Perlindungan Diri Dari Gangguan Setan
PERLINDUNGAN DIRI DARI GANGGUAN SETAN
Seorang hamba selayaknya membentengi diri dari gangguan setan dengan pertahanan yang telah dijelaskan dalam Al Quran dan hadist–hadist shahih berupa doa dan zikir. Karena Al Quran dan hadist adalah penawar, rahmat, petunjuk serta perlindungan dari kejahatan di dunia dan akhirat–dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Diantara bentuk pertahanan tersebut adalah.
Pertahanan pertama: (الاستعاذة بالله العظيم) Isti’azah kepada Allah Yang Maha Besar (yaitu dengan membaca: A’uzubillah). Allah telah memerintahkan Rasul-Nya untuk memohon perlindungan kepada-Nya dalam setiap kondisi, khususnya saat hendak membaca Al Quran, saat marah, saat was- was dan saat bermimpi buruk.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ نَزۡغٞ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ [فصلت: ٣٦]
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Fushshilat/41: 36].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ ٩٨ إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ [النحل: ٩٨، ٩٩]
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. [An Nahl/16: 98 – 99]
Pertahanan kedua: (التسمية) Membaca bismillah. Bismillah menghalangi setan ikut serta saat seseorang makan, minum, bersenggama, masuk rumah dan dan seluruh kondisinya.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ: «إذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ الله عِنْدَ دُخُولِهِ، وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لا مَبِيتَ لَكُمْ وَلا عَشَاءَ، وَإذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ الله عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ المَبِيتَ، وَإذَا لَمْ يَذْكُرِ الله عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ: أَدْرَكْتُمُ المَبِيتَ وَالعَشَاءَ». أخرجه مسلم.
Dari Jabir Radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang lelaki memasuki rumahnya lalu mengucapkan ” bismillah” ketika masuk, dan ketika makan, syetan berkata kepada teman-temannya: “Kalian tidak mendapatkan tempat menginap dan makan malam”, namun apabila ia masuk rumahnya dan tidak mengucapkan “bismillah” maka syetan berkata: “Kalian mendapatkan tempat menginap”, lalu apabila ia tidak mengucapkan “bismillah” ketika makannya, syetan berkata: “Kalian telah mendapatkan tempat menginap dan makan”. HR. Muslim. [1]
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «لَو أَنَّ أَحَدَكُمْ إذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ فَقَالَ: بِاسْمِ الله، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإنَّهُ إنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا». متفق عليه.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang kalian mendatangi isterinya (bersetubuh) lalu ia mengucapkan :
بِسْمِ اللَّهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
(Ya Allah, jauhkanlah kami dari syetan, dan jauhkanlah syetan dari rezki yang akan Engkau berikan kepada kami), lalu ditakdirkan dari hubungan tersebut lahirnya seorang anak baginya, syetan tidak akan bisa menimpakannya kemudharatan selamanya”. Muttafaq ’alaih. [2]
Pertahanan ketiga: Membaca mu’awwizatain saat hendak tidur, setelah shalat, saat sakit dan lain-lain. Mu’awwizatain adalah surat Al Falaq dan An Naas:
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ [الفلق: ١]
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, [Al Falaq/113: 1]
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ [الناس: ١]
Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. [An-Naas/114: 1]
عن عقبة بن عامر رضي الله عنه قال: بَيْنَا أَنَا أَسِيرُ مَعَ رَسُولِ الله- صلى الله عليه وسلم- بَينَ الجُحْفَةِ وَالأَبْوَاءِ إذْ غَشِيَتْنَا رِيْحٌ وَظُلْمَةٌ شَدِيدَةٌ، فَجَعَلَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- يَتَعَوَّذُ بـ {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ} و{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ} وَيَقُولُ: «يَا عُقْبَةُ تَعَوَّذْ بِهِمَا فَمَا تَعَوَّذَ مُتَعَوِّذٌ بِمِثْلِهِمَا».قَالَ: وَسَمِعْتُهُ يَؤُمُّنَا بِهِمَا فِي الصَّلاةِ. أخرجه أحمد وأبو داود.
Dari Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu berkata: saat aku berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam antara Juhfah dan Abwa’ malam itu angin bertiup kencang dan gelap gulita. Maka rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan Allah dengan membaca surat Al Falaq:
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ [الفلق: ١]
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, [Al Falaq/113: 1]
Dan surat An Naas:
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ [الناس: ١]
Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. [An Naas/114: 1]
Lalu bersabda: Hai Uqbah mohonlah perlindungan Allah dengan membaca dua surat tersebut, karena tidak ada cara berlindung yang menyamai keduanya”.
