Permusuhan Yahudi Terhadap Islam

PERMUSUHAN YAHUDI TERHADAP ISLAM (TINJAUAN HISTORIS)

Oleh
Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah dikenal dan sudah ada semenjak dahulu, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai sejak dakwahnya. Bahkan sebelum beliau lahir, kaum Yahudi sudah menampakkan permusuhannya tersebut. Mereka merasa khawatir, pengaruh dakwah Islam ini dapat menghancurkan impian dan rencana mereka.[1]

Substansi permusuhan Yahudi terhadap Islam adalah masalah agama, bukan permusuhan yang menyangkut perebutan tanah, wilayah ataupun perbatasan, sebagaimana opini yang berkembang di khalayak. Bukan masalah tersebut, tetapi karena persoalan yang menyangkut aqidah dan Islam.

Musuh-musuh Islam dan para pengekornya terus berupaya membentuk opini, bahwa hakikat pertarungan dengan Yahudi hanya sebatas perebutan wilayah, pengungsi dan persoalan air. Sehingga menurut mereka, persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya) hidup berdampingan secara damai, perbaikan taraf hidup masing-masing, penempatan pemukiman secara terpisah, dan pendirian sebuah negara sekuler kecil yang lemah di bawah tekanan Zionisme. Semua itu, justeru menjadi pagar pengaman bagi negara Zionis. Kita semua tidak menyadari, bahwa permusuhan kita dengan Yahudi sudah lama terjadi, semenjak berdirinya negara Islam di Madinah di bawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.[2] Permusuhan dan usaha Yahudi merusak Islam akan berlanjut terus. Hal ini sudah terlihat dalam peringatan yang disampaikan pendeta Buhairah terhadap Abu Thalib, ketika paman beliau ini menyertakan Rasulullah waktu masih kecil dalam perjalanan dagang bersamanya.

Permusuhan Yahudi, telah dijelaskan oleh dalam firmanNya:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

 Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. [al Maidah/5:82].

Melihat demikian panjang sejarah dan banyaknya permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka dalam tulisan ini, kami ringkas dalam tiga marhalah. [3]

Marhalah Pertama. Upaya Dan Cara Yahudi Menghalangi Dakwah Islam Pada Masa Awal Perkembangan Dakwah Islam.
Di antara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam pada masa-masa awal perkembangan Islam adalah :

1. Melancarkan Embargo Dalam Bidang Ekonomi
Pada awal perkembangan Islam di Madinah, kaum Muslimin dalam kondisi perekonomian yang sangat lemah. Kaum Muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta. Adapun kaum Anshor yang menolong mereka pun, bukan pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu, Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum Muslimin dari agama yang dipeluknya, dan melakukan embargo ekonomi.

Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum Muslimin. Ini terjadi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam harta guna membantu urusan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Abu Bakar memasuki Baitul Midras (tempat ibadah kaum Yahudi), didapatinya kaum Yahudi sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash, seorang pembesar Bani Qainuqa`. Dia merupakan salah satu ulama besar, dan mereka didampingi seorang pendeta Yahudi bernama Asy-ya`.

Setelah Abu Bakar Radhiyallahu anhu menyampaikan surat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, maka ia membaca sampai selesai dan kemudian berkata, seraya menghina : “Rabb kalian membutuhkan bantuan kami”.[4]

Perlakuan mereka tidak cukup hanya sampai disini saja, bahkan mereka juga enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual-beli dan amanah kepada kaum Muslimin. Mereka berdalih, bahwa hutang, jaul-beli dan amanah tersebut, adanya sebelum Islam. Dan masuknya mereka ke dalam Islam, ini berarti menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan : “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi”. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. [Ali Imran/3:75].

2. Membangkitkan Fitnah Dan Kebencian
Dalam upaya menghalangi dakwah Islam, kaum Yahudi menciptakan fitnah dan kebencian antara sesama kaum Muslimin yang pernah ada di kalangan penduduk Madinah. Yaitu dari Aus dan Khazraj semasa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk Islam menerima ajakan kaum Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Sebagaimana kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Sirah Ibnu Hisyam (2/588), ringkas kisahnya : Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis dengan kaum Anshar. Kemudian pemuda Yahudi ini mengingatkan kaum Anshar tentang kejadian perang Bu’ats, hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Hasutan ini sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat Muhajirin menemui mereka dan bersabda :

يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ

Wahai kaum Muslimin, alangkah keterlaluan kalian. Apakah (kalian mengangkat) seruan jahiliyah, padahal aku ada di antara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan memuliakan kalian, memutus perkara jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam, serta menyatukan hati kalian.

Mendengar seruan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka mereka sadar. Bahwa ini merupakan godaan setan dan tipu daya musuh, sehingga mereka menangis dan saling memaafkan, yaitu antara Aus dan Khazraj. Mereka pun pergi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan patuh dan taat. Allah Azza wa Jalla menurunkan firmanNya:

Baca Juga  Mekkah dan Madinah Terpelihara Dari Penyakit Epidemi Seperti Flu Babi?

