Kedudukan Al-Qur’an Bagi Manusia

KEDUDUKAN AL-QUR’AN BAGI MANUSIA

Oleh
Ustadz Abu Ismail Muslim Al-Atsari

Allah Azza wa Jalla telah menurunkan al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan al-Qur`ân Allah Azza wa Jalla membukakan hati yang tertutup, mata yang buta, dan telinga yang tuli.

Keajaiban-keajaiban al-Qur’ân tidak pernah habis, tidak pernah usang walaupun sering diulang sepanjang siang dan malam.

Tadabbur (memperhatikan) al-Qur’ân akan melahirkan ilmu yang banyak dan bermanfaat. Dengannya akan dibedakan antara kebenaran dengan kebatilan, iman dengan kekafiran, manfaat dengan madharat, kebahagiaan semu dengan kebahagiaan hakiki, calon penghuni surga dengan penghuni neraka, dan sebagainya. Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mentadabburi ayat-ayat-Nya. Dia Azza wa Jalla berfirman:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran. [Shâd/38:29]

Imam Ibnu Jarîr ath-Thabari rahimahullah berkata, “Allah Azza wa Jalla berkata kepada Nabi-Nya (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam), ‘Al-Qur’ân ini ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, wahai Muhammad, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya, agar mereka memperhatikan hujjah-hujjah Allah Azza wa Jalla serta syari’at-syari’at yang ditetapkan di dalamnya, kemudian mereka mendapat pelajaran dan mengamalkannya’”[1].

Petunjuk  Adalah Dengan Mengikuti Al-Qur’an
Barangsiapa mengikuti al-Qur’ân, Allah Azza wa Jalla telah menjanjikan petunjuk dan keamanan, sebaliknya orang yang berpaling darinya akan tersesat dan celaka. Allah Azza wa Jalla berfirman:

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua (Adam dan Iblis) dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka, jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. [Thâhâ/20:123-124]

Pada ayat di atas Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Adam, Hawa dan Iblis, “Turunlah kamu semua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain”, maksudnya Adam dan keturunannya akan menjadi musuh Iblis dengan keturunannya.

Firman Allah Azza wa Jalla , “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku”, maksudnya para nabi, para rasul, dan penjelasan. Firman Allah Azza wa Jalla , “Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”, maksudnya tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat. Firman Allah Azza wa Jalla , “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku”, maksudnya menyelisihi perintah-Ku dan perintah yang Aku turunkan kepada rasul-Ku dengan berpaling darinya, melupakannya, dan mengikuti petunjuk selainnya, “Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit”, maksudnya di dunia, dia tidak memperoleh ketenangan dan kelapangan dada, dadanya menjadi sempit, sesak karena kesesatannya; walaupun dia bersenang-senang secara lahiriyah, berpakaian, makan, dan tinggal sekehendaknya. Namun, selama hatinya tidak mencapai keyakinan dan petunjuk, maka dia selalu berada di dalam kegelisahan, kebingungan, dan keraguan. Ini termasuk kesempitan hidup. Demikian juga termasuk penghidupan yang sempit adalah siksa kubur.

Baca Juga  Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Al-Qur'an

Firman Allah Azza wa Jalla , “Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”, maksudnya tidak tidak punya hujjah di hadapan Allah Azza wa Jalla , atau dia akan dibangkitkaan dan digiring menuju neraka dalam keadaan buta mata dan hatinya[2].

Neraka Bagi Orang yang  Mengingkarinya
Kebahagiaan hakiki akan diraih oleh orang-orang yang mengikuti al-Qur’ân. Sebaliknya, orang yang mengingkarinya, Allah Azza wa Jalla mengancamnya dengan neraka, dan neraka adalah seburuk-buruk tempat menetap. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ ۚ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ ۚ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ

Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang mempunyai bukti yang nyata (al-Qur`ân) dari rabb-Nya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari-Nya dan sebelum al-Qur`ân itu telah ada kitab Mûsâ yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada al-Qur`ân. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada al-Qur`ân, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap al-Qur`ân itu. Sesungguhnya (al-Qur`ân) itu benar-benar dari rabbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. [Hûd/11:17]

Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, “Firman Allah Azza wa Jalla , “Dan barangsiapa kafir kepadanya”, maksudnya kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada juga yang mengatakan kepada al-Qur’ân, “Dan sekutu-sekutunya”, yaitu dari kalangan orang-orang kafir dari semua pemeluk agama, “Maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya”[3].