Uqbah berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacanya saat mengimami shalat. H.R. Ahmad dan Abu Daud. [3]
Pertahan keempat: Membaca ayat Kursy:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: وَكَّلَنِي رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ: لأَرْفَعَنَّكَ إلَى رَسُولِ الله- صلى الله عليه وسلم-، فَقَصَّ الحَدِيثَ فَقَالَ: إذَا أَوَيْتَ إلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، لَمْ يَزَلْ مَعَكَ مِنَ الله حَافِظٌ، وَلا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ، فَقَالَ النَّبِيُّ- صلى الله عليه وسلم-: «صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ، ذَاكَ شَيْطَانٌ». أخرجه البخاري معلقاً.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempercayakanku menjaga harta zakat bulan Ramadhan, lalu ada seseorang yang datang meraup makanan maka aku mengangkapnya dan berkata: “Demi Allah, engkau akan kuadukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”, ia berkata: “Bila engkau hendak berada di atas tempat tidurmu, bacalah ayat kursi:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ [البقرة: ٢٥٥]
(Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (mahluk-Nya)…hingga akhir ayat, sesungguhnya engkau selalu berada di dalam penjagaan Allah dan syetan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi”, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dia berkata jujur kepadamu dalam hal ini, padahal dia adalah seorang pendusta, Itulah syetan”. HR. Bukhari. . [4]
Pertahanan kelima: Membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah yaitu:
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ [البقرة: ٢٨٥]
عن أبي مسعود الأنصاري رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ قَرَأَ هَاتَينِ الآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ». متفق عليه
Dari Abu Mas’ud Al Badri Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah di suatu malam, maka hal itu cukuplah baginya (sebagai pelindung dari kejahatan)”. Muttafaq ’alaih. [5]
Pertahanan keenam: Membaca surat Al Baqarah:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- قَالَ: «لا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ البَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ البَقَرَةِ». أخرجه مسلم.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang di dalamnya di baca surat Al Baqarah“. H.R. Muslim .[6]
Pertahanan ketujuh: Banyak berzikir, membaca Al quran, bertasbih, bertahmid, bertakbir dan bertahlil.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ قَالَ: لا إلَهَ إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَومَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ إلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ». متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
(Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya melainkan Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, semua kerajaan adalah milik-Nya, dan bagi-Nya segala pujian dan Dia berkuasa terhadap segala sesuatu) dalam satu hari seratus kali, niscaya diberikan baginya pahala sebanding dengan memerdekakan sepuluh orang budak, dan ditulis untuknya seratus kebajikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, dan ia terlindungi dari syetan di hari itu hingga sore dan tidak seorangpun yang lebih utama daripada dirinya kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak darinya”. Muttafaq alaih. [7]
Pertahanan kedelapan: Membaca do’a saat keluar rumah.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «إذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: بِاسْمِ الله، تَوَكَّلْتُ عَلَى الله، لا حَولَ وَلا قُوَّةَ إلَّا بِاللهِ» قَالَ: «يُقَالُ حِيْنَئِذٍ هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ». أخرجه أبو داود والترمذي.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang keluar dari rumahnya lalu mengucapkan :
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
(Bismillah aku bertawakal kepada Allah dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah) akan dikatakan kepadanya “Engkau telah ditunjuki, dan telah dicukupi, dan telah dijaga dan syetan menjauh darinya, dan setan yang lain berkata kepadanya: Bagaimana mungkin engkau bisa menggoda seseorang yang telah ditunjuki, dan telah dicukupi, dan telah dijaga”. HR Abu Daud, Tarmizi. [8]
Pertahanan kesembilan: berdo’a saat singgah di suatu tempat.
عن خولة بنت حكيم السلمية رضي الله عنها أنها سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «إذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلاً فَلْيَقُلْ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ الله التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، فَإنَّهُ لا يَضُرُّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ». أخرجه مسلم.
Dari Khaulah binti Hakim Radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang kamu singgah di suatu tempat maka ucapkanlah:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
(Aku berlindung dengan kalam Allah yang sempurna dari kejahatan mahluk-Nya), niscaya dia tidak akan terkena gangguan apapun sehingga dia meninggalkan tempat tersebut”. HR. Muslim. . [9]
Pertahanan kesepuluh: Menahan menguap dan meletakkan tangan di mulut.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «إذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ». أخرجه مسلم.
