Sifat-Sifat Neraka(2)
SIFAT-SIFAT NERAKA
B. Hadits-hadits yang menggambarkan Neraka dan berbagai jenis siksaannya
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( يؤتى بالنار يومَ القِيامةِ، لَها سَبعونَ أَلفَ زِمامٍ، مَع كلِّ زمامٍ سَبعونَ أَلفَ مَلَكٍ يَجرُّونَها )) [ رواه مسلم ]
“Neraka dibawa pada hari kiamat, baginya ada seribu tali kekang, bersama setiap tali kekang ada tujuh puluh malaikat yang menyeretnya.” HR. Muslim.[1]
Dalam Shahihaian, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( نَارُكُمْ هَذِهِ ما يُوقِدُ بَنُو آدَمَ جُزْءٌ وَاحِدٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ “، قالوا: يا رسول الله إنها لكافية؟ قال: إِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا )) [ متفق عليه
“Api kamu ini yang dinyalakan oleh manusia adalah satu baginya dan tujuh puluh bagian dari neraka jahanam.’ Mereka bertanya: ‘Ya Rasulullah, sesunggunya ia sudah mencukupi.’ Beliau bersabda: ‘Sesungguhnya dilebihkan atasnya dengan enam puluh sembilan baginya, semuanya setara panasnya.” Muttafaqun ‘alaih. [2]
Dan darinya, kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kami mendengar suara. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kamu, apakah ini? Kami menjawab: Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.’
Beliau Shallallahu ‘alaihim bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( هَذَا حَجَرٌ أرسله الله في جهنم مُنْذُ سبْعِينَ خَرِيفًا (يعني سبعين سنة) فالآن حين انتهى إلى قَعْرِهَا )) [ رواه مسلم ]
Ini adalah batu yang dikirim oleh Allah subhanahu wa ta’ala di neraka jahanam sejak tujuh puluh tahun, sekarang telah sampai ke dasarnya.” HR. Muslim. [3]
Dari Utban bin Ghazwan radhiyallahu ‘anhu dan ia sedang berkhutbah: “Telah disebutkan kepada kami bahwa batu yang dilempar dari tepi Jahanam lalu jatuh padanya tujuh puluh tahun, tidak sampai ke dasar. Demi Allah, ia akan dipenuhi, apakah kamu merasa heran?’ HR. Muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لَوْ أنَّ قطْرةً من الزَّقُّومِ قَطَرَتْ في دار الدُّنْيَا لأفْسَدَتْ على أهلِ الدنيا مَعَايِشَهُمْ)) [رواه النسائي والترمي وابن ماجة]
“Jikalau setetes dari buah zaqum menetes didunia, niscaya ia merusak kehidupan seluruh penghidupan penduduk dunia.”HR. an-Nasa`i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. [4]
Dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( إنَّ أهْوَنَ أهل النارِ عذاباً مَنْ لَهُ نَعْلانِ وشِرَاكانِ من نارٍ يَغلي منهما دماغُه كما يغلي المِرْجَل ما يَرَى أنَّ أحداً أشدُّ منهُ عَذَاباً وإنَّهُ لأهْونُهمْ عذاب )) [رواه البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaan adalah orang yang mempunyai dua sendal dan dua talinya dari api yang mendidih dari keduanya otaknya, sebagaimana mendidih periuk, ia tidak melihat ada orang yang lebih berat siksaan darinya, dan sesungguhnya ia adalah yang paling ringan siksaan.”HR.Muslim dan al-Bukhari yang semisalnya. [5]
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( ؤتَى بأنْعَم أهل الدنيا مِنْ أهل النار فيُصْبَغُ في النارِ صَبْغَةً ثم يُقَال: يا ابنَ آدمَ هل رأيتَ خيراً قطُّ هل مَرَّ بكَ نعيمٌ قط؟ فيقولُ لا والله يا ربِّ، ويؤْتَى بأشَدِّ الناسِ بؤساً في الدنيا مِنْ أهل الجنة فيصبغُ صبغةً في الجنة فيقال: يا ابن آدمَ هل رأيتَ بؤساً قط؟ هل مَرَّ بك من شدة قط؟ فيقولُ: لا والله يا ربِّ ما رأيتُ بؤساً ولا مرّ بِي مِنْ شدةٍ قط)) [رواه مسلم]
