Ambillah Akidah Dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih

AMBILLAH AKIDAH DARI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH YANG SHAHIH

Masalah akidah atau keimanan adalah masalah yang paling mendasar dan urgen dalam agama Islam. Masalah akidah dan keimanan merupakan masalah ghaib yang tidak bisa diketahui secara mendetail kecuali dengan hidayah atau bimbingan wahyu Allâh Azza wa Jalla yang diturunkan kepada umat manusia melalui para utusan-Nya. Oleh karena itu, kita disyari’atkan untuk selalu memohon dan memperbanyak permohonan hidayah (petunjuk) dan taufiq kepada-Nya.

Para Rasul utusan Allâh Azza wa Jalla itu  menjelaskan kepada umat manusia apa yang wajib mereka imani dan yakini serta menjabarkan kepada mereka apa yang wajib diamalkan. Para Rasul tidak akan menyampaikan sesuatu tentang keimanan kecuali dengan bimbingan dan perintah dari Allâh Azza wa Jalla . Karena mereka juga pada asalnya tidak menahu tentang itu semua kecuali setelah diberitahu oleh Allâh Azza wa Jalla . Perhatikanlah firman Allâh Azza wa Jalla kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ﴿٥٢﴾ صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ أَلَا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الْأُمُورُ

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu? tetapi Kami menjadikan al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara para hamba Kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (yaitu) jalan Allâh yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allâh-lah kembali semua urusan.[Asy- Syura/42:52-53]

Baca Juga  Keutamaan Membaca Dan Merenungkan Surat Al-Baqarah

Dalam ayat ini, dengan tegas Allâh Azza wa Jalla menyatakan kepada Nabi pilihan-Nya bahwa engkau wahai Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui apa itu kitab dan apa itu iman, kecuali setelah diberikan wahyu. Lalu bagaimana dengan kita?!

Disebutkan juga dalam ayat yang lain:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٣﴾ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). [An-Najm/53: 3-4]

Jadi tidak mungkin seseorang bisa menggapai hidayah kecuali dengan meruju’ kepada kitabullah dan sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam  artinya, ketika seseorang meyakini suatu akidah, maka itu harus berdasarkan firman Allâh dan sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itu adalah ilmu yang sebenarnya. Itulah cahaya yang diturunkan Allâh Azza wa Jalla dan jalan lurus satu-satunya yang telah diridhai oleh Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allâh agar kamu bertakwa. [Al-An’am/6:153]

Marilah kita renungi bersama kisah kedatangan utusan Abdul Qais kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah ini diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari. Diantara sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para utusan tersebut:

آمُرُكُمْ: بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ، وَهَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ؟ “، قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

Aku perintahkan kepada kalian agar beriman kepada Allâh Azza wa Jalla ? Tahukah kalian, apa itu beriman kepada Allâh Azza wa Jalla ? Mereka menjawab, “Allâh dan rasul-Nya yang lebih tahu.”

Kisah ini semakin menegaskan bahwa iman, agama dan akidah hanya bisa diketahui melalui al-Qur’an dan as-Sunnah, tidak dari yang lain. Semua jalan lain yang dianggap bisa menghantarkan seseorang kepada akidah yang benar, maka itu hanya sangkaan yang keliru, awal penyimpangan dan salah satu bentuk tindakan yang lancang  terhadap petunjuk Allâh Azza wa Jalla.

Baca Juga  Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Akidah tidak bisa diambil dari akal manusia, mimpi, khayalan, pengalaman juga adat turun temurun, tanpa ada dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih.

Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa membimbing kita semua sampai akhir kehidupan dunia kita.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XXI/1439H/2018M.  Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

  1. Home
  2. /
  3. A8. Qur'an Hadits1 Keutamaan...
  4. /
  5. Ambillah Akidah Dari Al-Qur’an...