10 Wasiat Agar Terhindar Dari Wabah

10 WASIAT AGAR TERHINDAR DARI WABAH

Oleh
Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdulmuhsin al-Badr

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

MUKADIMAH
Segala puji bagi Allah yang Maha mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya. Maha memberikan pertolongan kepada hamba yang sedih apabila dia menyeru-Nya. Maha menghilangkan berbagai kesusahan. Maha memberikan jalan keluar dari segala bencana.

Hati tak akan hidup melainkan dengan mengingat-Nya. Segala sesuatu tak akan terjadi kecuali dengan izin-Nya. Tiada cara untuk melepaskan diri dari segala yang dibenci melainkan dengan rahmat-Nya.

Sesuatupun tak akan dapat dijaga melainkan dengan nikmat-Nya. Tak akan digapai suatu harapan kecuali dengan kemudahan dari-Nya. Tak dapat dicapai suatu kebahagiaan melainkan dengan menaati-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang hak kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Rabb alam semesta. Satu-satunya sesembahan orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, yang Maha menegakkan langit dan bumi.

Aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Beliau diutus dengan membawa kitab yang menjelaskan dan jalan yang lurus. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau beserta keluarga dan para sahabatnya.

Amma ba’du.

Berikut ini beberapa wasiat bermanfaat yang perlu untuk diingatkan kembali bersamaan dengan timbulnya rasa takut orang-orang pada akhir-akhir ini dari sebuah wabah yang dikenal dengan virus Corona.

Kita memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar Dia mengangkat segala marabahaya dan wabah dari kita dan kaum muslimin seluruhnya dimanapun mereka berada. Semoga Allah menyingkap kesulitan dan kesempitan tersebut dari kita dan menjaga kita semua sebagaimana Dia menjaga hamba-hamba-Nya yang saleh. Sesungguhnya Dia Maha Pelindung lagi Maha berkuasa atasnya.

Wasiat Pertama: MEMBACA DOA SEBELUM DATANGNYA BALA’

عن عثمانَ بنِ عفَّانَ رضي الله عنه قال: سَمِعْتُ رسولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقولُ: «مَنْ قالَ: «بِسْمِ اللَّهِ الذي لا يَـضُرُّ مع اسْمِهِ شَيءٌ في الأرضِ ولا في السَّماءِ وهُوَ السَّميعُ العَليمُ» ثلاثَ مَرَّاتٍ لمْ تُصِبْـهُ فَجْأَةُ بلاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ، ومَنْ قالها حِينَ يُصْبِحُ ثلاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبـهُ فَجْأَةُ بلاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ». رواه أبو داود وغيره

Dari Utsman bin Affan RadhiyaAllahu ‘anhu ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang membaca doa “ (بِسْمِ اللَّهِ الذي لا يَـضُرُّ مع اسْمِهِ شَيءٌ في الأرضِ ولا في السَّماءِ وهُوَ السَّميعُ العَليمُ) Bismillaahil-ladzii laa yadhurru ma’as-mihi syai-un fil-ardhi wa laa fis-samaa’ wa huwas-samii’ul-‘aliim” (dengan menyebut nama Allah yang dengan nama-Nya segala sesuatu di langit dan di bumi tak akan membahayakan, dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bala’ yang datang secara tiba-tiba hingga tiba waktu pagi. Dan siapa yang mengucapkannya di waktu pagi sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bala yang datang secara tiba-tiba hingga tiba waktu sore. [HR. Abu Dawud dan yang lain]

Wasiat Kedua: MEMPERBANYAK DOA “(لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ) Laa Ilaaha Illaa Anta Subhaanaka Innii Kuntu Minazh-Zhaalimiin
Allah Azza wa Jalla berfirman.

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ﴿٨٧﴾فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. [Al-Anbiyaa/21:87-88]

al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan di dalam tafsirnya pada firman Allah, “Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman”: “Yakni ketika  mereka berada dalam kesulitan, dan berdoa kepada Kami seraya inabah kepada Kami. Khususnya bila mereka menyeru dengan doa tersebut di saat munculnya bala

Selanjutnya beliau membawakan sebuah hadis dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau bersabda:

دعوةُ ذي النُّون إِذْ دَعا بها وهو في بَطْنِ الحُوتِ: «لا إله إلا أنت سبحانك إني كنتُ من الظالمينَ»، لَم يَـدْعُ بها رجلٌ في شيءٍ قطُّ إلا استجابَ اللهُ له. أخرجه الإمام أحمد والترمذي

Permohonan Dzun-Nun tatkala berada di dalam perut ikan ialah “(لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَlaa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh-zhaalimiin” (Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.) Tidaklah seorang muslim berdoa dengan kalimat ini dalam suatu hajat melainkan Allah pasti akan mengijabahinya. [HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi]

Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata di kitab al-Fawa-id: “Tak ada cara lebih manjur untuk menolak berbagai kesulitan dunia melainkan dengan tauhid. Oleh karenanya doa pada saat kesusahan berisi tauhid. Permohonan Dzun-Nun –dimana tidaklah seorang dalam kesulitan berdoa dengannya melainkan Allah pasti akan memberikan kemudahan– tak lain adalah dengan tauhid. Yang menjerumuskan ke dalam kesulitan besar tak lain adalah kesyirikan. Sedangkan yang menyelamatkan darinya hanyalah tauhid. Jadi, tauhid tempat makhluk berlindung dan bernaung, benteng dan sumber pertolongan bagi mereka, dengan taufik Allah semata.

Baca Juga  Mempergunakan Obat Tidak Menafikan Tawakal Kepada Allah

Wasiat Ketiga: MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH DARI BALA’ YANG BERAT

عن أبِي هُرَيرَةَ رضي الله عنه: «كان رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَـتَـعَـوَّذُ مِنْ جَهْدِ البلاءِ، ودَرَكِ الشَّقاءِ، وَسُوءِ القضاءِ، وشَماتَةِ الأَعدَاءِ

Dari Abu Hurairah RadhiyaAllahu ‘anhu: Dahulu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berlindung dari bala’ yang berat, sebab-sebab kesengsaraan, takdir yang buruk dan kegembiraan musuh. [HR. Bukhari]

وعن أبي هُرَيرَةَ رضي الله عنه، عن النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الـبَـلاءِ، ودَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وشَماتَـةِ الأعداءِ» رواهما البخاري

Dari Abu Hurairah RadhiyaAllahu ‘anhu : Dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda : “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari bala’ yang berat, sebab-sebab kesengsaraan, takdir yang buruk dan kegembiraan musuh. [HR. Bukhari]

Wasiat Keempat :  SENANTIASA MEMBACA DOA KELUAR RUMAH

عن أَنسِ بنِ مالِكٍ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قال: «إِذا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَـيْـتِـهِ فقالَ: «بِسْمِ اللَّهِ، تَـوكَّلْتُ على اللَّهِ، لا حوْلَ ولا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ» -قـال:- يُـقـالُ حِـيـنَــئِـذٍ: هُدِيتَ، وَكُـفِيتَ، وَوُقِيتَ، فتَـتَـنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِـينُ، فَـيقُولُ لَهُ شيـطانٌ آخَـرُ: كيفَ لك بِرَجُلٍ قَـدْ هُـدِيَ وكُـفِـيَ ووُقِـيَ؟». رواه أبو داود

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang keluar dari rumahnya lalu mengucapkan “Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaahi, laa haula wa laa quwwata illaa billaahi” (dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal hanya kepada Allah, tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah semata). –Beliau melanjutkan:- “Maka dikatakan (kepadanya) ketika itu : Engkau telah mendapatkan petunjuk, diberikan kecukupan dan penjagaan Setan-setan pun menjauhinya. Setan yang lain berkata kepada mereka: “Bagaimana bisa engkau menyesatkan orang yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan?.” [HR. Abu Dawud]

Wasiat Kelima :MOHON KESELAMATAN KEPADA ALLAH DI PAGI DAN SORE HARI

عن عبدِ اللهِ بن عُمَرَ رضي الله عنهما قال: «لَمْ يَـكُنْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَدَعُ هَؤُلاءِ الدَّعواتِ حِينَ يُصْبِحُ وحِين يُمْسِي: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العافِيَـةَ فـي الدُّنيا والآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ والعافِيَـةَ فـي دِيني ودُنْـيايَ وأَهْلِي ومالِي، اللَّهُمَّ اسْتُـرْ عَوْراتِي، وآمِنْ رَوْعاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِـي مِنْ بَـيْنِ يَدَيَّ، ومِنْ خَلْفِي، وعَنْ يَمِيـنِـي، وعَنْ شِمالِي، ومِنْ فَوْقِي، وأَعُوذُ بِعَظَمَـتِكَ أَنْ أُغْتالَ مِنْ تَحْتِـي». رواه أحمد وغيره

Dari Abdullah bin Umar RadhiyaAllahu ‘anhuma ia berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan beberapa kalimat doa berikut bila tiba waktu pagi dan sore, “Allahumma innii as-alukal ‘aafiyah fid-dunyaa wal-aakhiroh. Allahumma innii as-alukal-‘afwa wal-‘aafiyah fii diinii wa dunyaayaa wa ahlii wa maalii. Allahummas-tur‘aurootii wa aamin rou’aatii. Allahummah-fazhnii min baina yadayya wa min kholfii, wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fauqii, wa a’uudzu bi’azhomatika an ughtaala min tahtii”. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada- Mu ampunan dan keselamatan pada agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutuplah auratku dan berilah keamanan pada rasa takutku. Ya Allah, jagalah aku dari arah depanku, belakangku, kananku, kiriku dan dari atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu agar terhindar dari bahaya secara tiba-tiba dari arah bawahku).” [HR Ahmad dan yang lain]

