Bentuk-bentuk Permusuhan Setan
BENTUK-BENTUK PERMUSUHAN SETAN
Permusuhan setan terhadap manusia sangat beragam baik dalam bentuk dan rupa, di antara yang ditunjukkannya terhadap bani Adam adalah:
- Menyesatkan anak cucu Adam dengan membuat indah (dalam pendangan mereka) suatu kejahatan dan dosa, kemudian setan berlepas tangan dari mereka.
- Menyesatkan anak cucu Adam dengan menebar perasaan was-was dalam beramal.
- Menyesatkan anak cucu Adam dengan mengumbar janji- janji dan harapan dan mengganggu hubungan sesama manusia.
- Mendorong manusia untuk melakukan maksiat dan seluruh perbuatan haram.
- Setan selalu siaga setiap manusia ingin melakukan kebajikan dengan menghalangi, melamperlambat, menghadang serta menakut-nakuti manusia jika terus melakukan kebajikan.
- Setan berusaha menghasut sesama manusia dan memunculkan permusuhan dan kebencian sesama mereka.
- Setan berusaha membangkitkan iri dan dengki di hati manusia.
- Menyakiti manusia dengan berbagai kejahatan dan penyakit serta memalingkan manusia dari jalan Allah semampunya.
- Setan mengencingi telinga seorang muslim saat dia tidur hingga tertidur sampai pagi, serta membuat ikatan di kepala manusia yang membuatnya tidak terjaga di waktu malam.
Maka barangsiapa yang mendengarkan, mentaati serta tunduk terhadap setan sesungguhnya dia telah berada di barisan setan, di mana di hari kiamat nanti akan dikumpulkan bersamanya di neraka. Dan barangsiapa yang mentaati Rabbnya, menentang setan maka dia akan dilindungi darinya dan Allah akan memasukkannya ke surga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ٱسۡتَحۡوَذَ عَلَيۡهِمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمۡ ذِكۡرَ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ حِزۡبُ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱلشَّيۡطَٰنِ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ [المجادلة: ١٩]
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi“. [Al Mujadilah/58: 19].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالَ ٱذۡهَبۡ فَمَن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَآؤُكُمۡ جَزَآءٗ مَّوۡفُورٗا ٦٣ وَٱسۡتَفۡزِزۡ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتَ مِنۡهُم بِصَوۡتِكَ وَأَجۡلِبۡ عَلَيۡهِم بِخَيۡلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِ وَعِدۡهُمۡۚ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا ٦٤ إِنَّ عِبَادِي لَيۡسَ لَكَ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطَٰنٞۚ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلٗا [الاسراء: ٦٣، ٦٥]
“Tuhan berfirman: “Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga”. [Al Israa’/17: 63 – 65] .
عن سبرة بن أبي فاكه رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «إنَّ الشَّيْطَانَ قَعَدَ لابْنِ آدَمَ بَأَطْرُقِهِ، فَقَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الإسلاِم، فَقَالَ: تُسْلِمُ وَتَذَرُ دِينَكَ وَدِينَ آبَائِكَ وآبَاءِ أَبِيكَ فَعَصَاهُ فَأَسْلَمَ ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الهِجْرَةِ فَقَالَ: تُهَاجِرُ وَتَدَعُ أَرْضَكَ وَسَمَاءَكَ، وَإنَّمَا مَثَلُ المُهَاجِرِ كَمَثَلِ الفَرَسِ فِي الطِّوَلِ فَعَصَاهُ فَهَاجَرَ ثُمَّ قَعَدَ لَهُ بِطَرِيقِ الجِهَادِ، فَقَالَ: تُجَاهِدُ فَهُوَ جُهْدُ النَّفْسِ وَالماَلِ فَتُقَاتِلُ فَتُقْتَلُ فَتُنْكَحُ المَرْأَةُ، وَيُقْسَمُ المَالُ، فَعَصَاهُ فَجَاهَدَ» فَقَالَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ كَانَ حَقّاً عَلَى الله عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَهُ الجَنَّةَ..». أخرجه أحمد والنسائي.
