Adab-adab Membaca Al-Qur’an dan Berkaitan Dengan Mimpi

ADAB-ADAB MEMBACA AL-QUR-AN

Oleh
Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani

1. Berwudhu’
2. Membersihkan mulut dengan siwak
3. Membaca al-Qur-an di tempat yang bersih.
4. Duduk menghadap Kiblat dengan khusyu’, tenang, menghayati sambil menundukkan kepalanya
5. Membaca ta’awwudz ketika memulai membacanya dengan suara yang dikeraskan
6. Membaca dengan tartil (perlahan-lahan membacanya)
7. Tadabbur (menghayati)
8. Menangis dan berusaha menangis (pada ayat-ayat ancaman)
9. Memperbagus suara bacaannya
10. Mengeraskan suara bacaannya jikalau tidak mengganggu orang-orang yang sedang shalat, orang yang sedang tidur, maupun yang sedang membaca
11. Tidak berbicara kepada siapapun di saat membaca, kecuali yang bersifat darurat dan mendesak
12. Membacanya dengan mushaf al-Qur-an karena dengan melihatnya sudah termasuk ibadah yang berpahala
13. Tidak tertawa, tidak bersenda gurau dan tidak melihat pada sesuatu yang dapat memalingkannya

ADAB-ADAB YANG BERKAITAN DENGAN MIMPI

1. Apabila bermimpi yang baik maka hendaknya memuji Allah dan hanya membicarakannya kepada orang yang dicintai dan terpercaya. (HR. Muslim no. 2661 (3,4) dan no. 2263)
2. Apabila bermimpi buruk hendaklah melakukan hal-hal berikut:
   1. Memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan mimpinya. (HR. Muslim no. 2262)
   2. Meludah ke arah kiri tiga kali. (HR. Al-Bukhari no. 5747, dan Muslim no. 2261 (2))
   3. Memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan syaitan (mengucapkan a’uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim) sebanyak tiga kali. (HR. Muslim no.2262)
   4. Berusaha untuk membalikkan tubuhnya (mengubah posisi tidur) (HR. Muslim no. 2262)
   5. Tidak menceritakannya kepada siapa pun. (HR. Muslim no. 2263)
   6. Berdiri kemudian melakukan shalat dua raka’at bila memungkinkan dan hal itu adalah yang paling sempurna. (HR. Muslim no. 2263)

[Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani, Judul dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret 2006M]