Lailatul Qadar

Daftar Isi

  1. Lailatul Qadr, Malam Seribu Bulan
  2. Kapankah Lailatul Qadr?
  3. Tanda-Tanda Lailatul Qadr
  4. Menghidupkan Malam Lailatul Qadar
  5. Mungkinkah Menentukan Malam Itu Lailatul Qadar?
  6. Lailatul Qadar, Sudah Pasti Pada Malam Tertentu?
  7. Bagaimana Menghidupkan Lailatul Qadar Dan Kapan?
  8. Petunjuk I’tikaf Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

LAILATUL QADAR

Segala puji hanyalah untuk Allah semata, Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi yang tiada lagi nabi sesudahnya, Nabi kita Muhammad dan juga kepada keluarganya, para Sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.  Amma ba’du.

Wahai saudaraku seiman.. Sesungguhnya pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ada malam kemuliaan (lailatul qadar). Ini adalah malam yang memiliki keutamaan yang agung. Diantara keutamaannya:

1. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan sebagaimana firman Allah ta’ala:

قال الله تعالى: ž إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ * أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

“ Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,(yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul”. [Ad Dukhan/44 : 3-5]

2. Malam Lailatul Qadar adalah malam mulia nan agung sebagaimana firman Allah ta’ala:

قال الله تعالى: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”
[Al Qadar/97: 1]

Pada malam itu Allah menetapkan apa yang terjadi sepanjang tahun dan memutuskan segala perkaranya yang penuh hikmah.

3. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keutaman, kemuliaan, dan banyaknya kebaikan serta balasan pahalanya lebih baik dari seribu bulan sebagaimana firman Allah ta’ala:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ 

“malam lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan” [Al Qadar/97 : 3]

4. Pada malam Lailatul Qadar para Malaikat dan Malaikat Jibril turun ke bumi dengan membawa keberkahan, kebaikan, dan rahmat. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

“ pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril” [Al Qadar/97 : 4]

5. Malam Lailatul Qadar adalah malam keselamatan / kedamaian bagi orang-orang yang beriman dari segala hal yang mereka takutkan dikarenakan banyaknya pengampunan dosa dan pembebasan dari neraka.

Baca Juga  Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

 “malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” [Al Qadar/97 : 5]

6. Malam Lailatul Qadar itu sebagaimana yang Rasulullah katakan:

(( مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ  ذَنْبِهِ ))

“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka siapapun orang yang menegakkan shalat (tarawih –pent.) dengan penuh keimanan kepada Allah serta mengharapkan balasan pahala dari Allah, ia akan memperoleh keutamaan sekalipun ia tidak mengetahuinya.

7. Malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (pada malam-malam ganjil). Maka disyari’atkan bagimu -wahai kaum muslimin- dalam mencarinya dan berupaya keras mendapatkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ))

“Carilah malam lailatul qadar pada malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari)

8. Jika tiga malam pertama dari sepuluh hari terakhir terlewatkan olehmu atau karena tidak mampu, maka bersungguh-sungguhlah pada tujuh hari yang tersisa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي ))

“Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir. jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya” (HR. Muslim)

9. Berupayalah dengan sungguh-sungguh dalam mencari malam Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan lebih bersungguh-sungguh lagi pada tujuh malam terakhir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada seorang sahabat yang bermimpi melihat malam Lailatul Qadar pada tujuh malam terakhir:

(( أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ ))

“Aku melihat mimpi kalian. Mimpi kalian tepat pada tujuh malam terakhir. Barang siapa yang ingin mencarinya, maka carilah pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan.” (H.R. Muslim)

10. Carilah malam Lailatul Qadar pada malam kedua puluh lima, kedua puluh tujuh, dan kedua puluh sembilan. Sungguh telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

(( الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى فِي سَابِعَةٍ تَبْقَى فِي خَامِسَةٍ تَبْقَى ))

Baca Juga  Mengapa Orang Islam Meninggalkan Sunah I'tikaf?

“Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pada malam kedua puluh Sembilan, keduapuluh tujuh, kedua puluh lima”. (HR. Bukhari)

11. Dari tujuh malam terakhir bulan Ramadhan yang paling mendekati adalah malam kedua puluh tujuh, maka bersungguh-sungguhlah pada malam ini. Sungguh Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu telah berkata:

(( وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ ))

 “Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh” (HR. Muslim)

12. Perbanyaklah membaca doa ini pada malam-malam pencarian lailatul qadar:

 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

 “Ya Allah.. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf..  Engkau senang memaafkan.. Maka ampunilah aku..”

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

(( أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي ))

 “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda kalau saya mendapatkan Lailatul Qadar, apa yang saya ucapkan ketika itu? beliau menjawab: “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, Shahih)

13. Tanda-tanda malam Lailatul Qadar disebutkan dalam hadits Ubay, Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا ))

“Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)

Juga dalam riwayat Abu Daud:

(( تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيحَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةِ مِثْلَ الطَّسْتِ لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ حَتَّى تَرْتَفِعَ ))

Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (shahih)

[Disalin dari  ليلة القدر   Penulis : Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah, Penerjemah Ahmad Zawawy, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2010 – 1431]