Wasiat Keenam: MEMPERBANYAK DO’A

عن ابنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قال: قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «مَنْ فُـتِـحَ له مِنـكُمْ بابُ الدُّعاءِ فُـتِحَتْ لـه أَبـوابُ الرَّحْمَةِ، وما سُئِـلَ اللَّهُ شَيْـئًا – يعني: أَحَبَّ إِليـهِ – مِن أَنْ يُسْأَلَ العافِـيَـةَ

Dari Ibnu Umar radhiyaAllahu ‘anhuma ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang telah dibukakan baginya dari kalian pintu doa maka telah dibukakan baginya pintu-pintu rahmat. Dan tidaklah Allah dimintai sesuatu –yakni: yang lebih Dia cintai- daripada dimintai keselamatan.” [HR. Tirmidzi]

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:

إِنَّ الدُّعاءَ يَـنْـفَعُ مِمَّا نَـزَلَ ومِمَّا لمْ يَنْزِلْ، فَـعَـلَـيكُم عِبادَ اللهِ بالدُّعاءِ. رواه الترمذي وغيره

Sesungguhnya doa dapat memberi manfaat dari sesuatu yang telah terjadi dan dari sesuatu yang belum terjadi, maka itu wahai hamba-hamba Allah hendaklah kalian berdoa” [HR. Tirmidzi dan yang lain]

Wasiat Ketujuh: MENGHINDARI TEMPAT-TEMPAT TERSEBARNYA WABAH

عن عبد الله بن عامر رضي الله عنهما: «أنَّ عُمَرَ رضي الله عنه خَرجَ إلى الشامِ، فلمَّا كان بِسَرْغَ بَـلَغَهُ أنَّ الوباءَ قد وَقَعَ بالشامِ، فأخبـرَهُ عبدُ الرحمن ابن عَوف: أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «إِذا سَمِعْـتُم به بأَرْضٍ فلا تَـقْدَمُوا عليه، وإذا وَقَعَ بأَرضٍ وأنتُم بها، فلا تَخْرُجوا فِـرارًا منه»

Dari Abdullah bin Amir RadhiyaAllahu ‘anhuma, bahwasanya Umar RadhiyaAllahu ‘anhu pernah bepergian menuju Syam. Ketika sampai di daerah Sargh datang kabar kepada beliau bahwa telah tersebar wabah di Syam. Kemudian Abdurahman bin Auf RadhiyaAllahu ‘anhu mengabarkan kepada beliau bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar wabah ada di suatu negeri maka janganlah kalian mendatanginya, dan apabila wabah tersebut berada di suatu negeri sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri darinya. [HR Bukhari]

Baca Juga  Hukum Hipnotis

وعن أبي هريرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رسولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال: «لا يُـورِدُ المُمْرِضُ على المُـصِحِّ». رواهما البخاري ومسلم

Dari Abu Hurairah RadhiyaAllahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah pemilik unta yang sakit membawa unta itu kepada unta yang sehat.”[HR. Bukhari dan Muslim]

Wasiat Kedelapan: SENANTIASA BERBUAT KEBAIKAN

عَنْ أَنسِ رضي الله عنه قالَ: قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «صنائعُ المعرُوفِ تقي مَصارِعَ السُّوءِ، والآفاتِ، والهَلَكَاتِ، وأَهْلُ المعرُوفِ في الدُّنيا هُمْ أَهلُ المعرُوفِ في الآخِرَةِ». رواه الحاكم

Dari Anas RadhiyaAllahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Perbuatan-perbuatan yang baik dapat menghindarkan diri dari kematian yang buruk, berbagai penyakit dan bencana. Orang yang berbuat kebaikan di dunia ia akan dibalas dengan kebaikan di akhirat. [HR. Hakim]

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Diantara cara paling manjur dalam memberantas penyakit ialah dengan: Berbuat kebaikan, berzikir, berdoa, rendah hati, bersungguh-sungguh dan tulus dalam memohon kepada Allah dan bertaubat. Beberapa amalan ini memiliki pengaruh yang lebih besar dalam menolak berbagai penyakit dan mendapatkan kesembuhan daripada berbagai obat-obatan alami. Hanya saja, manfaatnya tentu tergantung kepada kesiapan jiwa, penerimaan dan akidahnya.” [Zadul Ma’ad]

