Perang Badar Mengubah Sejarah
PERANG BADAR MENGUBAH SEJARAH
Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusanNya. Amma ba’du:
Perang Badar adalah peperangan pertama yang terjadi antara kaum muslimin dan orang kafir dalam sejarah Islam, dalam peperangan tersebut Allah ta’ala memisahkan antara kebenaran dan kebatilan, menterlantarkan orang-orang kafir beserta hulu balangnya, dan terbunuhnya tentara Quraiys dan para pembesarnya.
Itulah peristiwa penting yang mampu mengubah sejarah, kejadian tersebut sebagai awal mula pembuka terjadinya peperangan berikutnya sampai akhirnya mengantarkan kaum muslimin mampu menaklukan kota Makah dalam penaklukan besar yang menghinakan kaum kafir dan mengangkat Islam dan penghuninya. Allah azza wa jalla berfirman:
وَقُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقٗا [ الإسراء: 81 ]
“Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. [al-Isra/17: 81].
Kalau mau kita sebutkan, tentu akan sangat banyak sekali dalil, baik dari al-Qur’an maupun Sunah yang menjelaskan tentang keutamaan peperangan Badar serta orang-orang yang ikut serta didalamnya, diantaranya ialah:
Pertama : Allah menamakan peperangan itu dengan hari Furqan (pemisah antara yang hak dan yang batil). Sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya:
وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا غَنِمۡتُم مِّن شَيۡءٖ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُۥ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ إِن كُنتُمۡ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ وَمَآ أَنزَلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا يَوۡمَ ٱلۡفُرۡقَانِ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ [ الأنفال: 41]
“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnus sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. [al-Anfa’al/8: 41].
Al-Hafidh Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya: “Allah ta’ala mengingatkan pada kita akan nikmat serta kebaikanNya, yang ditujukan pada makhlukNya, yaitu dengan memisah antara yang benar dan yang batil pada peperangan Badar. Dan dinamakan Furqan karena Allah ta’ala meninggikan pada saat itu kalimat iman diatas kalimat yang batil, serta menampakan agamaNya dan menolong Nabi serta golonganNya”.[1]
Kedua : Allah azza wa jalla menolong kaum muslimin dengan memberi rasa takut pada hati kaum musyrikin. Hal itu sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam firmanNya:
إِذۡ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمۡ فَثَبِّتُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ سَأُلۡقِي فِي قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ فَٱضۡرِبُواْ فَوۡقَ ٱلۡأَعۡنَاقِ وَٱضۡرِبُواْ مِنۡهُمۡ كُلَّ بَنَانٖ [ الأنفال: 12 ]
“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”. [al-Anfaal/8: 12].
Dan pertolongan dijatuhkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir merupakan kekhususan yang diberikan oleh Allah ta’ala kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, seperti yang disebutkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: “Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa allam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ» [أخرجه البخاري و مسلم]
“Aku ditolong oleh Allah dengan dijatuhkan rasa ketakutan pada musuh sejauh perjalanan satu bulan“. HR Bukhari no: 235. Muslim no: 521.
Ketiga : Allah ta’ala mengutus bala bantuan pada kaum muslimin saat itu, bala tentaraNya dari para malaikat. Allah azza wa jalla berfirman menyebutkan hal tersebut dalam kitabNya:
وَلَقَدۡ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ بِبَدۡرٖ وَأَنتُمۡ أَذِلَّةٞۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٢٣ إِذۡ تَقُولُ لِلۡمُؤۡمِنِينَ أَلَن يَكۡفِيَكُمۡ أَن يُمِدَّكُمۡ رَبُّكُم بِثَلَٰثَةِ ءَالَٰفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُنزَلِينَ ١٢٤ بَلَىٰٓۚ إِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ وَيَأۡتُوكُم مِّن فَوۡرِهِمۡ هَٰذَا يُمۡدِدۡكُمۡ رَبُّكُم بِخَمۡسَةِ ءَالَٰفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُسَوِّمِينَ [ ال عمران: 123-125 ]
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, Padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu Malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda”. [al-Imran/3: 123-125].
