Mengucakan Syahadat dan Melihat Orang yang Telah Meninggal Dalam Mimpi
MENGUCAPKAN SYAHADAT KETIKA AKAN MENINGGAL DUNIA
Pertanyaan.
Bagaimana pendapat syaikh tentang orang yang mengucapkan LAA ILAHA ILLALLÂH ketika dia akan meninggal, padahal semasa hidupnya dia tidak berjalan di atas petunjuk Islam. Ketika itu, dia teringat semua perbuatannya yang bertentangan dengan Islam lalu dia ingin bertaubat dan bersiap menghadap Allâh k saat melihat tanda-tanda kematiannya sudah datang.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjawab:
Jika dia mengucapkan syahadat itu ketika dia sudah melihat tanda-tanda kematiannya padahal sebelumnya dia tidak pernah melakukan perbuatan baik, maka dia termasuk dalam firman Allâh Azza wa Jalla :
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Dan tidaklah taubat itu diterima oleh Allâh dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu Telah kami sediakan siksa yang pedih. [An-Nisa’/4:18]
Orang yang seperti ini, keimanannya tidak bermanfaat sedikitpun baginya karena keimanannya ada setelah dia melihat tanda-tanda kematiannya.
Namun jika maksud pertanyaan di atas tentang orang yang ketika hidupnya memiliki keimanan dan juga memiliki keburukan, lalu saat akan meninggal dunia dia mengucapkan kalimat syahadat dengan penuh keikhlasan, maka kalimat syahadat itu akan menghapuskan semua keburukan yang pernah diperbuatnya.
(Semoga memberikan husnul khatimah kepada kita semua-red)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XXI/1438H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
MELIHAT ORANG YANG MENINGGAL DALAM MIMPI
Pertanyaan.
Ada seseorang yang dikenal teguh agamanya dan dapat dipercaya. Orang ini mengaku bahwa pada suatu malam, ia bangun dari tidurnya lalu tiba-tiba ia mendengar suara dari pekuburan. Karena penasaran, ia berjalan menuju ke sumber suara. Ketika sampai ke sana, ia bertanya, “Siapakah engkau? Apakah engkau seorang Muslim? Ia menjawab, ‘Aku seorang Muslim, hanya saja aku didera kesusahan. Dikarenakan ada suatu batasan tanah yang sebenarnya aku tidak punya hak di sana, lalu aku pindahkan batasan tanah tersebut hingga masuk menjadi tanahku. Sekarang, aku ingin memberi wasiat, yang aku amanatkan kepadamu. Yaitu engkau pergi menemui keluargaku. Katakan kepada mereka, agar mereka memindahkan batasan tanah tersebut ke tempat aslinya, dan agar mereka melebihkan untuk tanah orang tersebut dari tanahku.” Lalu aku pun segera pergi menemui keluarga orang yang telah meninggal tersebut. Aku ceritakan kepada mereka tentang apa yang aku alami. Dan mereka melaksanakan wasiat tersebut. Setelah itu, aku tidak lagi mendengar suara tersebut.
Saya mengharap kepada Syaikh yang mulia agar berkenan menanggapi cerita di atas, dengan memberikan penjelasan, apakah benar bila seorang telah meninggal dunia ia masih bisa berbicara setelah kematiannya, bila ia adalah seorang zhalim?
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsamin menjawab.
Terkadang bisa saja hal seperti itu terjadi pada diri seseorang. Ada yang mendatanginya untuk mengingatkannya tentang beberapa permasalahan yang sesuai dengan fakta yang terjadi. Ini adalah hal yang ada dan bisa saja terjadi.
Dalam kisah Qais bin Tsabit Radhiyallahu anhu yang syahid dalam perang Yamâmah. Pernah ada seorang lelaki yang melihatnya setelah ia terbunuh. Lelaki tersebut melihat Qais Radhiyallahu anhu dalam mimpi, dan Qais Radhiyallahu anhu memberitahunya bahwa baju perang miliknya (yang ia pakai, telah diambil oleh seseorang); dan itu sekarang ada di tenda ditambati seekor kuda yang gesit lagi lincah. Baju besi tersebut ada di bawah periuk (yang di atasnya ditaruh pelana). Dan Qais Radhiyallahu anhu memberikan wasiat yang kemudian wasiat ini dilaksanakan Abu Bakr Radhiyallahu anhu. Ini karena para Sahabat mendapati ada bukti kuat yang mendukung benarnya mimpi tersebut. Yaitu ketika mereka pergi ke tempat kuda yang dimaksud, mereka dapati periuk tersebut; dan di bawahnya terdapat baju besi. Dan contoh tentang hal ini cukup banyak.
Dalam kisah tersebut di atas, terdapat pelajaran; yaitu bahwa orang yang mengambil tanah yang bukan haknya seberapapun ukuran tanah itu, maka ia bisa terkena siksa di kuburnya. Disebutkan dalam sebuah hadits yang sah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
مَنِ اقْتَطَعَ شِبْرًا مِنْ اَلْأَرْضِ ظُلْماً طَوَّقَهُ اَللَّهُ إِيَّاهُ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ
Barangsiapa mengambil satu jengkal tanah secara zhalim, maka Allâh akan mengalungkan tujuh bumi padanya pada hari Kiamat.[1]
Artinya bahwa barangsiapa yang mengambil satu bagian dari tanah secara zhalim, meski hanya sedikit, maka tanah tersebut akan dikalungkan padanya pada hari Kiamat dari tujuh bumi; ia disiksa dengan siksaan ini pada hari Kiamat. Telah datang pula riwayat secara sah bahwa Nabi n melaknat orang yang mengubah tanda patok tanah (tanda yang menunjukkan batasan tanah)[2].
Maka menjadi kewajiban atas diri seorang Muslim yang mengalami atau melakukan hal seperti itu, agar berlepas diri darinya di dunia sebelum ia berpindah ke negeri akhirat yang merupakan negeri balasan. Sementara orang lain bersenang-senang menikmatinya, maksudnya hasilnya dinikmati oleh mereka yang masih hidup, sedangkan ia yang telah menjadi mayit mendapatkan cela dan siksanya. Kita memohon kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala agar kita diberi keselamatan. [Fatâwâ Manâr al-Islâm, hlm. 708]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XXI/1438H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] HR. Al-Bukhâri no 2453, 2454, kitab al-mazhâlim, juga Muslim no 1610 kitab al-musâqâh. Ini lafazh Muslim.
[2] Sepertinya hadits yang beliau maksudkan adalah hadits dari Ali Radhiyallahu anhu :
لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا و لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الأَرْضِ
“Allah Azza wa Jalla melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya; Allah Azza wa Jalla melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah Azza wa Jalla ; Allah Azza wa Jalla melaknat orang yang melindungi atau menolong orang yang membuat kebid’ahan dan Allah Azza wa Jalla melaknat orang yang merubah tanda batas tanah”. [Hadits ini dinilai shahih oleh syaikh al-Albani]-red
- Home
- /
- A9. Fiqih Ibadah4 Jenazah...
- /
- Mengucakan Syahadat dan Melihat...