Saudi Di Mata Seorang Ulama Sunnah
SAUDI DI MATA SEORANG ULAMA SUNNAH
Oleh
Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
Muqadimah
Alhamdulillahi Robbil Alamin.. Amma Ba’du, sejak dulu saya merasa ragu-ragu untuk berbicara masalah yang hendak saya bicarakan ini, kemudian sesudah itu kuatlah azamku (untuk menyampaikannya), dan jika sekarang ini saya sedang sakit maka saya khawatir kalau-kalau aku meninggal dalam keadaan belum melepaskan tanggung jawabku dalam masalah ini.
Keamanan di Negeri Saudi
Sesudah ini –semoga Allah menjaga kalian semuanya- aku merasa kagum tatkala aku dipindahkan ke Makkah. Ketika aku di Yaman ada empat penjaga di pintu, dalam keadaan seperti ini kami tidak merasa aman di rumah kami siang dan malam. Dan aku berada di hotel Darul Azhar di Makkah dalam waktu beberapa malam aku tidak bisa tidur, maka aku keluar ke Masjidil Haram di tengah malam seorang diri, aku merasakan kenikmatan, kelapangan, dan kelezatan yang tidak ada bandingnya, aku keluar sendirian walhamdulillah, aku berjalan, thowaf, shalat, dan tinggal selama aku mampu, kemudian aku pulang ke hotel. Inilah keamanan yang tidak pernah aku saksikan di negeri manapun sesungguhnya sebabnya adalah istiqomah di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari pemerintah dan mayoritas penduduk negeri ini, maka sungguh benarlah Rabb kami Azza wa Jalla tatkala berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia tentang Ahli Kitab.
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ ۚ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb mereka, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka, diantara mereka ada golongan yang pertengahan dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka” [al-Maidah/5 : 66]
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” [al-A’raf/7 : 96]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَقَالُوا إِنْ نَتَّبِعِ الْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا ۚ أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَىٰ إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan mereka (orang-orang Quraisy) berkata : “Jika kami mengikuti pentunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami : (Allah berfirman) Apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dan segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” [al-Qashash/28 : 57]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَكْفُرُونَ
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?” [al-Ankabut/29 : 67]
Rabbul Izzah juga berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia.
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
“Dan bahwasanya, jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)” [al-Jin/72 : 16]
Dan benarlah Rabb kami Azza wa Jalla yang berfirman dalam Kitab-Nya.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sahlih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagai mana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku, dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” [an-Nur/24 : 55]
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ﴿١﴾إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ﴿٢﴾فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ﴿٣﴾الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan’” [al-Quraisy/106 : 1-4]
Maka keamanan adalah nikmat yang agung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, nikmat yang agung dari Allah Azza wa Jalla, sebabnya adalah istiqomah di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka perkaranya bahwa istiqomah .. tatkala negeri ini istiqomah –dan segala puji bagi Allah- maka Allah meneguhkan mereka bersamaan juga kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan kepada mereka teman kepercayaan yang baik, melindungi mereka dari teman-teman duduk yang jelek yang menghiasi kebatilan, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bermajlis dengan orang-orang yang baik dan mulia, dan meskipun barangkali datang dari mereka ucapan yang keras terhadap mereka, karena sebagaimana dikatakan : Temanmu adalah yang menasehatimu bukan orang yang membenarkanmu, dan musuhmu adalah yang membenarkanmu.
