitu mereka yang bertaubat dari perbuatan syirik dan maksiat.[4]
- Mengikuti jalan Allah, sifat ini diungkap dalam firman-Nya:
وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ
“Mengikuti jalan-Mu.” [Al-Mu’-min/40: 7]
Maksudnya adalah agama Islam.[5]
Ketiga: Para Malaikat memohon lima hal kepada Allah untuk mereka yang berbahagia ini. Lima hal itu adalah:
- Ampunan dosa. Hal ini sebagaimana yang diung-kapkan dalam firman-Nya:
وَيُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۚ
“Mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.”
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ
“Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu.”
- Penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi mereka dari siksa api Neraka. Hal ini terungkap dalam firman-Nya:
وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ
“Peliharalah mereka dari siksaan Neraka yang menyala-nyala.”
- Allah memasukkan mereka ke dalam Surga ‘Adn. Hal ini terungkap di dalam firman-Nya:
رَبَّنَا وَاَدْخِلْهُمْ جَنّٰتِ عَدْنِ ِۨالَّتِيْ وَعَدْتَّهُمْ
“Dan masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka.”
- Sanak kerabat yang baik dan dekat dengan mereka, seperti orang tua, isteri dan keturunan mereka ikut masuk ke dalam Surga ‘Adn. Hal ini sebagaimana terungkap dalam firman-Nya:
وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ
“Dan orang-orang yang shalih di antara ayah-ayah mereka, isteri-isteri mereka dan keturunan mereka semua.”
Maksudnya, dengannya orang-orang yang shalih dari tiga golongan ini masuk ke dalam Surga ‘Adn, mereka itu adalah orang-orang yang shalih dari kalangan orang tua, isteri, dan keturunan. Hal itu disebabkan jika orang-orang yang dekat dengan orang yang berbahagia hadir dengannya, maka kebahagiaan tersebut akan lebih sempurna.[6]
- Mereka semua dijaga dari kejelekan. Hal ini diungkap di dalam firman-Nya:
وَقِهِمُ السَّيِّاٰتِۗ وَمَنْ تَقِ السَّيِّاٰتِ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهٗ ۗ
“Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya.” [Al-Mu’-min/40: 9]
Asy-Syaikh as-Sa’di berkata dalam kitab tafsirnya: “Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan mereka dari perbuatan dan balasan yang jelek, karena hal tersebut menyakitkan pelakunya.”[7]
Keempat: Sungguh pahala yang sangat besar dan agung, serta sungguh pahala yang sangat membahagiakan. Yahya bin Mu’adz ar-Razi berkata kepada sahabat-sahabatnya tentang ayat ini: “Fahamilah ayat ini, tidak ada di alam ini sebuah Surga yang lebih diharapkan daripadanya. Seandainya satu Malaikat saja yang memohon ampunan kepada Allah untuk seluruh kaum mukminin tentu permohonan tersebut akan dikabulkan, maka bagaimana lagi jika yang memohonnya adalah seluruh Malaikat, bahkan para Malaikat yang memikul ‘Arsy, semuanya memohon ampunan untuk orang-orang yang beriman.”[8]
Syaikh al-Qasimi berkata: “Mereka memohonkan ampunan dengan untaian kalimat tasbih, tahmid, dan keimanan mereka. Ini semua memberikan isyarat tentang kesempurnaan perhatian para Malaikat kepada mereka dan memberikan isyarat bahwa hal tersebut diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.”[9]
Khalaf bin Hisyam al-Bazzar al-Qari berkata: “Pada suatu ketika aku membacakan al-Qur-an di hadapan Salim bin ‘Isa, ketika aku sampai pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا beliau menangis, lalu berkata: ‘Wahai Khalaf, sungguh mulia orang mukmin di hadapan Allah, dia tidur di atas ranjang sedangkan para Malaikat beristighfar untuknya.’”[10]
Mutharrif bin asy-Syikhkhir berkata: “Kami menemukan hamba yang paling menasihati hamba Allah, yaitu para Malaikat, dan kami menemukan hamba yang paling menipu hamba Allah, yaitu syaitan.” Lalu beliau membacakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:[11]
وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۚ
“…Dan memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman…” [Al-Mu’-min/40: 7]
Al-Qadhi Ibnu ‘Athiyyah berkata: “Telah sampai sebuah berita kepadaku bahwa seseorang berkata kepada orang shalih: ‘Do’akanlah aku dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk diriku!’ Lalu orang shalih tadi berkata: ‘Bertaubatlah, dan tempuhlah jalan Allah, niscaya makhluk yang lebih baik dariku akan memohon ampunan kepada Allah untukmu,’ lalu beliau membacakan ayat di atas.”[12]
Ya Allah, dengan karunia-Mu, jadikanlah kami sebagai orang-orang mukmin yang mengikuti jalan-Mu sehingga para Malaikat berdo’a untuk kami semua.
Aamiin yaa Hayyu yaa Qayyuum.
[Disalin dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man Tal‘anuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Do’aka Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1] Lihat Tafsiir al-Qurthubi (XV/294), al-Muharrarul Wajiiz (XIV/116) dan Tafsiir al-Baidhawi (II/335).
[2] Lihat Tafsiir as-Sa’di, hal. 800.
[3] Ibid, lihat juga Tafsiir al-Baidhawi (II/335) dan Tafsiir al-Qasimi (XIV/225).
[4] Lihat Tafsiir al-Qurthubi (XV/295) dan Tafsiir as-Sa’di, hal. 801.
[5] Lihat Tafsiir al-Qurthubi (XV/295), Tafsiir al-Baghawi (IV/ 93), Zaadul Masiir (V/209) dan Fat-hul Qadiir (IV/686).
[6] Lihat at-Tafsiir al-Kabiir (XXVII/27).
[7] Tafsiir as-Sa’di, hal. 801, Tafsiir Ibni Katsir (IV/76), dan Fat-hul Qadiir (IV/687).
[8] Dinukil dari Tafsiir al-Qurthubi (XV/295).
[9] Dinukil dari Tafsiir al-Qasimi (XIV/225).
[10] Dinukil dari Tafsiir al-Qurthubi (XV/295).
[11] Al-Muharrarul Wajiiz (XIV/117), Tafsiir al-Baghawi IV/93, Tafsiir al-Qurthubi (XV/295) dan Tafsiir Ibni Katsir (IV/76).
[12] Al-Muharrarul al-Wajiiz (XIV/117).
- Home
- /
- A7. Adab Do'a Shalawat...
- /
- Do’a Bagi Orang-orang yang...