Mendulang Doa Malaikat

MENDULANG DOA MALAIKAT

Oleh
Ustadz Muhammaad Yassir, Lc

Doa adalah senjata Mukmin. Permintaan yang dipanjatkan kepada Allâh Azza wa Jalla , dengan bersimpuh di hadapan-Nya; penuh rasa tunduk dan menghamba pada-Nya. Doa yang kita haturkan pada Allâh Subhanahu wa Ta’ala pasti disetai harapan penuh agar dikabulkan oleh-Nya, baik terkait keinginan dunia apalagi keinginan di akhirat kelak.

Banyak jalan yang ditempuh orang dalam usaha bagaimana mendapatkan doa yang mustajab (yang dikabulkan Allâh Subhanahu wa Ta’ala ), di antara jalan yang diusahakan adalah menitipkan doa.

Tidak sedikit di atara jamaah haji yang mendapatkan lembaran-lembaran kertas yang berisikan titipan doa dari sanak keluarga dan juga para tetangga. Mereka semua mengharapkan doa titipan itu dipanjatkan di tanah suci Mekkah dan Madinah. Pinta doa itu supaya dipanjatkan di Masjid Nabawi; di Raudhah; di depan Ka’bah ; di tanah Arafah dan tempat lainnya di tanah suci.

Namun tidak jarang orang yang dititipi ini terlihat kurang khusyu’ dalam doanya, mungkin karena begitu banyak titipan yang harus diingat atau dibacakan, akhirnya doa dia hanya bertujukan untuk memenuhi permintaan bukan agar doa itu diterima. Sehingga membuat ia berdoa ala kadarnya, yang penting ketika pulang dari haji nanti jika ditanya, “kamu doakan saya ngak?” maka ia bisa menjawab, “Ya, doa titipan kamu telah saya panjatkan”.

Sebegitu semangatnya keinginan orang agar ada orang lain yang berdoa untuk dirinya,  apalagi bila orang yang berdoa itu adalah orang yang terkenal shaleh; rajin ibadah sholat malam; seorang alim Ulama.

Namun, apa hukumnya meminta didoakan orang lain?

Syaikh Shaleh Alu Syaikh hafizhahullah pernah ditanya akan hal ini, beliau menjawab:

“Para Ulama mengatakan, pada dasarnya perbuatan ini makrûh hukumnya. Kalaukita perhatikan dari sirah para sahabat Nabi dan para tâbi’in, mereka tidak suka bila dimintai doa bahkan melarangnya dan terkadang mereka berkata, “Apakah kami ini para Nabi, hingga kalian minta didoakan?” seperti yang pernah diucapkan Huzaifah Radhiyallahu anhu dan Muadz Radhiyallahu anhu. Imam Mâlik bin Anas rahimahullah jika dimintai doa, maka beliau rahimahullah  akan melarang orang tersebut. Ini bertujuan agar orang lain tidak menggantungkan hatinya pada Imam Mâlik rahimahullah. Karena yang pantas untuk diharapkan doa adalah dari para Nabi.”[1]

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa sebenarnya tidak berdosa meminta didoakan orang lain, karena perbuatan itu boleh saja. Hanya saja perbuatan itu tidak diperintahkan oleh Allâh Azza wa Jalla , bahkan kita dilarang meminta-minta pada orang lain, seperti dilarang meminta harta. Adapun bila permintaan doa itu bertujuan agar orang yang berdoa juga mendapatkan pahala, maka perbuatan seperti itu terpuji. Berbeda halnya bila maksud permintaanya hanya bertujuan agar terpenuhi keinginan pribadi saja dari doa itu.[2]

Bagaimana Kalau Malaikat Yang Mendoakan?
Dalam pembahasan ini, kita bukan sedang meminta agar orang lain mendoakan kita. Tapi, bagaimana bila yang berdoa untuk kita adalah para Malaikat Allâh Subhanahu wa Ta’ala , tanpa harus kita minta titipan?

Kira-kira apa tanggapan anda jika didoakan oleh para malaikat? Makhluk Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang sangat taat kepada-Nya, tidak pernah bermaksiat dan senantiasa melaksanakan perintah-Nya. Pasti dan sangat pasti, kita akan kegirangan dan gembira menyambut doa dari mereka apalagi jika doa tersebut dipanjatkan tanpa harus ada titipan terlebih dahulu.

