Salafiyyin Tidak Menaruh Perhatian Terhadap Masalah Palestina?
SALAFIYYIN TIDAK MENARUH PERHATIAN TERHADAP MASALAH PALESTINA?
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas حفظه الله
Menjawab Syubhat Terhadap Salafiyyin
Mengenai syubhat ini maka Ahlus Sunnah Salafiyyin berpendapat bahwa kaum muslimin yang mampu menolong rakyat Palestina namun tidak mau menolongnya maka mereka semua berdosa.
Adapun tuduhan bahwa Salafiyyin tidak menaruh perhatian terhadap masalah Palestina maka ini adalah kedustaan berikut kami bawakan sikap Salafiyyin terkait dengan masalah Palestina. Diantaranya bahwa kebanyakan para Mujahidin yang dikenal mereka adalah salafiyun yang murni, mereka memiliki andil dan usaha yang patut disyukuri dalam menolong Aqidah dan Manhaj, yang paling masyhur dari para Mujahidin itu adalah Syekh Muhammad Izzudin al-Qassam rahimahullah yang dahulunya beliau adalah Da’i yang menyerukan dakwah Salafiyah di Palestina, sebelumnya di Suriah sebelum beliau mendaftarkan diri menjadi mujahidin di Palestina.
Pandangan Salafiyyin Dalam Masalah Palestina
Yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa salafiyyin melihat perkara secara menyeluruh dan masalah Palestina salah satunya dengan kacamata syariat, mereka adalah orang-orang yang beriman dengan menggandengkan antara perbuatan dengan perkataannya. Kapan saja mereka dimudahkan oleh Allah ta’ala untuk berjihad, mereka akan pergi dan tidak akan tinggal diam.
Jihad menurut mereka memiliki asas-asas, kaidah-kaidah, dan ketentuan-ketentuan, dalam hal ini mereka berada di belakang bimbingan ulama Rabbani tidak berada di depan mereka; karena masalah ini berada di bawah ketentuan hukum-hukum syariat. Mereka meyakini dengan seyakin yakinnya berdasarkan nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah bahwa permusuhan kita dengan Yahudi adalah permusuhan dalam Aqidah dan benar-benar ada, bukan permusuhan karena tanah air dan batas negara, ini adalah perkara yang telah ditetapkan syariat dalam masalah Palestina.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu Muhammad sebelum engkau mengikuti agama mereka. [Al-Baqarah/2: 120]
Yang selayaknya harus diperhatikan dalam masalah ini bahwa perasaan sedih, susah, sakit, lalu mengadakan protes, perlawanan dengan perkataan, cacian makian, khutbah, atau ceramah yang berapi-api dengan mengumpulkan masa tidak akan merubah kondisi Palestina. Kita ikut prihatin dan sedih dengan situasi dan kondisi Palestina. Tetapi semua harus dikembalikan kepada hukum hukum syar’i kepada Aqidah dan syariat bukan kepada emosi, semangat yang akan mengasuh masa kepada pengrusakan bahkan sampai penumpahan darah orang-orang yang tidak berdosa dengan provokasi dan demonstrasi. Semua ini harus dikembalikan kepada syariat Islam dan kepada hukum Fiqih prioritas yang didasari dengan kaidah-kaidah agama dan tujuan syariat Islam.
Karena sekarang ini yang wajib bagi kita adalah menjelaskan dan mengajarkan Islam yang benar kepada umat Islam. sedang yang wajib dalam perkara Palestina adalah amal bukan sekedar omongan orasi atau ceramah berapi-api.
Sesungguhnya salafiyyin tidak pernah diam dan tidak akan diam untuk menjelaskan tujuan syariat Islam dan kaidah-kaidah nya bahwa: Yahudi dan Nasrani adalah musuh-musuh Muslimin ini merupakan Aqidah yang kita tanamkan kepada kaum muslimin di semua sisi kehidupan.
