Kepribadian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam(3)

KEPRIBADIAN NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM

وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( إِذَا أَتَاكُمْ كَرِيمُ قَوْمٍ فَأَكْرِمُوهُ )) أخرجه ابن ماجه

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila datang kepadamu pembesar suatu kaum maka muliakanlah dia.” H.R. Ibnu Majah. [1]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((اللَّهُمَّ أَحْيِني مِسْكِينًا ، وَأَمِتْنِي مِسْكِينًا ، وَاحْشُرْنِي فِي زُمْرَةِ الْمَسَاكِينِ)) أخرجه ابن ماجه.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, wafatkanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkan aku bersama rombongan orang-orang miskin“. H.R. Ibnu Majah. [2]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول : ((لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا)) متفق عليه

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Andai kalian mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”. Muttafaq alaih.[3]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((أكثِرُوا ذكرَ هادِمِ اللذَّاتِ)) أخرجه الترمذي والنسائي.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan (mati)”. H.R. Tirmizi dan Nasa’i. [4]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول :(( لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخاهُ فَوْقَ ثَلاثِ لَيالٍ، يَلْتَقِيانِ فيُعْرِضُ هذا ويُعْرِضُ هذا، وخَيْرُهُما الذي يَبْدَأُ بالسَّلامِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih tiga malam, mereka bertemu lalu yang ini memalingkan mukanya dan yang ini juga memalingkan mukanya, yang terbaik di antara mereka adalah yang memulai mengucapkan salam”. Muttafaq ’alaih. [5]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول : ((إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا؛ وَكُونُوا -عِبَادَ اللَّهِ- إِخْوَانًا )) متفق عليه.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hindarilah berburuk sangka karena sesungguhnya beburuk sangka adalah pembicaraan yang paling dusta dan janganlah mencari-cari aib orang lain, dan janganlah suka memata-matai orang lain, dan janganlah saling berlomba mengambil hak orang, dan janganlah  saling dengki, dan janganlah saling membenci, dan janganlah saling tidak peduli, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara“. Muttafaq alaih .[6]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((لَا يَكُونُ اللَّعَّانُونَ شُفَعَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah orang yang suka melaknat mampu  memberikan syafa’at dan terhitung mati syahid  di hari kiamat tidak diterima”. HR. Muslim. [7]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: (( … مِنْ شَرِّ النَّاسِ  ذَا الْوَجْهَيْنِ الَّذِيْ يَأْتِيْ هؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَ هؤُلَاءِ بِوَجْهٍ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “… manusia yang paling jahat adalah orang yang bermuka dua, yang mendatangi kelompok ini dengan satu muka dan kepada kelompok itu dengan muka yang lain”. Muttafaq ’alaih. [8]

Baca Juga  Fadhilah Shalat Dhuha, Rawatib dan Qiyamullail

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((لْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ، مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بها كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, maka janganlah menganiaya saudaranya, dan menyerahkannya kepada musuh, baragsiapa yang berusaha memenuhi  hajat saudaranya, maka Allah  akan memenuhi hajatnya, dan barangsiapa yang melepaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah melepaskannya dari kesulitan di hari kiamat, dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menjaganya di hari kiamat”. Muttafaq ’alaih . [9]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا تَقَاطَعُوا، وَكُونُوا -عِبَادَ اللَّهِ- إِخْوَانًا. وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian saling benci, saling dengki, dan jangan saling membelakangi (saling menjauh), dan jangan saling memutuskan hubungan dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara, tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak menyapa saudaranya lebih dari tiga  hari”. Muttafaq ’alaih. [10]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ: حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hindarilah berbuat zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu adalah  kegelapan di hari kiamat, dan hindarilah sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian; sifat ini membawa mereka saling menumpahkan darah, dan menghalalkan hal yang telah diharamkan oleh Allah .” HR. Muslim . [11]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((إِذَا رَأَيْتُمْ الْمَدَّاحِينَ فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمْ التُّرَابَ)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian melihat orang yang suka memuji maka taburkanlah tanah ke wajah mereka”. HR. Muslim. [12]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((لَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ)) أخرجه مسلم.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian menganggap suci diri kalian, Allah yang lebih mengetahui siapa yang banyak berbuat baik di antara kalian. H.R. Muslim . [13]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ المَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ مَا كَانَتْ الحَيَاةُ خَيْرًا ِليْ ، وَتَوَفَّنِيْ إِذَا كَانَتْ الوَفَاةُ خَيْرًا لِيْ)) مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah salah seorang diantara kalian berangan-angan mati karena musibah yang menimpanya, namun jika mesti harus melakukannya maka hendaklah dia mengatakan:

اللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ مَا كَانَتْ الحَيَاةُ خَيْرًا ِليْ ، وَتَوَفَّنِيْ إِذَا كَانَتْ الوَفَاةُ خَيْرًا لِيْ.

Baca Juga  Fadhilah Amal

“Ya Allah hidupkanlah aku selagi hidup itu lebih baik untukku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku”. Muttafaq ’alaih. [14]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ)) أخرجه مسلم

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mampu memberi manfaat untuk saudaranya maka lakukanlah”. H.R. Muslim . [15]

وكان صلى الله عليه وسلم يقول: ((مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menganggu tetangganya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah yang baik atau diam”. Muttafaq ’alaih. [16]

Ξ Kepribadian Nabi-1

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote

[1] Hadist hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah no hadist 3712.
[2] Hadist hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah no hadist 4126.
[3] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 4621 dan Muslim no hadist : 2359.
[4] Hadist shahih diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist : 2307 dan Nasa’i no hadist : 1824.
[5] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6237 dan Muslim no hadist : 6520.
[6] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6066 dan Muslim no hadist : 2563.
[7] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2598.
[8] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6058 dan Muslim no hadist : 2525.
[9] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 2443 dan Muslim no hadist : 2580.
[10] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6065 dan Muslim no hadist : 2559.
[11] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2578.
[12] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 3002.
[13] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2142.
[14] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6351 dan Muslim no hadist : 2680.
[15] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2142.
[16] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6475 dan Muslim no hadist : 47.

  1. Home
  2. /
  3. A8. Ringkasan Fiqih Islam...
  4. /
  5. Kepribadian Nabi Shallallahu ‘alaihi...