Berpaling Dari Al-Qur’an Seperti Keledai
Allah Azza wa Jalla menyerupakan orang-orang kafir yang berpaling dari al-Qur’ân seperti keledai yang berpaling dan kabur dari seekor singa! Alangkah buruknya permisalan bagi mereka itu!! Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُسْتَنْفِرَةٌ فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍ

Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)? seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa. [ al-Muddatsir/74:48-50]

Maksudnya, mengapa orang-orang kafir yang berada di hadapanmu berpaling dari apa yang engkau seru dan peringatkan kepada mereka, “Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa”, maksudnya, lari dan berpalingnya mereka dari kebenaran seolah-olah keledai liar yang lari dari singa yang akan memburunya atau dari seorang pemburu[4].

Berpaling Dari Al-Qur’an Akan Memikul Beban Berat
Allah Azza wa Jalla juga menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari al-Qur`ân, maka dia akan memikul beban yang dia sangat berat. Allah Azza wa Jalla berfirman:

مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا خَالِدِينَ فِيهِ ۖ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلًا

Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (al-Qur`ân). Barangsiapa berpaling dari al-Qur’ân, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat. Mereka kekal di dalam keadaan itu, dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat. [Thâhâ/20:100-101]

Sebab Kemualiaan dan Kehinaan
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memuliakan sebagian manusia dengan al-Qur’ân dan merendahkan sebagian yang lain. Allah Azza wa Jalla berfirman:

Baca Juga  Al Qur`an Menurut Pandangan Lima Firqah

فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَٰذَا الْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ وَأُمْلِي لَهُمْ ۚ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ

Maka serahkanlah (wahai Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (al-Qur`ân). Kelak, Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Dan aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amatlah kuat. [al-Qalam/68:44-45]

Al-Qur’ân adalah kitab yang sempurna. Kitab dari langit yang terakhir turun dari Rabb semesta alam. Sesungguhnya seluruh kebaikan adalah dengan mengikuti al-Qur’ân dan seluruh keburukan adalah dengan berpaling darinya. Al-Qur’ân dapat menjadi hujjah yang akan membela seorang hamba. Namun, juga dapat menjadi penghujat baginya. Maka berbahagialah orang yang pertama itu, dan alangkah celakanya orang yang kedua. Di dalam al-Qur`ân, terdapat janji kebaikan yang besar bagi orang yang taat, dan ancaman keras bagi orang yang maksiat. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ ۖ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُولَٰئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ

Dan seandainya Kami jadikan al-Qur`ân itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut al-Qur`ân) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al-Qur`ân itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang Mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur`ân itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”. [Fushshilat/41:44]

Keadaan Umat
Walaupun kedudukan al-Qur’ân begitu agung, namun mayoritas umat Islam di seluruh penjuru dunia di zaman ini berpaling dari tadabbur terhadap kitab mulia ini, tidak peduli terhadap perkataan Pencipta mereka, tidak mengambil adab dengan adab-adab yang diajarkan di dalam al-Qur’ân, dan tidak berakhlak dengan akhlak mulia ajaran al-Qur’ân. Mereka mencari hukum-hukum di dalam undang-undang sesat yang menyelisihi al-Qur’ân. Bahkan orang-orang yang berusaha mengamalkan adab dan akhlak al-Qur’ân direndahkan dan dihinakan.

Maka wahai saudaraku, jangan sampai banyaknya orang yang menjauhi kitab Allah Azza wa Jalla itu menjauhkanmu darinya, dan jangan sampai banyaknya orang-orang yang mencela orang yang mengamalkan al-Qur’ân itu menjadikanmu terhina. Ketahuilah, sesungguhnya seorang yang berakal lagi cerdas itu tidak akan peduli terhadap kritikan orang-orang gila. Maka majulah menuju kitab Allah, bacalah, fahamilah dengan bimbingan para Ulama Ahlus Sunnah. Semoga tempat kembalimu adalah Jannah. Amîn.

(Lihat: Muqaddimah Tafsîr Adhwâul Bayân, karya Syaikh Muhammad al-Amîn asy-Syinqîthi)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XIII/1431H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_____
Footnote
[1] Tafsîr ath-Thabari, 21/190
[2] Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr, Surat Thâhâ, ayat 123-124
[3] Tafsîr al-Baghawi 4/167
[4] Lihat Imam Ibnu Katsîr pada tafsir ayat ini; Muqaddimah Tafsîr Adhwâul Bayân

  1. Home
  2. /
  3. A8. Qur'an Hadits1 Keutamaan...
  4. /
  5. Kedudukan Al-Qur’an Bagi Manusia