Tidak Ada Istiqomah Kecuali Karena Allah

SEPULUH KAIDAH PENTING TENTANG ISTIQOMAH

Kaidah Keenam :Tidak ada istiqomah kecuali hanya untuk Allah, bersama Allah dan berjalan di atas perintah Allah

Pertama : Adapun yang pertama maksudnya yaitu, hanya untuk Allah, maknanya adalah ikhlas karena mengharap wajah Allah dengan makna lain seorang hamba beristiqomah dan berpegang dengan kuat untuk selalu berjalan di atas jalan yang lurus (shiroqthol mustaqim.pent). Ikhlas dengan istiqomahnya karena Allah Azza wa jalla mengharap pahala yang ada di sisiNya dan mengharap keridhoiNya, yang mana Allah Ta’ala telah berfirman:

قال الله تعالى: ﴿وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ﴾ [البينة: 5]

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus“. [al-Bayyinah/98: 5].

Kedua: Bersama Allah, maknanya selalu meminta pertolongan dari Allah dalam mencari istiqomah, dalam beristiqomah dan agar bisa teguh di atas keistiqomahannya. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ [هود: 123]

Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan“. [Huud/11: 123].

Allah Ta’ala juga berfirman:

قال الله تعالى: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ [الفاتحة: 5]

Hanya Engkaulah yang Kami ibadahi, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan“. [al-Fatihah/1: 5].

Di dalam sebuah hadits yang shahih di sebutkan:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بالله

Bersemangatlah untuk mendapat yang bermanfaat bagi dirirmu dan minta pertolonganlah (untuk itu) kepada Allah“. HR Muslim no: 2664.

Baca Juga  Latar Belakang Pujian Syaikh Ibnu Jibrin Kepada Hasan Al-Banna Dan Sayyid Quthb

Ketiga: Dan berjalan di atas perintah Allah maknanya adalah hendaknya dalam beristiqomah dia menempuh manhaj (metode) yang benar, yaitu jalan yang lurus (shirothol mustaqim ) yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepada hambaNya, sebagaimana hal itu termaktub dalam firmanNya:

قال الله تعالى: فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ [هود: 112]

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu..”. [Huud/11: 112].

Dan telah lewat atsar dari sebagian ulama salaf tentang penjelasan makna kalimat ini, seperti perkataannya Ibnu Abbas ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala:

قال الله تعالى: إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا… [الأحقاف: 13]

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah..” [al-Ahqaaf/46: 13].

Beliau berkata tentang : (ثمَّ اسْتَقَامُوا : kemudian mereka tetap istiqamah)

 أي استَقاموا في أداءِ الفَرائض

Mereka tetap istiqomah di dalam mengerjakan faraidh (kewajiban-kewajiban) yang Allah bebankan kepadanya”.

Sedang al-Hasan mengatakan:

استقاموا على أمْر الله، فعَملُوا بطاعتِه، واجتَنبوا معصيتَه

Mereka tetap beristiqomah di atas perintah Allah, beramal ketaatan kepadaNya, serta menjauhi segala sesuatu yang di larang olehNya“.

Sedangkan makna perintah Allah Ta’ala adalah syari’atNya yang dengannya Allah mengutus NabiNya yang mulia yaitu syari’at yang di bawa oleh Nabi Muhammad Sholawatullah wa salam ‘alaihi.

[Disalin dari عَشْرُ قَوَاعِدَ فِي الاسْتِقَــامَةِ   (edisi Indonesia : Sepuluh Kaidah Penting Tentang Istiqomah). Penulis Prof. DR. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr  Penerjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com]