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan”. Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan”. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. [Ali Imran/3 : 99].[5]

3. Menyebarkan Keraguan Pada Diri Kaum Muslimin.
Orang-orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum Muslimin, dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan keimanannya terhadap Islam. Dijelaskan oleh Allah Azza wa Jalla dalam firmanNya:

وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya) : “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). [Ali Imran/3 : 72].

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini dengan pernyataan beliau : “Ini merupakan tipu daya yang mereka inginkan, untuk merancukan agama Islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan pada pagi hari (permulaan siang) dan shalat Subuh bersama kaum Muslimin. Lalu ketika di akhir siang hari (sore hari), mereka murtad dari agama Islam, agar orang-orang yang jahil mengatakan, bahwa mereka murtad, tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum Muslimin”.[6]

4. Memata-Matai Kaum Muslimin.
Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum Muslimin, menyadap berita dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ingin beliau lakukan kepada orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin. Di antaranya : Sa’ad bin Hanif, Zaid bin al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan ‘Utsman bin Aufa, serta Rafi’ bin Huraimila`.[7]

Untuk menghancurkan tipu daya mereka, Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ﴿١١٨﴾هَا أَنْتُمْ أُولَاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ ۚ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman,” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka) : “Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. [Ali Imran/3:118-119].

5. Berusaha Memfitnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam .
Orang-orang Yahudi tidak pernah berhenti berusaha memfitnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Di antaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaq, beliau berkata : Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, ‘Abdullah bin Shuri dan Syaas bin Qais saling berembuk dan sepakat menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Kemudian, mereka pun menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata : “Wahai Muhammad, engkau telah mengetahui, kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi. Apabila kami mengikutimu, maka seluruh orang-orang Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu, lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka?” Tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah Azza wa Jalla :

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. [al Maidah/5:49].

Marhalah Kedua. Masa Peperangan Antara Kaum Yahudi Dan Kaum Muslimin Pada Zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam .
Orang-orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum Muslimin. Mereka pun menampakkan diri bergabung kepada kaum musyrikin, dengan menyatakan permusuhan secara terang-terangan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Namun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap menunggu, sampai mereka benar-benar telah melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat di Madinah.

Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan tindakan untuk menghadapi mereka, dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Di antara keputusan penting tersebut adalah: pengusiran Bani Qainuqa`, pengusiran Bani Nadhir, perang Bani Quraidzah, dan penaklukan kota Khaibar. Setelah terjadinya hal tersebut, maka orang-orang Yahudi terusir dari Jazirah Arab.

Marhalah Ketiga. Tipu Daya Dan Makar Orang-Orang Yahudi Terhadap Islam Setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Wafat.
Orang-orang Yahudi memandang, tidak mungkin melawan Islam dan kaum Muslimin selama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, orang-orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk kembali membuat makar. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya untuk memalingkan kaum Muslimin dari agamanya.

Baca Juga  Misi Kaum Muslimin Menaklukkan Tanah Palestina

Mereka melakukannya secara lebih baik dan teliti dibandingkan sebelumnya. Mereka bermasuk mewujudkan sebagian targetnya, yang dilatar-belakangi oleh beberapa sebab, di antaranya :

  • Kaum Muslimin kehilangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
  • Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu, sehingga dapat menambah hebat dalam membuat makar dan tipu daya.
  • Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum Muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum Muslimin.

Membicarakan tipu daya dan makar Yahudi terhadap kaum Muslimin, sejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat hingga kini, membutuhkan pembahasan yang sangat panjang. Namun kami cukupkan dengan mengambil contoh tiga peristiwa besar dalam perjalanan kaum Muslimin.

1. Fitnah Pembunuhan Khalifah ‘Utsman Radhiyallahua Anhu.
Ini merupakan awal keberhasilan Yahudi menyusup dan merusak Islam dan kaum Muslimin. Tokoh Yahudi yang bertanggung jawab atas peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba`, yang dikenal dengan Ibnu Sauda`. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.

2. Fitnah Maimun Al-Qadaah Dan Perkembangan Sekte Bathiniyah.
Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan Saba’isme, membuat orang-orang Yahudi semakin berani. Belum reda fitnah Sabaiyah, mereka sudah memunculkan tipu daya yang baru, dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dishan al Qadah, dengan membuat sekte Bathiniyah di Kufah, tahun 276H.