Malaikat adalah makhluk gaib. Kita wajib mengimani akan adanya para malaikat, walaupun kita tidak pernah melihat mereka. Inilah keistimewaan orang Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) dibandingkan manusia lainnya, yaitu beriman pada hal ghaib, yang salah satunya adalah beriman kepada malaikat.

Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang kehidupan dan aktifitas malaikat, tidak boleh sembarangan, namun harus berdasarkan dalil dari al-Qur’ân dan Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Telah disebutkan dalam dalil-dalil hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa malaikat akan mendoakan untuk kaum Muslimin di saat-saat tertentu.

Berikut ini adalah beberapa keadaan dan amalan yang membuat kita bisa mendulang doa dari para malaikat.

Baca Juga  Para Malaikat Mengucapkan “Aamiin” Ketika Seorang Imam Selesai Membaca Al-Faatihah

1. Berada di masjid dalam keadaan suci dari hadats
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ

Malaikat akan selalu berdoa untuk orang yang berada di masjid atau mushalla tempat ia shalat, selama ia belum batal wudhu’nya saat duduk di sana. Para malaikat akan berdoa dengan mengucapkan, “Ya Allâh, ampunilah dia dan limpahkan rahmat-Mu kepadanya”. (HR. al-Bukhâri, no. 434)

Masjid adalah tempat terbaik di muka bumi. Tidak ada salahnya bila kita berdiam lama di dalamnya, apalagi jika bertujuan untuk menunggu shalat berikutnya, karena dengan demikian juga bisa mendulang pahala besar.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أَدُلُّكُمْ بِمَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ:

Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang bisa menghapus dosa dan mengangkat derajat kalian di hadapan Allâh Azza wa Jalla ?

Para sahabat menjawab, “Tentu, kami mau wahai Rasûlullâh.”

Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاط

Menyempurnakan wudhu walaupun di saat kalian lagi tidak suka menyentuh air; memperbanyak langkah menuju masjid; dan tetap menanti shalat setelah melaksanakan shalat, karena semua perbuatan itu adalah ribâth, karena semua perbuatan itu adalah ribâth, karena semua perbuatan itu adalah ribâth (HR. Muslim, no. 251)

Yang dimaksud ribâth adalah menahan diri dalam perbuatan taat, seperti para penjaga tapal batas negara Islam dari serangan musuh.

2. Mendoakan orang lain tanpa diketahui oleh orang yang bersangkutan
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

Jika seseorang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan dia, maka malaikat akan ikut mengaminkan doa tersebut seraya juga berdoa, “Semoga kamu juga mendapatkan seperti yang engkau doakan untuk saudaramu” (HR. Abu Daud, no. 1536)

Hikmah besar yang dapat kita petik dari amalan “berdoa untuk orang lain tanpa diketahui oleh orang tersebut” adalah, ikhlas, tanpa tekanan, tanpa pamrih, jauh dari sifat hasad.

Ibnu Taymiyah rahimahullah berkata, “Mendoakan untuk orang lain tanpa sepengtahuan dia, jauh lebih besar pengaruh untuk diterima dibandingkan dengan doa di hadapan orang yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan doa jarak jauh itu lebih sempurna ikhlasnya, dan lebih bisa jauh dari syirik (riya). Mana bisa disamakan antara orang berdoa untuk orang lain tanpa diminta dengan orang yang mendoakan karena di hadapannnya ada orang yang meminta titipan doa.[3]

Lihatlah, betapa dalam rasa ukhuwah seorang yang rela menyisihkan waktu dalam doanya untuk orang lain. Tidak ada rasa canggung pada dirinya ketika tahu temannya butuh rumah, ia panjatkan doa di keheningan malam, “Ya Allâh, temanku butuh rumah, berikanlah padanya rumah.”

Ketika tahu temannya butuh mobil, ia tengadahkan tangannya seraya berucap, “Ya Allâh, temanku itu butuh mobil, lapangkanlah rezekinya agar ia bisa membeli mobil”

Perbuatan yang mulia ini akan secara langsung dibalas oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala di dunia, yaitu dengan adanya malaikat Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang akan ikut mendoakan dia seperti doanya untuk temannya.

Wahai saudaraku kaum Muslimin! Rahmat Allâh Subhanahu wa Ta’ala itu maha luas, tidak akan pernah berkurang bila sebagian dari rahmat itu engkau pintakan untuk saudaramu; Tidak akan terhalangi nikmat itu menuju ke arahmu dikarenakan dalam doamu engkau arahkan ke saudaramu.