Peran Salafiyyin Dalam Perkara Palestina
Alhamdulillah bahwa Salafyyin memiliki peran dalam perkara Palestina sejak dikumandangkannya perang melawan Yahudi. Sejak tahun 1930-an Salafi memiliki peran di Palestina.
Di antara para ulama yang menaruh perhatian terhadap masalah Palestina ialah Syekh Muhammad Rasyid Ridho rahimahullah dalam majalah Al Manar yang berbicara tentang masalah Palestina dalam dua jilid atau lebih. Demikian pula Syekh Muhibbuddin Alkhatib Assalafy dalam majalah Al-Fath, mencurahkan usaha yang patut disyukuri dalam hal ini. Demikian pula Syekh Al-Allamah Al-Muhaddits as-Salafi Ahmad Syakir rahimahullah memiliki peran yang patut pula disyukuri.
Adapun di daerah Maghrib yang berperan masalah ini adalah Syekh Abdul Hamid Ibnu Baadis rahimahullah wafat tahun 1359 Hijriyah dan Syekh Muhammad Basir Al Ibrohimi keduanya pun memiliki usaha yang patut disyukuri.
Demikian pula Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah beliau adalah salah seorang ulama yang bergabung dengan para Mujahidin di Palestina pada tahun 1948 masehi beliau datang sendiri ke Palestina dengan membawa senjata dan bergabung dalam jihad fisabilillah.
Urgensi Menuntut Ilmu Saat Ini
Lantas apakah yang dilakukan oleh orang-orang yang telah membangkitkan kemarahan kaum muslimin?!
Apakah mereka mengajarkan agama dan ilmu kepada rakyat Palestina?!
Ataukah mereka telah mendidik rakyat Palestina di atas masalah-masalah yang kecil dan yang besar?!
Katakanlah demi Allah apa yang telah mereka lakukan?!
Sungguh kami akan mengatakan : Pada hari dikumandangkan jihad kalian akan melihat siapakah diantara dua kelompok yang paling taat terhadap perintah Allah ta’ala, dan ketika itu manusia akan mengetahui siapakah Salafiyun itu dan akan mengetahui bahwa jiwa-jiwa mereka itu sangat murah di jalan Allah ta’ala.
Wahai saudaraku! Mengapa kita wajib menuntut ilmu? dan senantiasa menuntut ilmu??
Mengapa kita menyuruh untuk berpegang teguh dengan Alquran dan As-Sunnah dengan pemahaman Salaf??
Semua ini karena kita menginginkan surga, akan tetapi orang-orang yang diberikan Taufik adalah orang-orang yang mengetahui kewajiban waktu dan menyibukkan dirinya padanya dan menyibukkan umat dengan kejujuran, keikhlasan, dan amanah dengan kewajiban ini. Dan kewajiban waktu kita saat ini adalah menuntut ilmu, itulah yang lebih kami dahulukan.
Kita harus melihat kondisi kita sekarang ini kuat atau lemah?? kalau kita lemah maka kita harus bersabar dan berdoa untuk kita, keluarga, kaum muslimin yang tertindas khususnya untuk rakyat Palestina. Kita harus ingat kewajiban kita menuntut ilmu dan beramal saleh. Kita memohon kepada Allah ta’ala agar kita dapat melaksanakan salat di Masjidil Aqsa dan dianugerahi mati syahid Aamiin.
(Kasyfusy Syubhat wa Radd I’tiraadaat ‘an Da’watis Salafiyah al Mubaarakah (hlm. 31-40) dengan sedikit diringkas dan ditambah)
[Disalin dari buku Mulia Dengan Manhaj Salaf, halaman 484-487, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Bogor – Indonesia, Cetakan Ke 6 Rajab 1433H/Juni 2012M]
- Home
- /
- A8. Palestina (Syam), Mekkah...
- /
- Salafiyyin Tidak Menaruh Perhatian...