Berlindung dari Adzab Kubur, Bolehkah Berdo’a Di Kuburan?

BOLEHKAH BERDO’A DI KUBURAN

Pertanyaan.
Bolehkah berdoa di kuburan keluarga kita yang meninggal dunia? Kalau boleh, bagaimana adabnya?

Jawaban.
Semoga anda diberikan taufik untuk beribadah sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berdoa adalah salah satu ibadah yang agung dan bisa dilakukan di mana saja, kecuali di tempat-tempat yang tidak pantas seperti toilet. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diriwayatkan melakukan shalat jenazah di atas kubur, dan tentu dalam shalat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan para pengantar jenazah untuk berdoa di dekat kubur, sebagaimana dijelaskan dalam hadits:

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ، فَقَالَ: «اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ»

Dari Utsman bin Affan, beliau Radhiyallahu anhu berkata, “Setelah selasai mengubur jenazah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di dekatnya dan mengatakan, ‘Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian, doakanlah agar diberi ketetapan, karena dia saat ini sedang ditanya.‘ ” [HR. Abu Dawud, no. 3221. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani]

Adapun adabnya sama dengan adab berdoa di tempat lain, antara lain menghadap ke arah kiblat, mengangkat tangan saat berdoa, memulai dengan memuji Allâh Azza wa Jalla dan shalawat, khusyu’ dan sebagainya.

Namun jangan meyakini bahwa berdoa di kuburan memiliki keistimewaan dibanding tempat lain, sebagaimana diyakini oleh sebagian orang, sehingga mereka mengkhususkan ritual berdoa di kuburan. Apalagi berdoa kepada Allâh Azza wa Jalla sambil bertawassul dengan orang yang dikubur di situ. Apalagi berdoa kepada orang yang dikubur. Tiga hal ini adalah tiga tingkatan kemungkaran doa di kuburan yang harus dihindari, dan yang ketiga adalah yang paling besar.[1]

Baca Juga  Wirid Al-Ma'tsurot Hasan Al-Bana

Wallahu A’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIX/1436H/2015M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ]
_______
Footnote
[1] Lihat: al-Mustadrak ‘ala Majmû’ Fatawa Ibnu Taimiyyah, 1/22.

BERLINDUNG DARI FITNAH DUNIA DAN ADZAB KUBUR

Dari Sa’d bin Abi Waqqâsh Radhiyallahu anhu bahwa setiap selesai shalat, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla dari beberapa perkara, termasuk diantaranya fitnah dunia:

اَللّٰهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْـجُبْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَـى أَرْذَلِ الْعُمُرِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ. 

Ya Allâh! Aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikannya aku ke usia yang hina (pikun), aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia
dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. [HR. Al-Bukhâri, no. 6370]

Faidah Hadits

  • Disyari’atkannya berlindung dari lima hal ini setiap setelah tasyahhud akhir sebelum salam atau sesudah selesai shalat wajib lima waktu
  • Pentingnya berlindung dari lima perkara ini karena Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu memohon perlindungan dari lima hal ini
  • Celaan terhadap sifat bakhil karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari sifat bakhil
  • Celaan terhadap sifat pengecut
  • Berlindung kepada Allâh Azza wa Jalla dari sifat pikun di usia lanjut
  • Besarnya fitnah dunia berkaitan dengan fitnah syahwat dan syubhat
  • Beratnya adzab dan siksa kubur
  • Menetapkan adanya adzab kubur
  • Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mampu kuasa terhadap dirinya sendiri dalam menolak bahaya dan mendatangkan manfaat. Oleh karena itu, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla dari lima hal di atas. (Fat-hu Dzil Jalâli wal Ikrâm (III/516-518) dengantambahan)
Baca Juga  Keutamaan Membaca Doa Ayat Kursi

Do’a ini bisa dilihat dalam kitab Bulûghul Marâm min Adillatil Ahkâm (no. 342), karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani t dan buku Do’a dan Wirid, karya Ustadz Yazid bin Abdul QadirJawas, hlm. 299, cet. 26, Pustaka Imam asy-Syafi’i.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIX/1436H/2014M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

  1. Home
  2. /
  3. B1. Topik Bahasan3 Ibadah...
  4. /
  5. Berlindung dari Adzab Kubur,...