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang kalian menguap, maka tahanlah dengan meletakkan tangan pada mulut karena sesungguhnya syetan berusaha masuk”. HR. Muslim. [10]
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «التّثَاوُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ». متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “menguap itu berasal dari syetan maka apabila salah seorang kamu menguap hendaklah menahan semampunya”. Muttafaq alaih. [11]
Pertahanan kesebelas: Adzan
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ، فَإذَا قُضِيَ النِّدَاءُ أَقْبَلَ، حَتَّى إذَا ثُوِّبَ لِلصَّلاةِ أَدْبَرَ، حَتَّى إذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ، حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ المَرْءِ وَنَفْسِهِ، يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا، اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُر حَتَّى َيظَلَّ الرَّجُلُ لا يَدْرِي كَمْ صَلَّى». متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila azan shalat dikumandangkan syetan lari dengan mengeluarkan kentut sehingga seseorang tidak mendengar suara azan, dan apabila azan selesai dikumandangkan syetan datang kembali hingga apabila iqomat dikumandangkan syetan kembali lari hingga apabila iqomat selesai syetan datang lagi kemudian mengganggu pikiran orang yang sedang shalat, dia berkata: “Ingat ini, ingat itu”, sesuatu yang tidak pernah dia ingat sebelumnya sehingga seorang lelaki tidak tahu berapa rakaatkah dia shalat”. Muttafaq ’alaih. [12]
Pertahanan kedua belas: Membaca do’a memasuki masjid
عن عقبة قال: حدثنا عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إذَا دَخَلَ المَسْجِدَ قَالَ: «أَعُوذُ بِالله العَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ القَدِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ» قَالَ: أَقَطُّ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: فَإذَا قَالَ ذَلِكَ قَالَ الشَّيْطَانُ: حُفِظَ مِنِّي سَائِرَ اليَومِ. أخرجه أبو داود.
Dari Uqbah, dia berkata: Abdullah bin Amru radhiyallahu `anhuma menceritakan kepada kami dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau saat memasuki masjid membaca:
أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya Yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk”. Uqbah berkata: “Apakah cukup itu saja? Abdullah berkata: “Ya”. Abdullah berkata: “Barangsiapa yang membacanya maka setan akan berkata: “Orang ini terlindungi dari gangguanku sepanjang hari ini“. HR. Abu Daud. [13]
Pertahanan ketiga belas: Membaca doa keluar masjid.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((إذا دخل أحدكم المسجد فليسلم على النبي صلى الله عليه وسلم وليقل: اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وإذا خرج فليسلم على النبي صلى الله عليه وسلم وليقل: اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم))ِ. أخرجه ابن ماجه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ” Apabila salah seorang di antara kalian memasuki masjid maka ucapkanlah shalawat kepada Nabi dan ucapkan:
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Ya Allah , bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”
Dan bila keluar maka ucapkanlah shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ucapkan:
اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
“Ya Allah, lindungilah aku dari godaan setan yang terkutuk”. HR. Ibnu Majah. [14]
Perlindungan keempat belas: Berwudhu dan shalat terutama saat marah atau syahwat sedang membara. Karena wudhu sangat ampuh meredam marah dan gejolak syahwat.
Perlindungan kelima belas: Mentaati Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menghindari banyak bicara, memandang hal yang haram, makan yang banyak dan banyak bergaul.
Pertahanan keenam belas: Membersihkan rumah dari gambar, foto, patung, anjing dan lonceng.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «لا تَدْخُلُ المَلائِكَةُ بَيْتاً فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ». أخرجه مسلم.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat patung atau gambar “. HR. Muslim. [15]
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «لا تَصْحَبُ المَلائِكَةُ رُفْقَةً فِيْها كَلْبٌ وَلا جَرَسٌ». أخرجه مسلم.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Para malaikat tidak menyertai suatu rombongan yang disertai anjing atau lonceng”. HR. Muslim. [16]
Pertahanan ketujuh belas: Menghindari tempat berdiamnya jin dan setan yaitu pada reruntuhan rumah dan tempat-tempat najis, seperti: Jamban, tempat pembuangan sampah, dan tempat yang tidak dihuni, seperti gurun, tepian pantai yang jauh dari pemukiman, kandang unta dan lain-lain.
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2018.
[2] Muttafaq alaih, diriwayatkan oleh Bukhari no hadist: 7396 dan Muslim no hadist : 1432.
[3] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Ahmad no hadist : 17483 dan Abu Daud no hadist: 1463.
[4] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5010.
[5] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 4008 dan Muslim no hadist : 807.
[6] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 780.
[7] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6403 dan Muslim no hadist : 2691.
[8] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 5095 dan Tirmizi no hadist 3426.
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2708.
[10] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2995.
[11] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6223 dan Muslim no hadist : 2994.
[12] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 608 dan Muslim no hadist : 389.
[13] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 466.
[14] Hadist shahih, diriwayatkan Ibnu Majah no hadist 773.
[15] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2112.
[16] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2113.
- Home
- /
- A8. Ringkasan Fiqih Islam...
- /
- Perlindungan Diri Dari Gangguan...