روى مسلم في صحيحه من حديث ابن عباس رضي اللهُ عنهما قال: بَيْنَمَا رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَئِذٍ يَشْتَدُّ فِي أَثَرِ رَجُلٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ أَمَامَهُ، إِذْ سَمِعَ ضَرْبَةً بِالسَّوْطِ فَوْقَهُ، وَصَوْتَ الْفَارِسِ يَقُولُ: أَقْدِمْ حَيْزُومُ؛ فَنَظَرَ إِلَى الْمُشْرِكِ أَمَامَهُ فَخَرَّ مُسْتَلْقِيًا، فَنَظَرَ إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ قَدْ خُطِمَ أَنْفُهُ، وَشُقَّ وَجْهُهُ كَضَرْبَةِ السَّوْطِ، فَاخْضَرَّ ذَلِكَ أَجْمَعُ، فَجَاءَ الْأَنْصَارِيُّ فَحَدَّثَ بِذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صلى اللهُ عليه وسلم فَقَالَ: “صَدَقْتَ، ذَلِكَ مِنْ مَدَدِ السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ”، فَقَتَلُوا يَوْمَئِذٍ سَبْعِينَ، وَأَسَرُوا سَبْعِينَ
Disebutkan oleh Imam Muslim sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan: “Tatkala ada seorang sahabat pada perang tersebut, sedang mengejar seseorang dari kalangan orang kafir yang ada dihadapannya, tiba-tiba dirinya mendengar suara pukulan cambuk dari arah atas, dan suara kuda. Serta suara yang mengatakan majulah Haizum.
Lalu dirinya menjumpai orang kafir tadi telah jatuh tersungkur mati, diapun penasaran sehingga ketika di hampiri dia menjumpai hidung dan wajahnya ada bekas cambuk, kemudian dia memanggil teman-temannya untuk melihat.
Selanjutnya orang Anshar tadi datang kepada Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut, maka beliau berkata: “Engkau benar, itu adalah malaikat dari langit ketiga yang diutus oleh Allah”. Dan kaum muslimin pada peperangan Badar tersebut membunuh tujuh puluh orang kafir serta berhasil menawan tujuh puluh yang lainnya“. HR Muslim no: 1763.
Keempat: Orang yang ikut serta dalam peperangan Badar dari para Sahabat, malaikat serta yang lainnya mempunyai keutamaan yang tinggi.
Dijelaskan dalam sebuah hadits, dari Mu’adz bin Rifa’ah bin Raf’i dari ayahnya, dan ayahnya ini termasuk sahabat yang ikut perang Badar. Beliau berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « جَاءَ جِبْرِيلُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا تَعُدُّونَ أَهْلَ بَدْرٍ فِيكُمْ قَالَ مِنْ أَفْضَلِ الْمُسْلِمِينَ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا قَالَ وَكَذَلِكَ مَنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنْ الْمَلَائِكَةِ » [أخرجه البخاري]
“Jibril datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan: “Menurut kamu seperti apa orang ikut yang perang Badar? Beliau menjawab: “Mereka adalah sebaik-baik kaum muslimin –atau kalimat yang semisalnya, ragu dari rawi- Jibril menambahkan: “Demikian pula para malaikat yang ikut peperangan ini“. HR Bukhari no: 3992.
Kelima: Bahwa orang yang terbunuh pada saat itu akan memperoleh surga Firdaus yang tinggi, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَنَّ أُمَّ الرُّبَيِّعِ بِنْتَ الْبَرَاءِ وَهِيَ أُمُّ حَارِثَةَ بْنِ سُرَاقَةَ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَلَا تُحَدِّثُنِي عَنْ حَارِثَةَ وَكَانَ قُتِلَ يَوْمَ بَدْرٍ أَصَابَهُ سَهْمٌ غَرْبٌ فَإِنْ كَانَ فِي الْجَنَّةِ صَبَرْتُ وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ اجْتَهَدْتُ عَلَيْهِ فِي الْبُكَاءِ قَالَ يَا أُمَّ حَارِثَةَ إِنَّهَا جِنَانٌ فِي الْجَنَّةِ وَإِنَّ ابْنَكِ أَصَابَ الْفِرْدَوْسَ الْأَعْلَى » [أخرجه البخاري ]
“Bahwa Ummu Ruba’i binti Bara’, dia adalah ibunya Haritsah bin Suraqah pernah datang kepada Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu bertanya: “Wahai Nabi Allah, maukah engkau menceritakan anak ku Haritsah? (dimana dia), dirinya terbunuh pada peperangan Badar, terkena panah, jika sekiranya ia disurga maka aku bersabar, kalau tidak disurga maka biarkan aku menangis. Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya ia berada disurga, anak mu berada di surga Firdaus yang tinggi“. HR Bukhari no: 2809.