Imam al Baghdadi menceritakan : “Di antara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dishaan, yang dikenal dengan al Qadah. (Dia) seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad ash Shadiq yang berasal dari daerah al Ahwaz, dan Muhammad bin al Husain yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun al Qadah di penjara Iraq, lalu membangun sekte Bathiniyah”.[8]

Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dengan beragam bentuk, sehingga sekte ini berkembang menjadi sangat luas, di kalangan kaum Muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahram dan hilangnya kewajiban syari’at pada seseorang.[9]

3. Penghancuran Kekhilafahan Turki ‘Utsmani Oleh Gerakan Masoniyah, Yang Kemudian Menumbuhnya Perpecahan Di Kalangan Kaum Muslimin.
Orang-orang Yahudi mengetahui, bahwa sumber kekuatan kaum Muslimin adalah jika mereka bersatu di bawah kepemimpinan dalam naungan Kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha untuk meruntuhkan kekhilafahan yang telah ada sejak zaman Khulafa-ur Rasyidin, sampai kemudian berhasil meruntuhkan Negara Turki ‘Utsmaniyah.

Orang-orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki ‘Utsmaniyah pada masa Sultan Murad ke-2 (tahun 834-855H). Setelah itu pada masa Sultan Muhammad al Faatih (tahun 855-886H), meningal diracun oleh thobib (dokter) beliau yang seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga Yahudi berhasil membunuh Sultan Sulaiman al Qanuni (tahun 926-974H) dan cucu-cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbanu.

Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung pada masa Kekhilafahan Utsmaniyah, lebih dari 400 tahun, hingga runtuhnya di tangan Mushthafa Kamal Ataturk. Dalam menjalankan tipu dayanya, mereka menggunakan berbagai kekuatan, misalnya :

  • Yahudi ad-Dunamah. Di antara tokohnya adalah Madhat Basya dan Mushthafa Kamal Ataturk. Mereka sangat berperan dalam menghancurkan Kekhilafahan ‘Utsmaniyah.
  • Salibis Eropa yang sangat membenci Islam dan kaum Muslimin. Mereka meneken perjanjian kerjasama dengan beberapa negara Eropa, seperti Bulgaria, Rumania, Namsa, Perancis, Rusia, Yunani dan Italia.
  • Organisasi bawah tanah (rahasia), khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.

Catatan mutakhir telah merekam usaha-usaha Musthafa Kamal Ataturk dalam menghancurkan Kekhilafahan ‘Utsmaniyah, di antaranya :

  • Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan.
  • Pada 18 November 1922M ia mencopot Wahiduddin Muhammad ke-6 dari kekhilafahan.
  • Pada Agustus 1923 M, ia mendirikan Hizbusy-Sya’b al Jumhuriyah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi ad-Dunamah dan Masoniyah.
  • Pada 20 Oktober 1923 M, Republik Turki diresmikan dan al Jum’iyah al Wathaniyah (Organisasi Nasional) memilih Musthafa Kamal Pasha Attaurk sebagai Presiden Turki.
  • Pada 2 Maret 1924 M, kekhilafahan dihapus total.

Demikian catatan ringkas sejarah permusuhan Yahudi, sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga masa mutakhir ini, mereka tak henti-hentinya melakukan maker, tipu daya dan permusuhan terhadap kaum Muslimin. Mudah-mudahan uraian ringkas ini dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum Muslimin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Khusus 07-08/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
______
Footnote
[1]  Al Yahudiyah wal Masuniyah, karya Syaikh Abdurrahman ad Dausari, Cetakan Pertama, Tahun 1414H, Darus Sunnah, Kairo, halaman 25.
[2]  Majalah al Ashalah, Edisi 30/Th. V/15 Syawwal 1421H. Lihat terjemahannya oleh Ust. Ahmas Fais dalam Majalah As-Sunnah, Edisi 8/V/1422H/2001M. halaman 19.
[3] Pembagian dan penjelasan tiga marhalah ini diambil dari kitab Badzlul Majhud fi Itsbat Musyabahatil Rafidhah bilYahud, ‘Abdullah al Jumaili, 1/40-69, secara ringkas dengan penambahan dari beberapa referensi yang disebutkan dalam foot note.
[4] Badzlul Majhud, 1/42. Riwayat ini juga dibawakan Imam ath Thabrani, Ibnu Katsir dan al Baghawi dalam tafsir mereka terhadap firman Allah surat Ali Imran ayat 181. Lihat Tafsir ath Thabari, 7/444.
[5] Diringkas dari Badzlul Majhud, 1/44-45.
[6] Tafsir Ibnu Katsir, 1/273.
[7] Lihat Sirah Ibnu Hisyam, 2/556.
[8] Al Farqu Baninal Firaq, halaman 282, dinukil dari Badzlul Majhud, 1/61.
[9] Untuk lebih detail tentang sekte Bathiniyah, silahkan merujuk kepada kitab-kitab yang memuat pembahasan sekte-sekte dalam Islam.

  1. Home
  2. /
  3. A8. Palestina (Syam), Mekkah...
  4. /
  5. Permusuhan Yahudi Terhadap Islam