“Didatangkan orang yang paling nikmat di dunia dari penghuni neraka, lalu direndam di neraka satu kali, kemudian dikatakan: Wahai anak Adam (manusia), apakah engkau pernah melihat kebaikan? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan? Ia menjawab: Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku. Dan didatangkan penduduk dunia yang paling menderita dari penghuni surga, lalu dicelup di surga, dikatakan kepadanya: Wahai anak Adam (manusia), apakah engkau pernah merasakan kesusahan? Apakah engkau pernah merasakan kepahitan hidup? Ia menjawab: ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku, aku tidak pernah melihat kesusahan dan tidak pernah melewat kepahitan hidup.’ HR. Muslim. [6]
Maksudnya bahwa penghuni neraka lupa segala nikmat yang pernah mereka rasakan di dunia, dan penghuni surga lupa terhadap segala kesusahan yang pernah mereka rasakan semasa di dunia. Dan darinya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((يقالُ للرجلِ من أهلِ النارِ يومَ القيامَةِ : أرأَيْتَ لو كان لكَ ما على الأرضِ من شيءٍ أكنتَ مفتديًا بِه؟ قال: فيقول: نعم. قال: فيقول: قدْ أردْتُّ منكَ ما هو أهونَ من ذلِكَ، قد أخذتُ عليكَ في ظهرِ آدمَ أن لَّا تُشرِكَ بي شيئًا فأبيتَ إلَّا أنْ تُشْرِكَ بي )) [رواه أحمد]
“Dikatakan kepada seorang laki-laki dari penghuni neraka di hari kiamat: ‘Bagaimana pendapatmu jika engkau untukmu apa yang ada di muka bumi, apakah engkau ingin menebusnya? Ia menjawab: Ya.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ‘Sungguh Aku telah menghendaki darimu yang lebih mudah dari hal itu, Aku telah mengambil perjanjian terhadapmu (saat engkau beradhiyallahu ‘anhua) di belakang (sulbi) Adam ‘alahissalam bahwa engkau jangan menyekutukan sesuatu dengan-Ku, maka engkau enggan kecuali menyekutukan denganku.” HR. Ahmad, dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim semisalnya. [7]
Dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ya’la bin Munyah, ibnu Umayyah, Munyah adalah nama ibunya, ia berkata: ‘Allah memunculkan awan untuk penghuni neraka, apabila muncul atas mereka, Dia memanggil mereka: Wahai penghuni neraka, apa yang kamu tuntut? Apakah yang kamu minta? Maka mereka teringat dengannya awan-awan di dunia dan air yang turun kepada mereka. Mereka berkata: ‘Kami memohon minuman, ya Rabb. Lalu Dia menurunkan belenggu sebagai tambahan pada belenggu mereka dan rantai-rantai sebagai tambahan pada rantai mereka, dan bara api yang menyakan api terhadap mereka.’
Dan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَقَاطِعُ رَحِمٍ وَمُصَدِّقٌ بِالسِّحْرِ وَمَنْ مَاتَ مُدْمِنًا لِلْخَمْرِ سَقَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ نَهْرِ الْغُوطَةِ “. قيل: وَمَا نَهْرُ الْغُوطَةِ؟ قال: ” نَهْرٌ يَجْرِي مِنْ فُرُوجِ الْمُومِسَاتِ يُؤْذِي أَهْلَ النَّارِ رِيحُ فُرُوجِهِمْ)) [ رواه أحمد ]
“Ada tidak golongan yang tidak masuk surga: terus menerus minum arak, memutuskan hubungan silaturrahim, dan mempercayai sihir. Dan siapa yang mati sebagai pecandu minuman keras niscaya Allah Azza wa Jalla menuanginya dari sungai ghuthah.’ Ada yang bertanya: Apakah sungai ghuthah itu? Beliau menjawab: ‘Sungai yang mengalir dari kemaluan wanita pelacur yang bau busuk kemaluan mereka menyakiti penghuni neraka.” [8]
Dan dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إِنَّ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَهْدًا لِمَنْ يَشْرَبُ الْمُسْكِرَ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِيْنَةِ الْخَبَالِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا طِيْنَةُ الْخَبَالِ؟، قَالَ: عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ أَوْ عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ.)) [ رواه مسلم ]
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berjanji untuk orang yang meneguk minuman keras akan meminumi dia dari thinatul khabal.’ Mereka bertanya: ‘Apakah thinatul khabal itu? Beliau menjawab: ‘Yaitu keringatnya penghuni neraka atau perasan penghuni neraka.’[9]