Berkata Ibnu Katsir: “Dalam hadits ini mengandung peringatan yang sangat dalam akan keutamaan ahli Badar, karena sahabat ini bukan meninggal ditengah-tengah medan tempur, tidak pula mati berhadapan musuh, manakala perang berkecamuk keras, namun dirinya meninggal jauh dari medan pertempuran, dia terkena anak panah ketika sedang minum disumur, namun, dengan ini dirinya memperoleh surga Firdaus yang merupakan surga tertinggi, dan pertengahan surga, yang mana dari sanalah memancar mata air sungai disurga, dimana agama kita menyuruh apabila berdo’a kepada Allah dan meminta surga supaya dimasukan kedalamnya.
Apabila keadaannya sedemikian agung, lalu bagaimana dengan orang yang langsung terjun berhadapan dengan musuh, tentu derajatnya lebih tinggi tiga kali lipat kedudukannya”.[2]
Keenam: Diantara keutamaanya juga, bahwa para pelakunya akan diampuni dosa-dosanya.
Hal itu, sebagaimana yang diterangkan oleh sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dan aslinya hadits ini ada pada Bukhari dan Muslim, bahwasannya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ اطَّلَعَ عَلَى مَنْ شَهِدَ بَدْرًا فَقَالَ: اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ » [أخرجه أحمد]
“Sesungguhnya Allah mengawasi ahli Badar, lalu berfirman: ‘Lakukanlah apa yang kalian inginkan, karena sungguh, kalian telah Aku ampuni“. HR Ahmad 3/322-323 no: 7940.
Berkata Ibnu Hajar mengomentari hadits diatas: “Ini merupakan kabar gembira yang tidak pernah terjadi selain pada mereka”.[3]
Ketujuh: Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a untuk ahli Badar agar mereka tidak masuk ke dalam neraka.
Seperti dijelaskan dalam haditsnya Imam Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَنَّ عَبْدًا لِحَاطِبٍ جَاءَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَشْكُو حَاطِبًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَيَدْخُلَنَّ حَاطِبٌ النَّارَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « كَذَبْتَ لاَ يَدْخُلُهَا فَإِنَّهُ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ » [أخرجه مسلم]
“Bahwa budaknya Hathib pernah datang menemui Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan perlakuan majikannya Hathib, dirinya mengadu: ‘Ya Rasulallah, sungguh Hathib pasti akan masuk neraka”. Maka Rasulallah menyergah ucapannya tadi sambil berkata: “Dusta kamu, dia tidak akan masuk neraka, sesungguhnya dirinya pernah ikut perang Badar dan Hudaibiyah“. HR Muslim no: 2495.
Delapan: Pemberitaan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, kalaulah sekiranya bukan ahli Badar tentu agama Islam tidak akan sampai pada generasi setelahnya, karena Islam habis riwayatnya bersama mereka.
Disebutkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ وَأَصْحَابُهُ ثَلاَثُمِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلاً فَاسْتَقْبَلَ نَبِىُّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ : اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ » [أخرجه مسلم]
“Pada saat terjadi peperangan Badar, Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam memandangi jumlah kaum musyrikin yang jumlahnya lebih seribu orang, sedangkan sahabatnya hanya tiga ratus sembilan orang. Kemudian beliau berpaling lalu menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya kemudian berdo’a pada Rabbnya:
“اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي، اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي، اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ”
“Ya Allah, penuhilah apa yang pernah Engkau janjikan padaku, Ya Allah berilah apa yang dulu Engkau janjikan padaku. Ya Allah kalau seandainya Engkau binasakan sekelompok orang ini dari ahli Islam, maka Engkau tidak akan disembah dimuka bumi“. HR Muslim no: 1763.
Sembilan: Bahwasannya Allah ta’ala menghalalkan harta rampasan perang untuk umat ini pada peperangan ini.
Sebagaimana yang disitir oleh Allah melalui firmanNya:
فَكُلُواْ مِمَّا غَنِمۡتُمۡ حَلَٰلٗا طَيِّبٗاۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ [ الأنفال: 69 ]
“Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [al-Anfaal/8: 69].
