Termasuk Keikhlasan adalah Melaksanakan Amal Shalih Disertai Rasa Takut
TERMASUK KEIKHLASAN ADALAH MELAKSANAKAN AMAL SHALIH DISERTAI RASA TAKUT AKAN ADZAB PADA HARI AKHIR
Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang keadaan orang-orang yang shalih di dalam firman-Nya:
وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا- اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا -اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا – فَوَقٰىهُمُ اللّٰهُ شَرَّ ذٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقّٰىهُمْ نَضْرَةً وَّسُرُوْرًاۚ
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Rabb memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.” [Al-Insaan/76: 8-11]
Orang-orang ini sama sekali tidaklah melakukan amal shalih karena untuk mengharapkan ucapan terima kasih dan pujian dari manusia. Ketika mereka menyuguhkan makanan, minuman atau bantuan, mereka sama sekali tidak mengharapkan balasan apa-apa (dari manusia), akan tetapi semua ini disertai dengan rasa takut hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:
اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا
“Sesungguhnya Kami takut akan (adzab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” [Al-Insaan/76: 10]
Mereka menyuguhkan makanan dengan disertai rasa takut mereka kepada Rabb mereka pada hari Akhir, dan tidak dengan jiwa yang angkuh atau sombong kepada orang yang dibantu oleh mereka. Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, beliau berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ هَذِهِ اْلآيَةِ وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ قَالَتْ عَائِشَةُ: هُمُ الَّذِينَ يَشْرَبُوْنَ الْخَمْرَ وَيُسْرِفُوْنَ ؟ قَالَ: لاَ يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ! وَلَكِنَّهُمُ الَّذِي يَصُومُوْنَ وَيُصَلُّوْنَ وَيَتَصَدَّقُوْنَ وَهُمْ يَخَافُوْنَ أَنْ لاَ يُقْبَلَ مِنْهُمْ، أُوْلئِكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِي الْخَيْرَاتِ.
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ayat ini “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut… .” ‘Aisyah berkata, “Apakah mereka yang selalu meminum khamr dan berlebih lebihan?” Rasul menjawab, “Tidak wahai puteri ash-Shiddiq, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa, melakukan shalat, dan bershadaqah sedangkan mereka takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa amal mereka tidak diterima, mereka itulah yang selalu berlomba-lomba di dalam kebaikan.”1
[Disalin dari buku “IKHLAS: Syarat Diterimanya Ibadah” terjemahkan dari Kitaabul Ikhlaash oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah. Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit PUSTAKA IBNU KATSIR Bogor]
______
Footnote
1 Hadits ini dikeluarkan oleh guru kami di dalam kitab as-Silsilah ash-Shahiihah, (no. 162).
- Home
- /
- A4. Syarat Diterimanya Ibadah
- /
- Termasuk Keikhlasan adalah Melaksanakan...