Hadits Palsu Tentang Beramal Untuk Dunia Dan Akhirat

HADITS PALSU TENTANG BERAMAL UNTUK DUNIA DAN AKHIRAT

Oleh
Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni MA

     رُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ  رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِعْمَلْ لدُنْيِاكَ كأَنَّكَ تَعِيشُ أَبَداً واعْمَلْ لآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تموتُ غَداً

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Beramallâh (bekerjalah) untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beramallâh untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.”

Hadits ini tidak ada asalnya (hadits palsu) yang dinisbatkan kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah mengatakan, “Hadits ini tidak ada asalnya secara marfu’ (dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam) meskipun dia sangat populer diucapkan (di kalangan kaum Muslimin) zaman sekarang.”[1]

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Ucapan ini diriwayatkan sebagai hadits dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , padahal ini bukan hadits.”[2]

Yang benar pernyataan di atas diriwayatkan dari ucapan Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu . Itupun sanad periwayatannya lemah.

Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi ad-Dunya dalam Ishlâhul Mâl, hlmn. 34 dan Ibnu Qutaibah dalam Gharîbul Hadîts (1/286) dengan sanad mereka berdua dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu . Sanad riwayat ini lemah karena terputus. ‘Ubaidullah bin al-‘Aizar meriwayatkannya dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu padahal dia tidak bertemu dengan beliau Radhiyallahu anhu .[3]

Juga ada jalur lain yang dikeluarkan oleh Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak dalam kitab az-Zuhd, hlm. 469 dari Muhammad bin ‘Ajlân dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu ucapan yang semakna dengan ucapan di atas. Sanad riwayat inipun lemah karena terputus. Muhammad bin ‘Ajlân tidak bertemu dengan ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu .[4]

Hadits yang semakna juga diriwayatkan dari jalur lain dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu , dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallamyang dikeluarkan oleh Imam al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra (3/19).

Baca Juga  Hadits Yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Namun, hadits ini lemah, karena dalam sanadnya ada rawi yang disebut Maula ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, dia majhul (tidak dikenal). Juga ada rawi yang bernama Abu Shalih ‘Abdullah bin Shalih Kâtibu al-Laits. Orang ini sering salah dan lalai dalam meriwayatkan hadits.[5]

Hadits ini dinyatakan lemah oleh Imam as-Suyuthi dan beliau rahimahullah dibenarkan penilaiannya oleh Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadîr (2/12).

Hadits yang semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan lafazh, yang artinya, “Perbaikilah duniamu dan beramallâh untuk akhiratmu, seakan-akan kamu mati besok.” Riwayat ini dikeluarkan oleh Imam al-Qudha’i dalam Musnad asy-Syihab (1/416).

Hadits ini sangat lemah, karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Sulaiman bin Arqam. Imam al-Bukhari, Abu Dawud dan ad-Daraquthni berkata tentangnya, “Dia ditinggalkan (riwayat) haditsnya (karena kelemahannya sangat parah)”[6].

Juga ada rawi yang bernama Miqdam bin Dawud, dia adalah rawi yang dilemahkan riwayat haditsnya oleh para Ulama.[7]

Hadits yang semakna dengan riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu di atas juga diriwayatkan dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikeluarkan oleh ad-Dailami dalam Masnadul Firdaus[8]. Akan tetapi hadits ini juga sangat lemah, karena ada rawi yang ditinggalkan riwayatnya dan rawi yang majhul (tidak dikenal).[9]

Kesimpulannya, hadits ini sangat lemah bahkan palsu jika disandarkan kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun jika disandarkan kepada ucapan Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu , maka riwayatnya juga lemah.

Kemudian jika ditinjau dari segi matan (isi) hadits ini, maka juga terdapat kejanggalan dan pertentangan dengan banyak dalil dari al-Qur’an dan hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Isi hadits ini terkesan berlebihan memotivasi untuk mengejar dunia dan berusaha keras untuk meraihnya, padahal dalil-dalil dari al-Qur’an dan hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru memotivasi untuk tidak berlebihan dalam mengejar dunia dan mengambil secukupnya dari dunia, serta bersemangat dan berlomba-lomba mengejar keutamaan di sisi Allâh Azza wa Jalla di akhirat nanti.

Baca Juga  Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا 

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allâh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (urusan) dunia [Al-Qashash/28:77]

Dan dalam sebuah hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى

Sesuatu (harta dan perhiasan dunia) yang sedikit dan mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melalaikan (dari berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla).[10]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIX/1436H/2015M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ]
_______
Footnote
[1] Kitab Silsilatul Ahâtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (1/63).
[2] Majmû’ul Fatâ Syaikh al-‘Utsaimin” (46/2).
[3] Lihat kitab Silsilatul Ahâtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (1/64).
[4] Lihat kitab Silsilatul Ahâtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (1/64).
[5] Lihat kitab Taqrîbut Tahdzîb, hlm. 308
[6] Semua dinukil oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab Tahdzîbut Tahdzîb (4/148).
[7] Lihat nukilan ucapan para ulama tersebut dalam Lisânul Mîn (6/84).
[8] Dinukil oleh Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadîr (1/532).
[9] Lihat penjelasan Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadîr (1/532).
[10] Lihat penjelasan Syaikh al-Albani dalam kitab Silsilatul Ahâtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (2/373, no. 874).

  1. Home
  2. /
  3. A8. Qur'an Hadits7 Syarah...
  4. /
  5. Hadits Palsu Tentang Beramal...