Diriwayatkan oleh Thayalisi dalam musnadnya dari haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ تَعَجَّلَ النَّاسُ إِلَى الغَنَائِمِ فَأَصَابُوهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم: “إِنَّ الغَنِيمَةَ لَا تَحِلُّ لِأَحَدِ سُودِ الرُّؤُوسِ غَيْرَكُمْ”، وَكَانَ النَّبِيُّ صلى اللهُ عليه وسلم وَأَصْحَابُهُ إِذَا غَنِمُوا غَنِيمَةً جَمَعُوهَا، وَنَزَلَتْ نَارٌ فَأَكَلَتْهَا، فأنزل الله هذه الآية: ﴿ لَّوْلاَ كِتَابٌ مِّنَ اللّهِ سَبَقَ ﴾ إلى آخر الآيتين”
“Pada saat terjadi perang Badar manusia sangat menginginkan ghanimah, dan benar akhirnya mereka mendapatkan. Maka Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ghanimah tidak pernah dihalalkan untuk anak cucu Adam selain kalian“. Adalah Nabi serta sahabatnya sebelum kita, jika mereka memperoleh harta rampasan perang maka mereka mengumpulkan jadi satu, kemudian turun dari langit api yang menyambarnya. Maka Allah menurunkan ayat ini:
لَّوۡلَا كِتَٰبٞ مِّنَ ٱللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمۡ فِيمَآ أَخَذۡتُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ٦٨ فَكُلُواْ مِمَّا غَنِمۡتُمۡ حَلَٰلٗا طَيِّبٗاۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ [ الأنفال: 68-69 ]
“Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (al-Anfaal/8: 68-69). HR ath-Thayalisi 2/19. Tirmidzi no: 3085, beliau mengatakan hadits hasan shahih gharib.
Sepuluh: Allah ta’ala telah mengabarkan akan hasil dari perang tersebut sebelum terjadinya peperangan. Yaitu dengan kemenangan yang diraih oleh kaum muslimin atas orang-orang kafir.
Yaitu sebagaimana yang termaktub dalam firmanNya:
وَإِذۡ يَعِدُكُمُ ٱللَّهُ إِحۡدَى ٱلطَّآئِفَتَيۡنِ أَنَّهَا لَكُمۡ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيۡرَ ذَاتِ ٱلشَّوۡكَةِ تَكُونُ لَكُمۡ وَيُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُحِقَّ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَيَقۡطَعَ دَابِرَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٧ لِيُحِقَّ ٱلۡحَقَّ وَيُبۡطِلَ ٱلۡبَٰطِلَ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ [ الأنفال: 7-8 ]
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir. Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya”. [al-Anfaal/8: 7-8].
Disebutkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan:
“قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صلى اللهُ عليه وسلم حِينَ فَرَغَ مِنْ بَدْرٍ: عَلَيْكَ الْعِيرَ لَيْسَ دُونَهَا شَيْءٌ. قَالَ: فَنَادَاهُ الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ: إِنَّهُ لَا يَصْلُحُ لَكَ، قَالَ: “وَلِمَ؟” قَالَ: لِأَنَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ إِنَّمَا وَعَدَكَ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ، وَقَدْ أَعْطَاكَ مَا وَعَدَكَ”
“Dikatakan kepada Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam manakala telah usai perang Badar; untukmu hanya kafilah tidak ada yang lain. Maka al-Abbas bin Abdul Muthalib berkata lantang: “Sesungguhnya ini lebih baik untukmu”, kenapa, tanya beliau. Karena Allah hanya menjanjikan untukmu salah satu dari dua kelompok mereka, namun Allah telah memberi untukmu semuanya“. HR Ahmad 3/466 no: 2022.[4]
Sebagai penutup kita ucapkan segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau serta para sahabatnya.
[Disalin dari فضائل غزوة بدر Penulis : Syaikh Dr Amin bin Abdullah asy-Syaqawi Penerjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2013 – 1434]
_______
Footnote
[1] Tafsir Ibnu Katsir 2/313.
[2] Bidayah wa Nihayah oleh Ibnu Katsir 5/258.
[3] Fathul Bari 7/305.
[4] Lihat pembahasan ini secara panjang lebar dalam kitab Hadatsa Ghoyara Majra Taarikh oleh penulis hal: 39-49.
- Home
- /
- B2. Topik Bahasan3 Sejarah...
- /
- Perang Badar Mengubah Sejarah