Dari Saburah bin Abi Fakih Radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setan duduk (menghalangi) manusia pada jalannya dia menghalanginya memluk Islam, dia membisikkan: “Kenapa engkau masuk Islam dan meninggalkan agamamu dan agama nenek-moyang mu? Maka hamba tersebut menentang bisikan setan itu lalu dia masuk Islam. Kemudian setan duduk (menghalangi manusia) di jalan hijrah seraya membisikkan: “Tidak ada gunanya bagimu berhijrah dan meniggalkan negrimu dan rumahmu, perumpamaan orang yang berhijrah bagaikan kuda yang dicocok hidungnya. Maka hamba tersebut menentang bisikan setan dan dia tetap berhijrah. Kemudian setan duduk ((menghalangi manusia) di jalan jihad seraya membisikkan: “Tidak ada gunanya engkau berjihad, hal itu hanya menghabiskan harta dan jiwa, seandainya engkau terbunuh istrimu akan dinikahi orang dan hartamu akan diambil ahli waris. Maka hamba tersebut menentang bisikan setan itu dan pergi berjihad.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka barangsiapa yang terus melakukan kebajikan niscaya Allah mesti memasukkannya ke dalam surga …”. H.R. Ahmad dan Nasa’i. [1]
Jalan-jalan Setan:
- Arah jalan yang ditempuh oleh setan (dalam menggoda manusia) ada empat: Arah kanan, kiri, depan dan belakang. Jalan manapun yang akan ditempuh manusia di sana ada setan yang siap menghadang.
- Jika seseorang ingin menempuh jalan ketaatan maka dia mendapatkan setan memperlambat serta menghalangi langkahnya.
- Dan jika dia menempuh jalan maksiat niscaya dia mendapatkan setan mendukung, mendorong serta menganjurkannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ١٦ ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ [الاعراف: ١٦، ١٧]
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). [Al-A’raf/7 :16- 17].
Pintu-pintu masuk bagi Setan:
Setan masuk ke dalam tubuh manusia melalui tiga pintu: syahwat, marah dan hawa nafsu.
Syahwat kebinatangan menyebabkan manusia menganiaya dirinya sendiri, di antara akibatnya adalah sesorang besifat tamak dan bakhil.
Marah buas, ini suatu penyakit yang lebih berbahya dari syahwat. Yang menyebabkan seseorang menganiaya dirinya dan orang lain. Diantara akibatnya adalah merasa tinggi hati dan sombong.
Nafsu (karena tipu daya) setan, penyakit ini lebih berbahaya daripada marah. Yang menyebabkan seseorang berbuat melampaui batas hingga terhadap Rabbnya dalam bentuk kesyirikan dan kekufuran. Di antara akibatnya adalah terjadinya kekufuran dan bid’ah.
Dosa yang sering terjadi pada makhluk adalah dosa yang disebabkan karena sifat kebinatangan dan dari pintu ini dia terjerumus ke pintu-pintu yang lain.
Langkah-langkah Setan.
Seluruh bentuk kejahatan di muka bumi ini penyebab utamanya adalah setan melalui tipu dayanya yang dapat disimpulkan dalam tujuh langkah. Setan selalu menapakinya sampai seorang terjerumus ke dalam salah satu perangkapnya.
- Dosa terbesar yang sangat diinginkan setan untuk dilakukan oleh manusia adalah syirik, kafir serta menentang Allah dan rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Jika hal itu tidak berhasil maka setan masuk ke langkah berikutnya yaitu bid’ah.
- Jika tidak berhasil, maka setan menjerumuskannya agar dia melakukan salah satu dosa besar.
- Jika tidak mampu maka dia berusaha menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa-dosa kecil.
- Jika tidak berhasil maka dia berusaha menyibukkan orang tersebut dengan hal yang mubah, yang tidak ada pahala dan siksa dengan melakukannya sehingga orang itu lalai melakukan hal- hal yang wajib.
- Jika tidak berhasil dia berusaha menyibukkan orang tersebut untuk melakukan hal- hal yang sunat yang menyebabkan orang tersebut lalai melakukan hal- hal yang fardhu.
- Jika cara ini juga tidak berhasil, maka setan mengerahkan seluruh pasukannya untuk mengusai orang tersebut dengan berbagai gangguan dan penindasan.
Seorang mukmin selalu berjuang melawan setiap godaan sehingga dia wafat dan bertemu Allah. Semoga Allah memberi keistiqamahan dan inayah-Nya kepada kita.
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] . Hadist shahih diriwayatkan oleh Ahmad no hadist: 16054 dan Nasa’i no hadist : 3134.
- Home
- /
- A8. Ringkasan Fiqih Islam...
- /
- Bentuk-bentuk Permusuhan Setan