I’tikaf Menurut Sunnah yang Shahih

Daftar Isi

  1. Pengertian I’tikaf
  2. Bab I Hukum I’tikaf dan Dalil-Dalilnya
  3. Bab II Keluar Dari Tempat I’tikaf, Hukum-Hukum dan Syarat-Syaratnya

MUQADDIMAH

Pengertian I’tikaf

  1. I’tikaf dari segi bahasa bermakna menetap pada sesuatu atau menghabiskan waktu untuk sesuatu atau dengan bahasa sekarang disebut at-tafarrugh lahu (mencurahkan waktu untuknya).

Tashrifnya dari يَعْكِفُ عَكَفَ (huruf kaf boleh didhammahkan dan boleh juga dikasrahkan), مُعْتَكِفٌاِعْتِكَافٌ عَاكِفٌ

  1. I’tikaf menurut syari’at bermakna: menetapnya seorang muslim yang berakal dan baligh di dalam satu masjid dengan niat i’tikaf untuk waktu tertentu, sebagaimana akan datang rinciannya, insya Allah.

Dalam beberapa ayat al-Qur-an al-Karim tercantum kata i’tikaf yang menunjukkan satu arti, yaitu menetap pada sesuatu atau menghabiskan waktu untuknya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَاَتَوْا عَلٰى قَوْمٍ يَّعْكُفُوْنَ عَلٰٓى اَصْنَامٍ لَّهُمْ

“…Maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka…”  [Al-A’raaf/7: 138]

Baca Juga  Dalil Tempat I'tikaf dan Waktu I'tikaf yang Dapat Dilaksanakan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang ucapan Nabi Musa Alaihissallam kepada Samiri:

وَانْظُرْ اِلٰٓى اِلٰهِكَ الَّذِيْ ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا

“…Lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya…  [Thaahaa/20: 97]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang ucapan Ibrahim Alaihissallam:

اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا هٰذِهِ التَّمَاثِيْلُ الَّتِيْٓ اَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُوْنَ

“(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, ‘Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?’” [Al-Anbiyaa’/21: 52]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang ucapan Bani Israil:

قَالُوْا لَنْ نَّبْرَحَ عَلَيْهِ عٰكِفِيْنَ حَتّٰى يَرْجِعَ اِلَيْنَا مُوْسٰى 

“Mereka menjawab, ‘Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami.’” [Thaahaa/20: 91]

Adapun yang tercantum dalam al-Qur-an al-Karim dengan lafazh i’tikaf dengan makna syar’i yakni menetap di dalam masjid, sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Ibrahim dan Ismail Alaihissallam:

اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

“…Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud… [Al-Baqarah/2: 125]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kaum mukminin tentang adab dan syarat-syarat i’tikaf:

وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ

“…Janganlah kamu campuri mereka itu (isteri-isterimu), sedang kamu beri’tikaf dalam masjid…”  [Al-Baqarah/2: 187]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Masjidil Haram:

وَالْمَسْجِدِالْحَرَامِ الَّذِيْ جَعَلْنٰهُ لِلنَّاسِ سَوَاۤءً ۨالْعَاكِفُ فِيْهِ وَالْبَادِ

“…Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir…” [Al-Hajj/22: 25]

Dikatakan bahwa maksud dari Masjidil Haram adalah kota Makkah dan maksud dari ‘Aakif adalah orang-orang yang bertempat tinggal di kota Makkah. Adapun maksud al-baad yaitu orang-orang yang datang dari negeri-negeri lain, kemudian kembali ke negerinya, wallaahu ‘alam.

[Disalin dari kitab Ad-Du’aa’ wal I’tikaaf, Penulis Syaikh Samir bin Jamil bin Ahmad ar-Radhi, Judul dalam bahasa Indonesia I’tikaf Menurut Sunnah yang Shahih, Penerjemah Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit  Pustaka Ibnu Katsir]

Baca Juga  Keluar dari Tempat I'tikaf, Hukum dan Syarat-syaratnya
  1. Home
  2. /
  3. A9. Fiqih Ibadah5 Puasa...
  4. /
  5. I’tikaf Menurut Sunnah yang...