Cara Turun Sujud dan Posisi Duduk Shalat Dua Raka’at

CARA TURUN SUJUD DAN DUDUK TAWARRUK DALAM SHALAT

Pertanyaan.
1. Manakah dalil yang lebih kuat dalam masalah turun ke sujud, menggunakan tangan ataukah lutut?
2. Bagaimana hukum duduk tawarruk dalam shalat sunnah dua raka’at?

Jawaban.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kita untuk mencontoh gerak-gerik dan bacaan beliau dalam shalat, sebagaimana tersebut dalam hadits :

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّي

(Shalatlah kalian, seperti kalian telah melihatku shalat –HR al Bukhari). Untuk itu, kita sangat perlu melihat cara Rasulullah dalam permasalahan yang saudara tanyakan ini.

1.Turun Saat Sujud.
Dalam permasalahan ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Namun, yang rajih (kuat) –insya Allah- adalah pendapat yang mendahulukan kedua tangannya daripada kedua lututnya. Demikian ini berdasarkan hadits Abu Hurairah , ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ الْبَعِيرُ وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ

Apabila salah seorang kalian sujud, maka janganlah menderum sebagaimana onta menderum, dan letakkanlah kedua tangannya sebelum kedua lututnya. [HR Abu Dawud, dan dinilai shahih oleh Syaikh al Al Albani di dalam Irwa’ al Ghalil, 2/78 dan dalam Shifat Shalat Nabi, hlm. 140].

Juga diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan dinilai shahih oleh Syaikh al Albani dalam Shifat Shalat Nabi, hlm 140, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallammeletakkan kedua tangannya ke tanah sebelum kedua lututnya. Hal ini dikuatkan juga oleh pernyataan al Auza’i : “Saya mendapati orang-orang meletakkan kedua tangan mereka sebelum kedua lutut mereka”.

Dengan demikian, sudah jelas kerajihan pendapat di atas. Wallahu a’lam.

2. Hukum Duduk Tawarruk Dalam Shalat Sunnah Dua Raka’at.
Pendapat yang kuat dari pendapat para ulama dalam masalah duduk tawarruk dalam shalat sunnah adalah, apabila shalatnya hanya dua raka’at, dalam pengertian hanya ada satu tasyahud, maka duduknya adalah iftirasy, sebagaimana dinyatakan ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma :

Baca Juga  Bolehkah Mengulang Surat yang Sama Dalam Shalat Tarawih

وَكَانَ يَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan dalam setiap dua raka’at at tahiyyat, dan beliau duduk iftirasy. [HR Muslim].

Syaikh al Albani menyatakan: “Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk untuk tasyahud setelah selesai dari raka’at kedua; apabila dalam shalat dua raka’at seperti Subuh, (maka) Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk iftirasy” -HR an Nasaa-i, 1/173 dengan sanad shahih- sebagaimana duduk di antara dua sujud.[1]

Dengan demikian, setiap shalat yang hanya dua raka’at, baik yang wajib atau yang sunnah, sebaiknya duduk iftirasy. Namun seseorang yang duduk tawarruk padanya, insya Allah tidak membatalkan shalatnya dan tidak berdosa. Sebab, hukum iftirasy disini adalah sunnah.

Wallahu a’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun X/1427H/2006M . Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
________
Footnote
[1] Shifat Shalat Nabi, halaman 156.

POSISI DUDUK SHALAT DUA RAKA’AT

Pertanyaan.
Bagaimanakah posisi duduk tahiyyat pada shalat yang dua raka’at, seperti Shubuh, Jum’at, shalat sunnah, tarawih dan witir? Apakah seperti halnya tahiyyat awal atau tahiyyat akhir pada shalat empat raka’at?

Jawaban
Apabila shalat hanya dua raka’at, baik shalat fardhu (seperti halnya shalat Shubuh) maupun shalat sunnah yang hanya ada satu tasyahud (tahiyyat), maka duduk yang disunnahkan ialah duduk iftirasy. Yaitu seperti duduk pada tasyahud awal pada shalat yang lebih dari dua raka’at. Hal ini dijelaskan dalam hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma yang berbunyi:

وَكَانَ يَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى

Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan at-tahiyyat pada setiap dua raka’at dan duduk iftirasy. [HR Muslim].

Baca Juga  Jama' Shalat 'Isya dan Maghrib

Dalam kitab Sifat Shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , halaman 156, Syaikh al-Albâni rahimahullah menjelaskan: “Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk untuk tasyahud setelah selesai dari raka’at kedua. Apabila shalatnya dua raka’at, seperti Shubuh, maka beliau  Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk iftirasy sebagaimana duduk antara dua sujud”.

Syaikh al-Albâni rahimahullah juga berkata, penulis (Sayyid Sâbiq, Red.) belum menjelaskan cara duduk dalam tasyahud pada shalat yang dua raka’at seperti Shubuh, apakah duduk iftirasy sebagaimana pendapat Ahmad, ataukah duduk tawaruk seperti pendapat asy-Syâfi’i?

Menurut saya, yang benar ialah yang pertama karena hadits Wa’il bin Hujrin Radhiyallahu anhu, ia berkata:

أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَأَيْتُهُ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ … وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ أَضْجَعَ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَنَصَبَ أُصْبُعَهُ لِلدُّعَاءِ وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى

“Aku pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu aku melihat beliau  Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya apabila membuka shalat … Dan ketika duduk pada dua raka’at, beliau  Shallallahu ‘alaihi wa sallam menduduki kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya, meletakkan tangan kanannya pada paha kanannya dan menegakkan jemarinya untuk doa, dan meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya”. [HR an-Nasâ`i, 1/173 dengan sanad shahîh].[1]

Wallahu a’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XI/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
________
Footnote
[1] Tamamul-Minnah, hlm. 223.

  1. Home
  2. /
  3. A9. Fiqih Ibadah3 Shalat...
  4. /
  5. Cara Turun Sujud dan...