Maka selayaknya kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana wajib atas penduduk negeri ini agar bersyukur kepada Allah, karena didalamnya ada sebagian orang-orang yang kadang-kadang mengikuti hawa nafsu mereka menuntut perkara-perkara dari ibahiyyah (penghalalan segala sesuatu) dan yang lainnya, tetapi semoga Allah membalas pemerintah dengan kebaikan karena aku telah melihat di dalam sebuah surat kabar bahwa Amir Nayif –hafidhahullah- beliau dimita agar mengadakan pencalonan wanita (dalam pemerintahan) maka beliau berkata :”Apakah kalian menghendaki orang laki-laki di rumah dan wanita keluar?! Tidajk ! ini adalah perkara yang jangan sampai kalian mengusahakannya”, beliau juga diminta agar mengadakan pemilihan umum, maka beliau berkata : “Kami melihatnya tidak membawa kebaikan di negeri-negeri tetangga, karena yang menang adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan harta”. Benarlah beliau, dan juga bahwa pemilihan umum adalah produk musuh-musuh Islam. Lembaga hak asasi manusia disambut dengan hangat oleh banyak orang dalam keadaan di dalamnya banyak kebatilan, kenapa? Karena artinya : Hukum-hukum had adalah kejam, dan artinya adalah membatalkan Kitab dan Sunnah serta memasukkan undang-undang yang berasal dari musuh-musuh Islam.
Pemerintah Saudi –semoga Allah memberikan taufik kepada mereka dalam setiap kebaikan- menerima Lembaga HAM ini dengan syarat dia tunduk kepada Islam dan tunduk kepada Kitab dan Sunnah, demikian juga tunduk kepada penegakan hukum-hukum had, sedangkan penegakan hukum-hukum had adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Kitab-Nya.
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan dalam qishah itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa” [al-Baqarah/2 : 179]
Penegakan Syariat di Negeri Saudi
Ya! Pembunuhan sedikit sekali di negeri Saudi ini, demikian juga pencurian, di sini. Engkau letakkan mobilmu di sisi masjid atau di depan pintu rumahmu tidak ada yang mencurinya dan tidak ada apa-apa, adapun di negeri-negeri lain engkau parkirkan mobil kemudian sesudah itu engkau tidak melihatnya lagi, bahkan ada orang-orang yang merampas mobil tatkala dikendarai oleh pemiliknya, keamanan di negeri ini disebabkan oleh penegakkan hukum-hukum had, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, sebagaimana telah kalian dengarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Dan dalam qishah itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa”. Demikianlah seorang pencuri jika tahu bahwa dia akan dipotong tangannya maka dia tidak jadi mencuri, demikian juga seorang pezina jika dia tahu akan didera jika masih bujang atau dirajam jika sudah menikah maka akan berkurang perzinaan, tidak aku katakan tidak ada sama sekali tetapi aku katakan berkurang.
Demikian juga pemberian wewenang kepada Haiah Al-Amr bil Ma’ruf wan Nahyi Anil Munkar (Badan Penegak Syari’at), kami melihat di dalam sebuah surat kabar bahwa Raja Fahd –hafidhahullah- memberikan 300 mobil kepada Haiah Al-Amr bil Ma’ruf wan Nahyi Anil Munkar seraya berkata kepada mereka : “Kalian adalah para petugas untuk memerintahkan kepada yang ma’ruf sedangkan kami adalah bagian keamanan, kalian akan bertanggung jawab di hadapan Allah Azza wa Jalla”, maka semoga Allah membalas mereka dengan kabaikan. Ya! Mereka telah berbuat kebaikan kepada negeri mereka dan kepada daulah mereka, sesungguhnya wajib atas setiap mu’min di seluruh penjuru dunia agar bekerjasama dengan pemerintah Saudi ini walaupun hanya dengan ucapan yang baik, karena sesungguhnya musuh-musuh pemerintah Saudi banyak sekali dari luar dan dari dalam. Ya! Di sana ada orang-orang syahwaniyyun (pengikut hawa nafsu) ibahiyyun (yang menghalalkan segala sesuatu) dari dalam negeri, akan tetapi Allah menetapkan keteguhan daulah yang penuh berkah ini walhamdulillah, maka wajib atas setiap muslim agar bekerjasama dengan pemerintah Saudi ini.
