Hikmah Diciptakannya Manusia
HIKMAH DICIPTAKANNYA MANUSIA.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan alam ini sebagai bukti akan kesempurnaan ilmu dan kekuasaannya, dan seluruh makhluk di alam ini bertasbih dan memuji keagungan Allah Azza wa Jalla.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ يَتَنَزَّلُ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنَهُنَّ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمَۢا [الطلاق : ١٢]
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ilmu Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”[At-Thalaq/65: 12].
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya (dengan sesuatu apapun), sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦ مَآ أُرِيدُ مِنۡهُم مِّن رِّزۡقٖ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطۡعِمُونِ [الذاريات: ٥٦، ٥٧]
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.” [Al-Zariayat/51: 56-57].
Alam dan Fase-fase yang Dilewati Manusia
Allah menciptakan manusia, serta menjadikannya melewati fase-fase waktu, tempat dan keadaan. Kemudian diakhiri dengan keabadian, baik itu abadi di Surga atau di Neraka. Inilah fase-fase perpindahan tersebut:
Dalam perut ibu, inilah fase awal yang dilewati seluruh manusia, tempat tinggal pertama manusia selama kurang lebih sembilan bulan, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaturnya dalam kegelapan dengan kekuasaan-Nya, ilmu-Nya dan hikmah-Nya; apa-apa yang dibutuhkan dari makanan, minuman dan tempat untuk berlindung. Pada fase ini tidak ada tugas dan beban kepada manusia. Ada dua hikmah dengan adanya fase ini, yaitu : Menyempurnakan sendi-sendi dan anggota badan sehingga keluar ke alam dunia setelah sempurna penciptaan secara dhohir dan bathin.
Alam dunia, alam yang lebih luas dari alam rahim ibu, dan masa hidup di alam ini lebih panjang dari alam rahim ibu. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatur dan menyediakan bagi manusia apa-apa yang dibutuhkannya di alam dunia ini. Juga Allah memberikan kelebihan berupa akal, pendengaran dan penglihatan, kemudian Allah mengutus rasul-rasul bagi manusia, menurunkan kitab-kitab untuk mereka dan memerintahkan supaya ta’at kepada Allah, melarang bermaksiat kepada-Nya. Dia menjanjikan Surga bagi yang taat, dan siksa Neraka bagi yang bermaksiat. Hikmah adanya alam dunia ini adalah : Menyempurnakan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan menyempurnakan amal-amal sholeh, yang merupakan sebab dimasukkannya manusia ke dalam Surga. Setelah itu, barulah dia berpindah ke alam berikutnya.
Alam barzah di dalam kubur, inilah tempat awal dari perkampungan akherat. Manusia tinggal di alam ini sampai meninggalnya seluruh makhluk dan terjadinya hari kiamat. Masa tinggal di alam ini lebih panjang dibanding dengan alam dunia, kebahagiaan dan kesengsaraan di alam ini juga lebih besar dan lebih sempurna dibanding dengan alam dunia; tergantung amal kita ketika di alam dunia, (alam ini) bisa menjadi taman dari taman-taman Surga atau menjadi lubang dari lubang-lubang Neraka. Balasan sudah dimulai dari alam ini. Kemudian barulah manusia berpindah lagi dari alam barzah menuju alam abadi, baik surga atau neraka.
Alam akherat, kehidupan di alam ini tidak terbatas, kenikmatan-kenikmatan yang sempurna bagi orang-orang beriman, dilengkapi dan dipenuhi semua keinginan-keinginan orang-orang beriman. Barangsiapa yang ketika di alam dunia menyempurnakan apa yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa keimanan, akhlaq dan amal-amal sholeh, maka di akerat ini Allah sempurnakan pula baginya apa yang dia sukai dan harapkan, berupa kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terbesit dalam hati manusia. Dan apabila ia datang tanpa membawa keimanan dan amal-amal sholeh, maka baginya balasan neraka jahanam di mana dia kekal di dalamnya, sedangkan orang beriman ketika berpindah ke alam ini, maka dia tidak dibebani dengan apa-apa yang telah diwajibkan atas dirinya ketika berada di alam pertama (dunia), dan dia kekal di dalam surga.
Kesempurnaan Nikmat Hati
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan, memuliakannya di atas semua makhluk. Dan Allah menjadikan bentuk tubuh manusia secara sempurna, ketika dia tidak memperoleh kesempurnaan tersebut, maka hal itu akan mengakibatkan terjadinya gangguan, kekacauan, dan rasa sakit. Maka dijadikanlah kesempurnaan mata dengan penglihatannya, kesempurnaan telinga dengan pendengarannya, kesempurnaan lisan dengan kemampuannya untuk berbicara, dan ketika hilang kesempurnaan kekuatan anggota badan tersebut, niscaya dia akan mengalami sakit dan cacat.
Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kesempurnaan hati dan nikmat-nikmatnya, kegembiraannya, ketenangannya, dalam mengenal Rabbnya. Mencintai-Nya, senang dan rindu kepada Nya, beramal dengan apa yang diridhai-Nya. Dan tetkala hilang kesempurnaan hati ini, maka dia akan merasakan azab yang pedih dan kesengsaraan yang perih jika dibanding dengan mata yang kehilangan penglihatannya, telinga yang kehilangan pendengarannya. Hati yang bersih dan selamat akan selalu melihat kebenaran sebagaimana mata melihat matahari.
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Dakwah Kepada Allah Azza wa Jalla كتاب الدعوة إلى الله). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri. Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
- Home
- /
- A8. Ringkasan Fiqih Islam...
- /
- Hikmah Diciptakannya Manusia