Tetap Sabar Dengan Kezaliman Penguasa

MEMBANGUN KHILAFAH DAN IMAROH

Tetap sabar dengan kezaliman penguasa dan tetap mengutamakan mereka

عَنْ أُسَيْدِ بنِ حُضَيْرٍ رضي الله عنه أَنَّ رَجُلاً ِمنَ اْلأَنْصَارِ خَلاَ بِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: أَلاَ تَْسْتَعْمِلُنِي كَمَا اسْتَعْمَلْتَ فُلاَنًا؟ َفقَاَل: ِإنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً  فَاصْبِرُا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلىَ الْحَوْضِ. متفق عليه

Dari Usaid bin Khudair Radhiyallahu anhu bahwa seorang lelaki dari Anshar berbicara berdua dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Tidakkah engkau memanfaakan aku untuk sebuah jabatan sebagaimana engkau telah mengangkat si fulan?. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kalian akan menemukan setelahku orang yang orang yang mementingkan dirinya (dengan kekuasaan). Maka bersabarlah sehingga kalian bertemu denganku pada haudh (kolam Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kimaat). Muttafaq alihi.[1]

عَنَ بْنِ عَبَّاٍس َرضِيَ اللهُ عَنْهُمَا  عَنِ النَّبِيِّ  صلى الله عليه وسلم قََالَ: مَنْ َكرِهَ مِنْ َأمِيْرِهِ شَيْئًا فَلَيْصْبِرْ فَإِنَّه ُمَنْ خَرَجَ ِمنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا َماتَ مَيْتَةً جاَهِلِيَّةً. متفق عليه

Dari Ibnu Abbas semoga Allah meredhai mereka berdua dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang melihat dari penguasa sesuatu yang benci maka hendaklah dia bersabar, sebab barangsiapa yang keluar (dengan tidak mentaati) penguasa satu jengkal maka dia mati dengan kematian jahiliyah”. Muttafaq Alaihi.[2]

Ta’at kepada penguasa sekalipun mereka mengambil hak-hak rakyat
Salmah bin Yazid Al-Ja’fi bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Wahai Nabi yang telah diutus oleh Allah bagimanakah pendapatmu jika ada penguasa yang memimpin kami, yang menuntut haknya dan mencegah hak-hak kami sebagai rakyat, apakah yang engaku perintahkan kepada kami?. Maka Nabipun berpaling darinya, lalu dia bertanya kembali, namun Nabipun berpaling darinya, kemudian dia tetap bertanya dua kali dan tiga kali, lalu Asy’ats bin Qaiys menarik orang tersebut lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اِسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِمْ مَا حُمِّلُوْا َوعَلَْيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ

Dengarkanlah mereka dan taatilah sesungguhnya mereka akan bertanggung jawab terhadap apa yang dibebankan kepada mereka dan kalian akan bertanggung jawab terhadap apa-apa yang dibebankan kepada kepada kalian”. HR. Muslim[3]

Kewajiban komitmen dengan jama’ah kaum muslimin dan penguasa mereka pada saat munculnya fitnah apapun
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyallahu anhu berkata :

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Baca Juga  Hukum Memecah Belah Kaum Muslimin yang Telah Bersepakat

Bahwa orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan dan aku bertanya kepadanya tentang keburukan karena khawatir jika keburukan tersebut menimpa diriku. Aku berkata: “Wahai Rasulullah kita pernah berada pada masa jahiliyah dan keburukan, lalu Allah mendatangkan kepada kami kebaikan ini, apakah setelah kebaikan ini akan terjadi keburukan? Beliau bersabda: “Ya”. Lalu aku bertanya kembali: “Apakah setelah terjadinya keburukan akan terjadi kebaikan?. Beliau menjawab: “Ya, dan akan terjadi dan akan nampak padanya kerusakan”. Kerusakan apakah yang akan terjadi?. Tanyaku. Beliau bersabda: “Akan ada suatu kaum yang akan berbuat bukan dengan sunnahku dan tidak mengambil petunjukku, kamu mengetahui mereka dan mengingkarinya”. Aku bertanya: “Apakah setelah kebaikan ini ada terjadi keburukan?.  Beliau bersabda: “Ya, akan ada penyeru kepada pintu-pintu jahannam dan barangsiapa yang menerima seruan itu, mereka campakkan ke dalam api neraka”. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah jelaskanlah kepada kami siapakah mereka itu?. Beliau menjawab: “Mereka adalah kaum dari keturunan kita dan berbicara dengan bahasa kita”. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah apakah yang engkau perintahkan kepada kami jika terjadi masa tersebut?. Beliau bersabda: “Tetaplah komitmen dengan jam’ah kaum muslim dan pemimpin mereka”. Aku bertanya: “Jika mereka tidak memiliki jama’ah dan peminpin?. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jauhilah semua kelompok tersebut sekalipun engkau terpaksa harus menggigit akar pohon sampai kematian menjemputmu dan engkau tetap berada dalam keadaan tersebut”. Muttafaq alihi.[4]

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: مَنْ خَرَجَ مِنْ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلَا يَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلَا يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ

Baca Juga  Aqduz Zimmah

Barangsiapa yang keluar dari ketaatan, memisahkan diri dari jama’ah kaum muslimin lalu mati maka dia mati dengan kematian jahiliyah, barangsiapa yang berjuang di bawah bendera kefanatikan, marah karena kefanatikan, menyeru kepada kefanatikan atau menolong karena kefanatikan lalu dia mati padanya, maka kematiannya adalah kematian jahiliyah. Barangsiapa yang keluar untuk memerangi umatku, membunuh orang yang baik atau buruk dari mereka dan tidak menghiraukan orang yang beriman dari mereka serta orang yang berjanji tidak menepati janjinya maka dia bukan golonganku  dan aku bukan dari golonganku”. HR. Muslim.[5]

Dari Ibnu Abbas semoga Allah meredhai mereka berdua bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنَ بْنِ عَبَّاٍس َرضِيَ اللهُ عَنْهُمَا  عَنِ النَّبِيِّ  صلى الله عليه وسلم قََالَ: مَنْ َكرِهَ مِنْ َأمِيْرِهِ شَيْئًا فَلَيْصْبِرْ فَإِنَّه ُمَنْ خَرَجَ ِمنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا َماتَ مَيْتَةً جاَهِلِيَّةً. متفق عليه

Barangsiapa yang melihat dari pemimpinnya sesuatu yang dibencinya maka hendalah dia bersabar atasnya, sebab sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah kaum muslimin walaupun satu jengkal kemudian dia mati dalam keadaan tersebut maka kematiannya adalah kematian jahiliyah”. Muttafaq alaihi.[6]

Hukum Memecah Belah Kaum Muslimin yang Telah Bersepakat

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Jihad, Hukum dan Keutamaannya كتاب الجهاد). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri.  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] HR. Bukhari: 3792 dan Muslim no: 1845.
[2] HR. Bukhari no: 7023 dan Muslim no: 1849
[3] HR. Muslim no: 1846
[4] HR. Bukhari no: 3606 dan Muslim no: 1847
[5] HR. Muslim no: 1848
[6] HR. Bukhari no: 7054 dan Muslim no: 1849.

  1. Home
  2. /
  3. A8. Ringkasan Fiqih Islam...
  4. /
  5. Tetap Sabar Dengan Kezaliman...