Penegakan qishah dan yang lainnya dari hukum-hukum had adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada masyarakat, orang-orang memprotes kami jika kami tegakkan salah satu hukum had dari hudud dalam keadaan mereka menjerumuskan bangsa ke jurang kehancuran ! hukuman-hukuman had ini mashlahatnya adalah untuk perorangan dan masyarakat, bagi perorangan merupakan kaffarah sebagaimana dalam Shahihain dari hadits Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, dan dia bagi masyarakat adalah penjagaan terhadap harta, darah, dan kehormatan mereka. Ya! Engkau keluar ke pantai atau tempat mana saja di negeri ini engkau melihat seseorang dengan istrinya tidak takut gangguan siapapun.
Hukum-hukum had ini adalah mashlahat, tatkala ditiadakan di banyak negeri-negeri Islam maka mereka tidak bisa menanggulangi pencurian, tidak bisa menanggulangi kriminalitas, dan tidak bisa menanggulangi minuman-minuman keras dan narkoba, sebabnya karena tidak ditegakkan hukum-hukum had. Wallahu Musta’an.
Proyek Pembangunan Masjid oleh Pemerintah Saudi
Yang lain lagi (dari kebaikan negeri ini) adalah proyek-proyek pembangunan masjid di negeri-negeri Islam dan yang lainnya, hanya saja kami nasehatkan kepada mereka jika mereka membangun masjid hendaknya diserahkan kepada ahli sunnah, karena jika mereka serahkan kepada Shufi maka dia justru akan mencaci pemerintah Saudi dan berkhotbah Jum’at dalam mencaci mereka, dan jika mereka serahkan kepada seorang hizbi maka akan dia manfaatkan untuk hizbiyyahnya, maka kami nasehatkan kepada mereka agar menyerahkan masjid-masjid ini kepada ahli sunnah yang mencintai pemerintah ini dan orang-orang para pelaksananya. –Kemudian Syaikh berkata- : Aku ucapkan ini dan tidak ada seorangpun yang mendorongku untuk mengucapkannya, dan tidak ada seorang pun yang mewajibkanku untuk mengucapkannya, tetapi ini dari diriku sendiri aku memandangnya sebagai kewajibanku untuk melepaskan tanggunganku.
Perhatian Pemerintah Saudi Terhadap Para Haji
Demikian juga perhatian mereka kepada orang-orang yang berhaji dan perluasan dua masjid tanah haram (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) dalam keadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ
“Barangsiapa yang membangun masjid Allah maka Allah akan membangunkan baginya yang semisalnya di surga” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya 1/234 dan Tirmidzi dalam Jami’nya 2/134 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah)
Perhatian mereka terhdap urusan orang-orang yang haji dan penjagaan keamanan mereka, pemeriksaan di pintu-pintu Masjidil Haram, demikian juga tatkala sering terjadi kebakaran maka mereka mempersiapkan kemah-kemah yang tahan api, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, dan puncak perhatian mereka adalah pesawat-pesawat terbang –tatkala kami di Mina- terbang di atas Mina dengan tujuan menjaga para haji, semoga Allah membalas mereka atas perhatian mereka ini.
Dan aku katakan ; Sesungguhnya engkau jika membaca di kitab-kitab ulama terdahulu dan sejarah-sejarah Makkah engkau akan melihat bahwa Abu Thahir Al-Qirmithi telah membunuh di Masjidil Haram sekitar (13 ribu orang) dan di Makkah dan sekitarnya semuanya sekitar 30 ribu orang, engkau akan membaca bahwa pada sebagian tahun orang-orang haji Mesir dilarang masuk, pada sebagian keadaan orang-orang haji Iraq dilarang masuk, dan dalam sebagian keadaan dilarang orang-orang haji Yaman. Tetapi tatkala pemerintah Saudi berkuasa –bihamdulillah- mereka menjaga musuh dan teman, mereka menganggap mereka semua adalah tamu-tamu Allah, dan kemudian tamu-tamu mereka, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.
