Kekhilafahan dan Kepeminpinan di Tangan Pria Bukan Wanita

MEMBANGUN KHILAFAH DAN IMAROH

Kekhilafahan dan kepeminpinan di tangan pria bukan wanita

عن أبي بكرة رضي الله عنه قال: لَقَدْ نَفَعَنِي الله بِكَلِمَةٍ أَيَّامَ الجَمَلِ لَمَّا بَلَغَ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- أَنَّ فَارِساً مَلَّكُوا ابْنَةَ كِسْرَى قَالَ: «لَنْ يُفْلِحَ قَومٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً».أخرجه البخاري.

Dari Abi Bakrah Radhiyallahu anhu berkata: Sungguh Allah memberikan manfaat bagiku dengan sebuah kalimat pada hari terjadinya perang Jamal pada saat sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang Persia mengangkat putri Kisra Persia sebagai ratu. Beliau bersabda: “Tidak akan pernah beruntung orang yang menjadikan wanita sebagai peminpin mereka”.[1]

Tugas seorang khalifah
Firman Allah Ta’ala kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam.

قال الله تعالى لنبيه- صلى الله عليه وسلم-: {وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ  [المائدة/49].

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”.[2]

Firman Allah Ta’ala kepada Nabi Dawud Alaihissallam.

قال الله تعالى لنبيه داود- صلى الله عليه وسلم-: {يَادَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ  [ص/26].

Baca Juga  Turunnya Pertolongan Allah

Hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.[3]

Cara membai’at seorang peminpin

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه قال: بَايَعْنَا رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي العُسْرِ وَاليُسْرِ، وَالمَنْشَطِ وَالمَكْرَهِ، وَعَلَى أَثَرَةٍ عَلَيْنَا، وَعَلَى أَنْ لا نُنَازِعَ الأَمْرَ أَهْلَهُ، وَعَلَى أَنْ نَقُولَ بِالحَقِّ أَيْنَمَا كُنَّا، لا نَخَافُ فِي الله لَومَةَ لائِمٍ-وفي رواية بعد- أَنْ لا نُنَازِعَ الأَمْرَ أَهْلَهُ- قَالَ: «إلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْراً بَوَاحاً عِنْدَكُم مِنَ الله فِيهِ بُرْهَانٌ». متفق عليه

Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu anhu berkata : Kami telah membai’at Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap mendengar dan mentaati (pemimpin)  dalam keadaan sulit dan mudah, dalam keadaan giat dan terpaksa serta  lebih mengutamakannya dan tidak mencabut perkara ketaatan tersebut dari orang yang sah mengembannya, dan agar kami tidak mengatakan kecuali yang benar di mana saja kami berada dan tidak takut di jalan Allah celaan orang yang mencela. Dalam sebuah riwayat setelah ((dan tidak mencabut perkara ketaatan tersebut dari orang yang sah mengembannya)) beliau bersabda: ((Kecuali jika kalian melihat kekafiran yang nyata sebagai alasan bagi kalian dengannya di sisi Allah )). Muttafaq Alihi[4]

عن جرير بن عبد الله رضي الله عنه قال: بَايَعْتُ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، فَلَقَّنَنِي فِيمَا اسْتَطَعْتُ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ. متفق عليه.

Baca Juga  Larangan Meminta dan Ambisi Terhadap Kekuasaan

Dari Jarir bin Abdullah Radhiyallahu anhu berkata : Kami telah membai’at Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap mendengar dan mentaati (pemimpin), maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kepada kami apa-apa yang mampu kami lakukan dan memberikan nasehat bagi setiap muslim”. Muttafaq Alihi.[5]

Tetap Sabar Dengan Kezaliman Penguasa dan Tetap Mengutamakan Mereka

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Jihad, Hukum dan Keutamaannya كتاب الجهاد). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri.  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] HR. Bukhari: 7099
[2] QS. Al-Maidah/5: 49
[3] QS. Shaad/38: 26
[4] HR. Bukahri no: 7056 dan Muslim no: 1709
[5] HR. Bukhari no: 7204 dan Muslim no: 56.

  1. Home
  2. /
  3. A8. Ringkasan Fiqih Islam...
  4. /
  5. Kekhilafahan dan Kepeminpinan di...