Haram Murka Ketika Allah Memberikan Kepadanya Anak Perempuan

HARAM MURKA KETIKA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA MEMBERIKAN KEPADANYA ANAK-ANAK PEREMPUAN[1]

Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

Pada zaman jahiliyyah apabila terdengar suara tangis seorang anak perempuan kecil yang diseret bapaknya untuk dikubur hidup-hidup adalah hal yang biasa dan lumrah. Pemandangan yang sering dilihat oleh kedua mata dan di dengar oleh kedua telinga di zaman dimana manusia hidup dibawah naungan kegelapan-kegelapan jahiliyyah yang membawa hati-hati manusia menjadi keras melebihi kerasnya batu gunung. Oleh karena itu tidaklah aneh kerasnya hati seorang bapak yang mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Entah berapa banyak anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup tanpa dosa kecuali untuk menebus rasa malu dari bapak-bapak mereka yang merasa terhina di tengah-tengah kaum jahiliyyah hanya karena mereka mendapat anak perempuan!? Entah berapa banyak pula di zaman jahiliyyah itu muka-muka yang masam dan hitam bercampur kemarahan yang dalam ketika dikabarkan kepadanya bahwa istrinya telah melahirkan sorang bayi perempuan?

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

وَاِذَا الْمَوْءٗدَةُ سُىِٕلَتْۖ  ٨  بِاَيِّ ذَنْۢبٍ قُتِلَتْۚ

Dan apabila anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup itu ditanya[2]  karena dosa apakah dia dibunuh?’ [At-Takwir/81: 8-9]

وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۚ  ٥٨ يَتَوٰرٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ

Dan apabila salah seorang dari mereka diberi kabar gembira dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (marah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah, ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak disebabkan berita buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah ! Alangkah buruk apa yang mereka tetapkan itu” [An-Nahl/16: 58-59]

Baca Juga  Tahnik dan Mendo'akan Keberkahan Ketika Anak Itu Lahir

Cukuplah seorang itu berdosa ketika dia diberi kabar gembira dengan kelahiran bayi perempuannya, kemudian dia marah dan murka atau bermasam muka yang menunjukkan ketidak ridlaanya kepada pemberian Rabbul Alamin!? Alangkah besarnya dosa orang itu disebabkan.

  • Pertama : Dia membenci dan tidak ridla kepada rizki yang Allah berikan kepadanya berupa seorang bayi perempuan.
  • Kedua : Dia telah mengikuti akhlak dan sifat kaum jahiliyyah yang sangat membenci anak-anak perempuan sehingga mereka mengubur hidup-hidup bayi-bayi perempuan dan anak-anak perempuan mereka.

Terlalu banyak bapak-bapak muslim pada zaman kita hidup sekarang ini yang berakhlak seperti akhlaknya kaum jahiliyyah. Tidak sedikit di antara mereka ketika mendapat kabar gembira bahwa istrinya telah melahirkan sang bayi perempuan mereka menyesal, kusut mukanya dan tidak tampak kegembiraan di wajahnya, marah-marah dan lain-lain dari sifat jahiliyyah. Bahkan tidak sedikit para istri menjadi sasaran kemarahan suami dan mertuanya yang sangat menginginkan anak dan cucu laki-laki hanya karena si istri dan mantu ini dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melahirkan sang bayi perempuan!!?

Semua itu menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin iman dan ilmu. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Kuasa menentukan laki-laki atau perempuan dan manusia tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun juga!.

Perhatikanlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَكَّلَ بِالرَّحِمِ مَلَكًا يَقُولُ يَا رَبِّ نُطْفَةٌ يَا رَبِّ عَلَقَةٌ يَا رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقْضِيَ خَلْقَهُ قَالَ أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ وَالْأَجَلُ فَيُكْتَبُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ

Baca Juga  Nabi Memperingatkan Anak yang Melakukan Kekeliruan

Dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mewakilkan di rahim (perempuan) seorang malaikat. Malaikat itu berkata : Ya Rabbi ! Ini nutfah (mani)! Ya Rabbi, ini ‘alaqah (darah)! Ya Rabbi ini mudlghah (daging)! Maka apabila Allah hendak menentukan menjadi makhluk (yakni manusia) Malaikat berkata ; Apakah laki-laki atau perempuan? Menjadi orang yang celaka atau berbahagia? Apa rizki dan ajalnya? Lalu ditulislah (ketentuan tersebut) di perut ibunya” [Hadits shahih riwayat Bukhari no. 318 dan Muslim 8/46]

Kenapakah kita tidak berkata seperti Imam Ahmad bin Hanbal setiap kali mendapatkan anak perempuan beliau selalu berkata.

Para Nabi itu mereka adalah para bapak bagi anak-anak perempuan[3]

Ketika orang-orang jahiliyyah membenci anak-anak perempuan dan ketika umumnya orang tua selalu menginginkan anak-anak laki-laki maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahului menyebut perempuan ketika mereka membelakanginya. Firman-Nya : “Dan Ia memberikan kepada siapa yang ia kehendaki anak-anak perempuan”.

Kemudian agama pun menetapkan betapa besarnya ganjaran orang tua yang mengurus, merawat dan mendidik anak-anak perempuannya dengan ihsan sesuai dengan syari’at Rabbul Alamin!

[Disalin secara ringkas dari kitab Menanti Buah Hati Dan Hadiah Untuk Yang Dinanti, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darul Qolam Jakarta, Cetakan I – Th 1423H/2002M]
_________
Footnote
[1] Tuhfatul Maulud Fi Ahkaamil Maulud (bab II)
[2] Yakni pada hari kiamat
[3] Thfatul Maulud Fi Ahkaamil Maulud (bab II)

  1. Home
  2. /
  3. A9. Wanita dan Keluarga...
  4. /
  5. Haram Murka Ketika Allah...