Sesungguhnya mereka patut disyukuri dalam hal itu, tidak ada seorangpun dari pemerintah-pemerintah yang ada semuanya, tidak ada seorang pun dari kita yang mampu melakukan hal ini, tetapi mereka –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- bisa melaksanakannya, para pasukan keamanan disebarkan, para petugas juga disebarkan, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan –walhamdulillah- di antara mereka ada yang memakai seragam resmi dan ada yang berpakaian preman dengan tujuan mengawasi orang-orang yang haji –walhamdulillah-, ini adalah nikmat dari Allah kepada pemerintah ini. Aku telah menukil sebagian di dalam kitabku Ilhad Khumaini fi Ardhil Haramain sebagian dari ini aku maksudkan tentang kegelisahan para haji yang telah terdahulu. Al-Hakim Biamrillah Al-Abidi Al-Bathini mengutus seorang budaknya menohok Hajar Aswad dengan tongkat, kemudian sesudah itu berdiri di sekitar Hajar Aswad membunuh orang-orang yang menghalanginya dan yang hendak menangkapnya seraya berkata : Tidak Muhammad dan Tidak Ali!! Hingga dia dibunuh oleh dua orang Yaman.
Sikap yang Benar Dari Kaum Muslimin Terhadap Pemerintah Saudi
Maka sebagaimana telah terdahulu bahwa wajib atas setiap muslim di seluruh penjuru dunia agar bekerjasama dengan pemerintah Saudi ini, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman di dalam Kitab-Nya.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” [al-Maidah/5 : 2]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya seperti sebuah bangunan saling menguatkan satu dengan yang lainnya” [Muttafaq Alaih dari hadits Abu Musa]
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَ اشْتَكَى مِنْهُ عَضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Permisalan orang-orang mu’min di dalam kecintaan, kasih sayang, dan belas kasihan di antara mereka seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam” (Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya 4/1999)
Pemerintah Saudi Memuliakan Para Ulama
Diantara hal lain yang merupakan kebaikan pemerintah Saudi adalah pemuliaan mereka terhadap para ulama, bapak mereka Abdul Aziz rahimahullah telah mewasiatkan hal itu, maka mereka menghormati para ulama dan memuliakannya dengan sesungguh-sungguhnya, akan tetapi di sana ada para ulama su’ yang mencela pemerintah Saudi dan kadang mereka kafirkan pemerintah Saudi, maka selayaknya dipilahkan di antara orang-orang berilmu mana yang berada di atas aqidah tauhid yang selayaknya dia ini dimuliakan, dan antara orang-orang yang berada di atas aqidah-aqidah bid’ah dan hizbiyyah, orang-orang hizbi ini –wahai saudara-saudara- adalah orang-orang yang jelek, mereka mencari-cari kesempatan untuk menyerang daulah ketika mereka memliki kesempatan, maka selayaknya orang-orang hizbi ini tidak diberi kesempatan samasekali, dan hendaknya mereka tidak dibantu pada kebatilan mereka, Allahumma jika sebagai sarana melunakkan hati mereka jika dipandang mereka akan kembali. Sesungguhnya pemuliaan pemerintah Saudi terhadap ulama merupakan manqobah (keutamaan) mereka dan kebaikan mereka terhadap daulah mereka serta bapak mereka (Abdul Aziz) sebagai pelaksanaan wasiatnya –Rahimahullah Ta’ala-, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, sungguh mereka telah menyambut kami dengan sebaik-baiknya, memuliakan kami dengan semulia-mulianya, mereka lakukan –Biidznillahi Ta’ala- segala hal yang berhubungan dengan pengobatan kami, dan pada hal-hal yang kami butuhkan, maka semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.
