Kabar Dari Nabi Tentang Perkara Ghaib yang Akan Terjadi

Pembahasan Keempat
KABAR DARI NABI TENTANG PERKARA-PERKARA GHAIB YANG AKAN TERJADI PADA MASA MENDATANG.

Oleh
Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan segala hal yang akan terjadi sampai datangnya hari Kiamat. Hal itu adalah sebagian dari perkara-perkara ghaib yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang telah diperlihatkan Allah kepada beliau. Hadits-hadits dalam masalah ini sangat banyak, sampai pada batasan mutawatir secara makna.[1]

Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah Radhiyallahu anhu, dia berkata:

لَقَدْ خَطَبَنَـا النَّبِيُّ J خُطْبَةً مَا تَرَكَ فِيهَا شَيْئًا إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ إِلاَّ ذَكَرَهُ؛ عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ، وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ، إِنْ كُنْتُ لأَرَى الشَّيْءَ قَدْ نَسِيتُهُ، فَأَعْرِفُهُ كَمَا يَعْرِفُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ إِذَا غَابَ عَنْهُ فَرَآهُ فَعَرَفَهُ.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan kami dengan satu khutbah, di dalamnya beliau tidak meninggalkan sedikit pun (segala sesuatu yang akan terjadi) sampai hari Kiamat kecuali beliau menyebutkannya. Orang yang mengetahuinya mengetahui hal itu, dan orang yang tidak mengetahuinya tidak mengetahui hal itu. Sungguh, aku melihat sesuatu yang telah aku lupakan (dari apa yang telah Rasul kabarkan), lalu aku mengetahuinya kembali, sebagaimana seseorang yang mengenal temannya, kemudian temannya pergi darinya, lalu dia melihatnya kembali dan ia pun mengenalnya.[2]

Dan beliau Radhiyallahu anhu berkata:

أَخْبَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ، فَمَا مِنْهُ شَيْءٌ إِلاَّ قَدْ سَأَلْتُهُ؛ إِلاَّ أَنِّي لَمْ أَسْأَلْهُ: مَا يُخْـرِجُ أَهْلَ الْمَدِيْنَةِ مِنَ الْمَدِينَةِ؟

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepadaku apa yang akan terjadi sampai hari Kiamat, tidak satu pun darinya kecuali aku telah bertanya kepada beliau, hanya saja aku tidak bertanya kepada beliau, ‘Apa yang mengeluarkan penduduk Madinah dari Madinah?”’[3]

Pengabaran tidaklah khusus untuk Hudzaifah Radhiyallahu anhu saja, bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah dalam satu hari penuh untuk menjelaskan kepada para Sahabat Radhiyallahu anhum apa (fitnah) yang telah terjadi dan yang akan terjadi sampai hari Kiamat.

Baca Juga  35-37. Mengambil Ilmu dari Orang Bodoh, Wanita Berpakaian Tetapi Telanjang

Abu Zaid ‘Amr bin Akhtab al-Anshari Radhiyallahu anhu telah meriwayatkan, dia berkata:

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَجْرَ، وَصَعِدَ الْمِنْبَرَ، فَخَطَبَنَا حَتَّى حَضَرَتِ الظُّهْرُ، فَنَزَلَ، فَصَلَّى، ثُمَّ صَعِدَ الْمِنْبَرَ، فَخَطَبَنَا حَتَّى حَضَرَتِ الْعَصْرُ، ثُمَّ نَزَلَ، فَصَلَّى، ثُمَّ صَعِدَ، فَخَطَبَنَا حَتَّى غَرَبَتِ الشَّمْسُ، فَأَخْبَرَنَا بِمَا كَانَ وَبِمَا هُوَ كَائِنٌ فَأَعْلَمُنَا أَحْفَظُنَا.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami pada shalat Shubuh, kemudian naik ke atas mimbar, lalu beliau berkhutbah kepada kami hingga (datang waktu) Zhuhur. Kemudian beliau turun, lalu melakukan shalat, setelah itu beliau naik ke atas mimbar dan berkhutbah kepada kami hingga (datang waktu) ‘Ashar. Kemudian beliau turun dan melakukan shalat, selanjutnya beliau naik (ke atas mimbar), lalu berkhutbah hingga matahari terbenam. Beliau mengabarkan kepada kami tentang (fitnah) yang telah terjadi dan yang akan terjadi. Maka orang yang paling tahu di antara kami adalah orang yang paling hafal di antara kami.” (HR. Muslim)[4]

Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu anhu berkata:

وَاللهِ إِنِّي لأَعْلَمُ النَّاسِ بِكُلِّ فِتْنَةٍ هِيَ كَائِنَةٌ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَ السَّاعَةِ، وَمَا بِيْ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ رَسُـولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسَرَّ إِلَيَّ فِي ذَلِكَ شَيْئًا لَمْ يُحَدِّثْهُ غَيْرِي، وَلَكِنْ رَسُـولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ يُحَدِّثُ مَجْلِسًا أَنَا فِيهِ عَنِ الْفِتَنِ، فَقَالَ رَسُـولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَعُدُّ الْفِتَنَ: مِنْهُنَّ ثَلاَثٌ لاَ يَكَدْنَ يَذَرْنَ شَيْئًا، وَمِنْهُنَّ فِتَنٌ كَرِيَـاحِ الصَّيْفِ؛ مِنْهَا صِغَارٌ وَمِنْهَا كِبَارٌ. قَالَ حُذَيْفَةُ: فَذَهَبَ أُولَئِكَ الرَّهْطُ كُلُّهُمْ غَيْرِي.

Demi Allah, aku adalah orang yang paling tahu setiap fitnah yang terjadi di antaraku sampai hari Kiamat. Hanya saja Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merahasiakan kepadaku sesuatu tentangnya yang tidak dikabarkan kepada seorang pun selain aku. Akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda ketika beliau sedang meriwayatkan hadits tentang fitnah pada sebuah majelis di mana aku ada di dalamnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dengan menyebutkan fitnah-fitnah (yang terjadi), ‘Di antaranya ada tiga yang hampir saja tidak meninggalkan sesuatu, di antaranya fitnah-fitnah bagaikan angin pada musim kemarau, di antaranya ada yang kecil, dan di antaranya ada yang besar.’” Hudzaifah berkata, “Lalu sekelompok orang itu pergi semuanya kecuali aku.[5]

Baca Juga  56-57. Dicabutnya Ruh Orang Beriman, Penghalalan Baitul Haram (Makkah)

Ini adalah dalil-dalil shahih yang menunjukkan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada umatnya segala hal yang akan terjadi sampai hari Kiamat yang khusus bagi mereka.

Dan tidak diragukan lagi bahwa khabar ghaib tentang tanda-tanda hari Kiamat telah memperoleh bagian yang paling besar. Karena itulah hadits-hadits yang menjelaskan tanda-tanda Kiamat sangat banyak, dan diriwayatkan dengan redaksi yang berbeda-beda, karena banyaknya orang-orang yang menukil dari para Sahabat Radhiyallahu anhum.

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1] Asy-Syifaa bi Ta’riifi Ahwaalil Mushthafaa (I/650), karya al-Qadhi ‘Iyadh, tahqiq Muhammad Amin Qurrah ‘Ali dan kawan-kawan, cet. al-Wakalatul Ammah lin Nasyr wat Tauzi, Mu-assasah ‘Ulumul Qur-aan, Maktabah al-Farabi, Damaskus.
[2] Shahiih al-Bukhari, kitab al-Qadar, bab wa Kaana Amrullaahi Qadran Maqduuraa’ (XI/494, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah (XVIII/ 15, Syarh an-Nawawi).
[3] Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/16, Syarh an-Nawawi).
[4] Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/16, Syarh an-Nawawi).
[5] Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/16, Syarah an-Nawawi).

  1. Home
  2. /
  3. A4. Bahasan Tanda-Tanda Kiamat1...
  4. /
  5. Kabar Dari Nabi Tentang...