Nabi Musa Alaihissallam dan Malaikat Maut
NABI ADAM DAN MALAIKAT MAUT
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia bercerita: “Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Ketika Allah Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihissalam, Allah Shubhanahu wa ta’alla mengusap punggungnya, lalu keluarlah dari punggungnya keringat yang dengannya Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan anak keturunannya sampai hari kiamat kelak, dan menjadikan pada setiap orang mata dari cahaya, setelah itu mereka di tampakkan kepada Adam.
Adam bertanya kepada Allah: “Ya Rabb, siapakah mereka? Allah Shubhanahu wa ta’alla menjawab: “Mereka semua adalah anak keturunanmu”. Lalu Adam melihat ada seseorang yang menakjubkannya, dengan sinarnya yang terang pada kedua matanya. Lantas beliau menanyakan kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla: “Ya Rabb, siapakah orang itu? Allah Shubhanahu wa ta’alla menjawab: “Dia adalah keturunanmu yang berada nanti di akhir zaman, ia di panggil dengan nama Dawud”. Beliau menimpali: “Ya Allah, berapa Engkau jadikan umurnya? Allah Shubhanahu wa ta’alla menjawab: “Enam puluh tahun”. Ya Allah, tambahkan padanya empat puluh tahun dari umurku, tambah Adam.
Tatkala sudah saatnya Adam meninggal, maka dirinya di datangi malaikat maut, akan tetapi Adam enggan dan mendebatnya: “Bukankah masih tersisa umurku empat puluh tahun lagi?, malaikat tersebut menjawab: “Bukankah telah kamu berikan kepada keturunanmu Dawud?.
Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam meneruskan: “Adam mengingkari janjinya, maka anak keturunannya pun sama suka ingkar, Adam lupa dengan janjinya, sehingga anak keturunannya pun sama, Adam alpa maka anak keturunannya pun menirunya”.
Hadits ini shahih. Di riwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Sa’di di dalam ath-Thabaqaat, dan al-Hakim, beliau menshahihkan hadits ini dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi.
Berkata Imam at-Tirmidzi mengomentari hadits ini: “Hadits Hasan Shahih“. Dan hadits ini mempunyai penguat dari haditsnya Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma
NABI MUSA ALAIHISSALLAM DAN MALAIKAT MAUT
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia bercerita: “Telah bersabda Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
“Nabi Musa ‘alaihi sallam dulu pernah di datangi malaikat maut, lalu berkata kepada nya: “Penuhi panggilan Rabbmu”.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: “Maka Musa ‘alihi sallam memukul mata malaikat maut tadi, sampai terlepas. Akhirnya malaikat tersebut kembali menghadap Allah Azza wa jalla, lalu mengadu kepada -Nya, seraya mengatakan: “Sesungguhnya Engkau telah mengutus hamba kepada seseorang yang belum ingin meninggal, dan ia telah memukul mataku”. Kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla mengembalikan matanya. Lalu berfirman kepadanya: “Kembalilah kamu kepada hamba -Ku, lantas katakan padanya, kamu ingin hidup? Kalau sekiranya kamu ingin tetap hidup maka letakan kedua tanganmu di atas bulu sapi jantan, apa yang tertutupi oleh tanganmu, maka satu helai sama dengan hidupmu satu tahun”.
Kemudain ia kembali kepada Musa, lalu mengatakan seperti yang diperintahkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla, Musa bertanya: “Setelah itu apa?, Malaikat tersebut menjawab: “Setelah itu kamu mati!. Musa mengatakan: “Bahkan sekarang, Ya Allah, matikanlah diriku di tempat yang suci dekat dengan bebatuan”.
Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
وَاللَّهِ لَوْ أَنِّي عِنْدَهُ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَانِبِ الطَّرِيقِ عِنْدَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ
“Demi Allah, kalau sekiranya saya berada di sisinya, tentu akan saya beritahu kalian kuburannya yang berada di sisi jalan di tumpukan bukit berpasir yang berwarna merah“.
Hadits ini shahih di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
NABI MUSA ALAIHISSALLAM DAN BATU
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Dulu kebiasaan yang terjadi di kalangan Bani Isra’il adalah mereka biasa mandi dalam keadaan telanjang bulat, yang satu sama lain bisa saling melihat auratnya masing-masing. Adapun Musa ‘alaihi sallam maka beliau biasa mandi dengan menyendiri. Sehingga pada suatu ketika kaumnya berkata: “Demi Allah, tidaklah Musa enggan mandi bersama kita melainkan karena dirinya punya aib”.
Pada suatu hari Musa ‘alaihissalam pergi mandi di sungai lalu meletakan bajunya di atas sebuah batu, ketika ia sedang mandi, batu tersebut berjalan dengan membawa bajunya. Maka Musa mengejarnya, sambil berteriak: “Wahai batu bajuku, wahai batu bajuku!, sedangkan kaumnya yang sedang memperhatikan dirinya akhirnya melihat Musa berada tanpa berpakaian, sehingga mereka saling mengatakan: “Demi Allah, Musa tidak terkena penyakit apa-apa”.
Akhirnya Musa dapat mengejar batu tersebut lalu berdiri di atasnya, dan mengambil pakaiannya, kemudian memukul batu tersebut”.
Abu Hurairah mengatakan: “Sungguh demi Allah Shubhanahu wa ta’alla, sesungguhnya di atas batu tersebut ada bekas enam atau tujuh pukulan yang di lakukan oleh Musa ‘alaihi sallam, kemudian turun ayat:
قال الله تعالى : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ ءَاذَوۡاْ مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ ٱللَّهُ مِمَّا قَالُواْۚ وَكَانَ عِندَ ٱللَّهِ وَجِيهٗا [سورة الأحزاب : 69 ].
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; Maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.” [al-Ahzab/33: 69].
Hadits ini shahih di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
[Disalin dari قصة موسى عليه السلام وملك الموت Penulis Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari, Penerjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2013 – 1434]
- Home
- /
- B2. Topik Bahasan8 Kisah...
- /
- Nabi Musa Alaihissallam dan...