Harapan Untuk Pemerintah Saudi
Aku memohon kepada Allah agar memberkahi mereka menjaga daulah mereka, memberikan keteguhan kepada mereka, memperbaiki mereka juga, dan memberikan teman kepercayaan yang baik kepada mereka, kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman kepercayaan yang baik, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi, sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” [Ali-Imran/3: 118]
Kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman kepercayaan yang baik, dan agar melindungi mereka dari para teman duduk yang jelek, karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang jelek adalah seperti penjual misik dan peniup tungku api, penjual misik adakalanya akan memberikan minyaknya kepadamu adakalanya engkau membeli darinya dan adakalanya akan engkau dapatkan darinya bau yang wangi, sedangkan peniup tungku api adakalanya akan membakar pakaianmu dan adakalanya akan engkau dapatkan darinya bau yang busuk” (Muttafaq Alaih)
Dan kami saat ini bukanlah hendak menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang bahaya teman-teman duduk yang jelek dan tentang keutamaan teman-teman duduk yang baik, akan tetapi kami nasehatkan kepada mereka agar selalu berusaha agar mendapatkan teman-teman duduk yang shalih yang menghendaki kebaikan bagi mereka dan bagi negeri-negeri Islam, karena sesungguhnya negeri Saudi ini merupakan benteng kaum muslimin dan tempat bersandar kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku memuji kepada Allah bahwasanya mereka telah membuka hati mereka bagi para pendatang dari seluruh penjuru negeri, kami bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla, Wallahul Musta’an.
Sesungguhnya sebagaimana telah kami katakan : Hal yang mendorong kami untuk mengucapkan kalimat-kalimat ini adalah bahwa kami memandang bahwa wajib atas kami untuk mengucapkan al-haq, ini adalah kewajiban, dan jika tidak –maka demi Allah- aku tidak didorong oleh materi, tidak ada seorangpun yang mendorongku kepada hal itu, dan aku juga –bihamdulillah- tidaklah termasuk orang-orang yang terperdaya dengan perkataan, akan tetapi aku terkesan dengan perbuatan. Aku melihat perbuatan-perbuatan yang terpuji lagi luhur –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- inilah yang membuat aku terkesan, wallahul musta’an. Ini dan kami memohon kepada Allah agar memberi taufik kepada kami dan kalian kepada apa yang dicintai dari diridhoi-Nya. Telah banyak pertanyaan yang terlontar kepadaku : Apakah engkau telah ruju’ (meralat) perkataan-perkataanmu (yang dulu) terhadap pemerintah Saudi? Maka (aku katakan) : Aku telah meralat perkataan-perkataanku yang dulu tentang pemerintah Saudi dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, adapun perkataan-perkataanku yang selainnya maka tidak aku ralat.
Soal dan Jawab
1. Soal : Wahai Syaikh ada sebuah berita bahwa antum memberikan pengantar kepada sebuah kitab tentang pengkafiran daulah Saudi oleh Al-Maqdisi (Kawasyif Jaliyyah fi Kufri Daulah Su’udiyyah), dan bahwasanya antum menyebutkan pengkafiran ini di dalam muqoddimahnya, wahai Syaikh benarkah hal ini?
Jawab : Ini adalah dusta, karena tatkala dulu aku di Madinah, dan sesudah aku dipenjara di Madinah dan di Riyadh, dan aku keluar dalam keadaan aku tidak megkafirkan pemerintah Saudi, bagaimana aku mengkafirkannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيهِ يَا كَافِرُ، فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا
“Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya ‘Wahai kafir’ maka sungguh telah kembali kepada salah seorang dari keduanya”.
Maka tidak boleh bagi kami untuk mengkafirkan Daulah Saudi, dan di adalah Daulah Islam, wallahul musta’an.
2. Soal : Wahai Syaikh ada sebuah pertanyaan –Barakallohufikum-, kami ingin mengetahui pendapat antum –Wahai Syaikh- tentang orang yang disebut dengan Abu Muhammad Al-Maqdisi, bagaimana menurut pendapat antum, apakah dia termasuk ahli ilmu?
