Isi Khutbah Jum’at Rasulullâh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

ISI KHUTBAH JUM’AT RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM

Khutbah Jum’at bukan sekedar syarat sahnya suatu shalat Jum’at saja, akan tetapi lebih dari itu, ia memegang peranan penting bagi umat Islam. Syaikh Shalih al-Fauzân Hafizhaullah berkata: “Ringkasnya, khutbah Jum’at  mengandung urgensi besar dalam Islam, karena memuat bacaan ayat-ayat al-Qur`ân, dan hadits-hadits Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pengarahan-pengarahan yang bermanfaat dan nasehat yang baik serta alat pengingat terhadap sunnatullâh. Oleh karena itu, seorang khatîb dan jama`ah shalat harus memberikan perhatian kepadanya (khutbah)…[1]

Kesempatan tersebut digunakan oleh Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjelaskan perkara-perkara penting dan mendasar dalam agama. Persoalan-persoalan yang menjadi titik perhatian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencakup dasar-dasar keimanan, pujian-pujian bagi Allah Azza wa Jalla , perintah bertakwa kepada-Nya, dakwah, mengingatkan akan nikmat-nikmat Allah Azza wa Jalla dan siksa-Nya, perintah untuk mengingat-bersyukur kepada-Nya, sebab-sebab kemurkaan-Nya, faktor-faktor yang mendatangkan keridhaan-Nya, penjelasan mengenai syurga dan neraka, hal-hal yang Allah Azza wa Jalla sediakan bagi para wali-Nya dan orang-orang yang taat kepada-Nya, dan hal-hal yang Dia Azza wa Jalla sediakan bagi musuh-Nya dan pelaku maksiat, serta pembelajaran ajaran-ajaran Islam. Inilah tema-tema yang mengisi khutbah-khutbah Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Tema-tema yang sangat penting dan dibutuhkan seorang Muslim untuk memperkaya hati dan jiwanya dan memperindah kualitas hubungan dan ketaatannya kepada Rabbnya Azza wa Jalla. Dengan begitu diharapkan kalbu pendengar akan tercurahi keimanan dan tauhid serta ma’rifatullâh dan sunnatullâh. [2]

Keterangan di atas akan menjadi lebih jelas dengan beberapa contoh khutbah Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.

Baca Juga  Menjama Shalat Ashar Dengan Shalat Jum'at

Pembelajaran Shalat
Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan khutbah kepada kami. Di situ beliau mengajari kami Sunnah dan menjelaskan tata cara shalat”. (Hadits shahîh riwayat Ahmad dan ad-Dâruquthni)

Tema Haji            
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan khutbah kepada kami dengan bersabda:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ فَرَضَ الله عَلَيْكُمْ الْحَجَّ فَحُجُّوْا

Wahai umat manusia, Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan haji atas kalian, maka kerjakanlah…[HR. Muslim]

Peringatan dari Neraka
Nu’mân bin Basyîr Radhiyallahu anhu meriwayatkan: Aku pernah mendengar Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam khutbahnya:

أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ     أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ

Aku peringatkan kalian dari neraka, Aku peringatkan kalian dari neraka“. [Hadits shahîh]

Pernah juga beliau berkhutbah dengan membaca surat Qâf secara keseluruhan [HR. Muslim]

Akhir kata, mari kita dengarkan arahan Syaikh Shâlih al-Fauzân bagi para khatîb dalam kandungan khutbah-khutbah mereka: “Wahai para khatîb, kembalilah kepada petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam berkhutbah). Fokuskan khutbah pada pembacaan ayat-ayat al-Qur`ân dan hadits-hadits yang berhubungan dengan kondisi. Sisipkan perintah bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dan mau’izhah hasanah. (nasihat yang baik). Tuntaskan penyakit-penyakit sosial yang berkembang di tengah masyakarat dengan metode yang jelas dan singkat. Perbanyaklah bacaan al-Qur`ân yang menjadi pemelihara kehidupan jiwa dan cahaya mata hati“.[3]

Hal ini Syaikh kemukakan, lantaran menyaksikan adanya khatîb-khatîb menyampaikan berita-berita media massa, isu perpolitikan, dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak berguna bagi para jama`ah shalat Jumat. Akibatnya, isi khutbah melenceng dari tujuan sebenarnya yaitu menguatkan akidah kaum Muslimin dan memahamkan ajaran Islam kepada mereka.[4]

Baca Juga  Jama'ah Tidur Khatib Sedang Khutbah, Tidak Menghadap Kepada Khatib,

Rujukan:

  1. Zâdul Ma’âd , Imam Ibnul Qayyi
  2. al-Mulakhkhash al-Fiqhi, Syaikh DR. Shâlih Bin Fauzân
  3. Min Hadyin Nabiyyi Fî Khutbatil Jumu’ati, DR. Anîs bin Thâhir al-Andunîsi

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XIII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
______
Footnote
[1] al-Mulakhkhash :1/256
[2] Silahkan lihat Zâdul Ma’âd (1/188,409)
[3] al-Mulakhkhash :1/261
[4] Lihat al-Mulakhkhash: 1/261

  1. Home
  2. /
  3. A9. Fiqih Ibadah3 Shalat...
  4. /
  5. Isi Khutbah Jum’at Rasulullâh...