3. Berdoa saat keluar dari rumah
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. قَالَ « يُقَالُ حِينَئِذٍ هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ

Kalau seseorang keluar rumah seraya berdoa :

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Baca Juga  Laknat Para Malaikat Bagi Orang Kafir yang Mati Dalam Keadaan Kafir

Dengan nama Allâh, aku bertawakkal kepada-Nya, tidak ada daya dan upaya selain dengan pertolongan Allâh. Maka malaikat akan berdoa untuk dia dengan ucapan, “Semoga engkau diberikan petunjuk, dipenuhi keinginanmu dan dilindungi Allâh”. Maka, yang terjadi adalah setan semua menghindar darinya sambil berkata pada teman-temannya, “Bagaimana bisa kalian menyesatkan orang yang telah diberi petunjuk, dipenuhi keinginannya, dan dilindungi oleh Allâh.” (HR. Abu Daud, no. 5097)

4. Berinfak setiap pagi hari
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Di setiap pagi hari, ada dua malaikat yang turun ke bumi, mereka berdoa, yang satu mengucapkan, “Ya Allâh, berikanlah balasan yang lebih baik untuk orang yang berinfa  di jalan-Mu.” Sedangkan yang satunya lagi mengucapkan, “Ya Allâh, berikanlah kehancuran dalam harta orang yang menahannya” (HR. al-Bukhâri dan Muslim)

Seringnya, kalau kita berinfak, pasti ada harapan kalau orang yang kita berikan dana tersebut mendoakan kita agar rezeki kita bertambah lancar, bahkan terkadang kita tidak malu-malu minta didoakan, karena merasa sudah berjasa atau meminta balas budi berupa doa.

Dengan mengetahui hadits di atas. Maka, janganlah merasa khawatir bila kita berinfak, karena ada malaikat Allâh Azza wa Jalla yang senantiasa mendoakan kita.

5. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

Sungguh Allâh Azza wa Jalla dan para malaikatnya serta seluruh penghuni langit dan bumi sampai semut di lubangnya dan ikan dilautan akan bershalawat (berdoa) untuk orang yang mengajarkan ilmu bermanfaat (HR. Tirmizi, no. 2685)

Para Ulama mengatakan, shalawat dari Allâh Azza wa Jalla adalah pujian-Nya di hadapan para malaikat-Nya, sedangkan shalawat para malaikat adalah doa mereka untuk orang yang bersangkutan.

Kepada semua para guru, pengajar dan pendidik. Jangan khawatir kalau terkadang jasamu dilupakan oleh anak muridmu. Karena Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah lupa. Dan banyak makhluk Allâh Subhanahu wa Ta’ala lain yang akan mengenang jasa engkau dan berdoa selalu untuk engkau.

6. Shalat di shaf pertama
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الأوَّلِ

Sungguh Allâh Azza wa Jalla dan para malaikatNya akan bershalawat untuk orang yang shalat di saf-saf urutan pertama

Keutamaan shaf pertama pantas untuk diperlombakan, atau diundi. Karena besar sekali keutamaannya namun sedikit tempatnya, tidak bisa ditempati oleh semua orang.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا عَلَيْهِ

Seandainya orang-orang tahu pahala dan ganjaran yang akan mereka dapatkan dari adzan dan shalat pada shaf pertama, sedangkan mereka tidak bisa memperolehnya selain dengan cara diundi terlebih dahulu, maka mereka akan mengadakan undian untuk berebutan mendapat adzan dan shaf pertama (HR. al-Bukhâri, No: 590)

Inilah beberapa amalan yang dapat kita usahakan agar kita termasuk orang yang didoakan oleh malaikat Allâh. Jumlah yang kami sebutkan di tulisan ini bukan berarti untuk membatasi, namun inilah yang kami dapatkan dari dalil yang kam ketahui. Bila ada dalil lain yang shahih semakna dengan pembahasan ini, maka kami akan menerimanya dengan lapang dada.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XVIII/1435H/2014M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Lihat, kitab at-Tamhîd li syarh Kitâb Tauhîd
[2] Lihat Majmû’ Fatâwâ (1/134
[3] Majmû’ Fatâwâ, 1/328

  1. Home
  2. /
  3. A7. Adab Do'a Shalawat...
  4. /
  5. Mendulang Doa Malaikat