Wasiat Kesembilan: MENGERJAKAN SHALAT MALAM

عن بِلالٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قال: «عليكُمْ بِقيامِ اللَّـيْـلِ؛ فإِنَّـهُ دَأبُ الصَّالِحينَ قَبلكُم، وإِنَّ قِيامَ اللَّيلِ قُربَـةٌ إلى اللهِ، ومَنْهاةٌ عنِ الإِثْمِ، وتكفِيرٌ للسَّيِّـئاتِ، ومَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عنِ الجَسَدِ». رواه الترمذي وغيره

Dari Bilal RadhiyaAllahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Kerjakanlah shalat malam oleh kalian, karena sesungguhnya ia merupakan kebiasaan orang-orang saleh. Sesungguhnya sholat malam dapat mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menggugurkan keburukan-keburukan dan mengusir penyakit dari tubuh manusia.” [HR.Tirmidzi]

Wasiat Kesepuluh: MENUTUP TEMPAT MAKANAN DAN MINUMAN

عن جابرِ بنِ عبدِ اللَّهِ رضي الله عنهما قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَـقُولُ: «غَطُّوا الإِناءَ، وأَوكُـوا السِّقاءَ، فإِنَّ في السَّنَـةِ لَـيْـلَـةً يَـنْزِلُ فيها وبـاءٌ؛ لا يَـمُـرُّ بـإِناءٍ ليسَ عليـهِ غِطاءٌ، أو سِقـاءٍ ليس عليه وِكاءٌ إِلا نَـزَلَ فيه مِنْ ذلك الوَباءِ». رواه مسلم

Dari Jabir bin Abdullah RadhiyaAllahu ‘anhuma ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tutuplah wadah makanan dan rapatkanlah bejana minuman, karena sesungguhnya dalam setahun ada satu malam dimana wabah akan turun padanya. Tidaklah wabah itu melewati wadah makanan yang tidak ditutup dan bejana minuman yang tidak dirapatkan melainkan ia akan masuk ke dalamnya. [HR. Muslim]

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Cara seperti ini tidak pernah dibahas di dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan.” [Zadul Ma’ad]

PENUTUP
Setiap muslim wajib menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah ‘azza wa jalla, mengharap karunia dan pemberian hanya kepada-Nya. Bertawakal juga hanya kepada-Nya. Sebab segala urusan hanya berada di tangan-Nya, di bawah pengaturan dan kendali-Nya.

Dalam menghadapi berbagai musibah yang menimpa hendaknya ia benar-benar berusaha untuk bersabar dan mengharap pahala. Sebab Allah ‘aza wa jalla telah menjanjikan pahala yang melimpah bagi siapa saja yang bersabar dan mengharap pahala. Allah ‘azza wa jalla berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. [az-Zumar/39:10]

Dari Aisyah RadhiyaAllahu ‘anha bahwasanya ia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang wabah Tha’un, lalu beliau menjawab:

إنَّه كان عذابًا يَـبْـعَـثُـهُ اللهُ على مَن يشاءُ، فجَعَلَهُ اللهُ رحمةً للمُؤمنينَ، فليس مِنْ عبدٍ يَـقَعُ الطاعون، فـيَمْكُثُ في بلدِه صابرًا، يَعْلَمُ أنَّه لن يصيبَهُ إلا ما كَـتَبَ اللهُ له، إلا كان له مِثْـلُ أَجْرِ الشَّهيدِ» أخرجه البخاري

Sesungguhnya tha’un itu dahulunya merupakan azab yang Allah kirim kepada hamba-hamba yang Dia kehendaki. Kemudian Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Maka itu, tidaklah seorang hamba (muslim) berada di suatu negeri yang tersebar padanya wabah tha’un, lalu ia tetap menetap di sana dengan penuh kesabaran, ia yakin bahwa tiada ada yang menimpanya kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya, melainkan baginya pahala seperti orang yang mati syahid. [HR. Bukhari]

Aku memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar memberikan taufik kepada kita semua untuk mengerjakan apa yang dicintai dan diridhai-Nya, baik berupa amal saleh maupun perkataan yang baik. Sesungguhnya Dia Maha berfirman yang hak dan memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Segala puji bagi Allah ‘azza wa jalla semata. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau.

Judul Asli : عشر وصايا للوقاية من الوباء  (Asyru Washoyaa lil-Wiqoayah minal-Wabaa)
Penulis : Abdurrazzaq bin Abdulmuhsin al-Badr
Terjemahan : 10 Wasiat Agar Terhindar Dari Wabah
Penerjemah : Muhammad Sulhan Jauhari
Edisi 1 Rojab 1441 H / Maret 2020
ICC DAMMAM KSA

  1. Home
  2. /
  3. A7. Wabah Penyakit dan...
  4. /
  5. 10 Wasiat Agar Terhindar...