Dalam Shahihain, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( يقال لليهود والنصارى:مَاذَا تَبْغُونَ؟ فَيَقُولُونَ: عَطِشْنَا يَا رَبَّنَا فَاسْقِنَا. فَيُشَارُ إِلَيْهِمْ: أَلَا تَرِدُونَ؟ فَيُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ كَأَنَّهَا سَرَابٌ يَحْطِمُ بَعْضُهَا بَعْضًا فَيَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ )) [ متفق عليه ]
Dikatakan kepada Yahudi dan Nashrani: ‘Apakah kamu inginkan? Mereka menjawab: ‘Kami kehausan, wahai Rabb, berilah kami minuman.’ Maka mereka diberi isyarat: ‘Apakah kamu mau datang (ke sini).’ Maka mereka digiring menuju neraka Jahanam. Seolah-olah fatamorgana (bayang-bayang) saling menghancurkan satu sama lain, lalu mereka berjatuhan di neraka.”Muttafaqun ‘alaih.[10]
Hasan berkata: Bagaimana sangkaanmu terhadap suatu kaum yang berdiri di atas kaki mereka selama lima ratus tahun, tidak makan sedikitpun, tidak minum sedikitpun, sehingga terputus leher mereka karena kehausan dan terbakar rongga mereka karena kelaparan. Kemudian mereka dipalingkan ke neraka, lalu diberi minum dari mata air panas, telah mencapai puncak panasnya dan sangat mendidih.
Ibnul Jauzi berkata dalam menggambarkan neraka : Satu negeri yang penghuni ditentukan dengan jauh, dihalangi kenikmatan harapan dan keberuntungan. Diganti cahaya muka mereka dengan warna hitam. Dipukul dengan gada yang lebih kuat dari gunung. Atasnya ada malaikat yang keras lagi kasar, Jikalau engkau melihat mereka di neraka hamim menyisir. Di atas api mereka dilempar, maka duka cita kekal, mereka tidak pernah senang. Kedudukan mereka sudah terpatri untuk selama-lamanya. Atasnya ada malaikat yang keras lagi kasar, mereka menangis karena telah menyia-nyiakan waktu muda. Setiap kali datang bertambalah penderitaan, di atasnya ada malaikat yang keras lagi kasar. Alangkah ruginya mereka karena kemurkaan Yang Maha Pencipta. Alangkah menderitanya mereka karena besarnya siksaan. Alangkah malunya mereka di antara semua makhluk, di hadapan semua saksi. Di manakah keuntungan mereka untuk keruntuhan? Di manakah usaha mereka di dalam dosa. Seakan-akan ia adalah buaian dalam mimpi, kemudian tubuh-tubuh itu dibakar. Setiap dibakar dikembalikan seperti semula. Di atasnya ada malaikat yang keras lagi kasar.
Ya Allah, selamatkanlah kami dari siksa neraka. Lindungilah kami dari negeri kehinaan dan kenistaan. Tempatkanlah kami dengan rahmat-Mu di negeri orang-orang bertaqwa yang berbakti. Ampunilah kami, kedua orang tua kami dan semua kaum muslimin, dengan rahmat-Mu wahai Yang Paling Pengasih dari orang-orang yang pengasih. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
[Disalin dari وصف النار (Dinukil dari buku Majalis Ramadhan) Penulis : Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, Penerjemah Muhammad Iqbal A. Gazali, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] HR. Muslim 2842 dan at-Tirmidzi 2573.
[2] HR. Al-Bukhari 3092, Muslim 2842, at-Tirmizi 2589, Ahmad 2/313, Malik 1872, dan ad-Darimi 2947.
[3] HR. Muslim 2844 dan Ahmad 2/371.
[4] HR. At-Tirmidzi 2585, Ibnu Majah 4325 dan Ahmad 1/301, dan dikeluarkan oleh al-Hakim dan ia berkata : Shahih menurut syarat Shahihain.
[5] HR. Al-Bukhari 6194, Muslim 213, at-Tirmidzi 2604, dan Ahmad 4/271.
[6] HR. Muslim 2807 dan Ahmad 3/203.
[7] HR. Al-Bukhari 3156, Muslim 2805, dan Ahmad 3/127.
[8] HR. Ahmad 4/399 dan dishahihkan al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
[9] HR. Muslim 2002, an-Nasa`i 5709, dan Ahmad 3/361.
[10] HR. Muslim 183.
- Home
- /
- A3. Aqidah Surga dan...
- /
- Sifat-Sifat Neraka(2)