Jawab : Orang ini memiliki tulisan yang banyak, dan kitab-kitabnya memiliki kesalahan-kesalahan yang banyak sekali, dia mengirim kepada kami sebuah kitab barangkali –Wallahu a’lam- berjudul I’dadul Fawaris Bitarkil Madaris dia atau yang lainnya, dan bukan kitab Kawasyif Jaliyyah karena dulu dia tidak mengakui bahwa kitab Kawasyif ini adalah tulisannya, dia berikan kitab di atas agar aku melihatnya dan aku waktu itu, tidak memiliki maka aku berikan kepada saudara kami yang kritis dan berilmu Abdul Aziz Al-Bar’i, dia jelaskan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya, maka aku sampaikan koreksian tersebut kepadanya, ternyata dia hendak membantah Abdul Aziz Al-Bar’i, maka aku katakan kepada Abdul Aziz Al-Bar’i :”Orang ini jahil dan sombong, tinggalkanlah dia tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya, tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya”, -wallahul musta’an-. Hanya saja orang-orang yang melihat semangat yang ada padanya menyangka bahwa dia termasuk ahli ilmu, dan berapa banyak orang yang disangka sebagai ahli ilmu padahal dia bukan ahli ilmu, maka orang ini (Al-Maqdisi) bukanlah termasuk ahli ilmu.
Tambahan dan Penutup
Kami lupa tentang sesuatu (yang belum kami sebutkan) : Yaitu yang datang di dalam sebagian surat kabar bahwa Amir Salman –hafidzhullah– mengumumkan bahwa dia telah mendera empat orang warga negara Inggris dan berkata : “Kami akan menerapkan syari’at Allah, silahkan marah orang yang marah”, demi Allah sungguh menakjubkan ! dan yang juga menakjubkan dari mereka bahwa mereka berani melakukan ini di saat banyak negara yang takut kepada Kantor Berita London, dan mengatakan bahwa dia adalah kantor berita dunia, banyak negara yang takut kepada Live News dan mengatakan bahwa dia adalah kantor berita dunia, adapun mereka (pemerintah Saudi) –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- menegakkan syari’at Allah, maka aku memohon kepada Allah agar menjaga mereka dan menjaga negeri mereka.
Hal lain yang aku lupa : Yaitu masalah rumah sakit-rumah sakit, kami telah melihat hal yang membahagiakan kami di rumah-rumah sakit –bilhamdillah– di setiap lantai ada masjid (tempat shalat)nya, dan kadang-kadang ada masjid khusus untuk laki-laki dan masjid khusus untuk para wanita, mereka patut disyukuri atas perhatian ini dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, kemudian juga sesudah itu : Pembangunan rumah-rumah sakit di banyak negara, mereka telah membangun sebuah rumah sakit yang besar di negeri kami Yaman di Sho’dah yang bernama Rumah Sakit As-Salam, dan membangun lagi rumah sakit yang lain yang aku lupa namanya, dan ini dengan alasan .. agar pengobatan bisa gratis, penyinaran gratis, dan operasi gratis, maka mereka patut disyukuri atas hal ini, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan atas amalan yang agung ini yang mereka laksanakan wallahul musta’an, dan dengan ini maka selesailah walhamdulillahi Rabbil alamin, wa la haula wa la quwwata illa billah, jika terdapat kesalahan-kesalahan maka orang yang sakit layak diberi udzur, Wallahul Musta’an.
(Diterjemahkan oleh Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah dari kaset yang berjudul Musyahadati fil Mamlakah Arabiyyah Su’udiyyah dengan perantaraan kitab Tabdid Kawasyifil Anid Fi Takfirihi Lidaulati Tauhid oleh Syaikh Abdul Aziz bin Ris Ar-Ris hal. 238-245. Judul-judul dalam huruf kafital merupakan tambahan dari penerjemah)
[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 1, Th. Ke-7 1428/2008. Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon Al-Islami, Alamat : Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]
- Home
- /
- A8. Politik Pemikiran Wahhabi
- /
- Saudi Di Mata Seorang...