Adab Tidur dan Bangun Tidur

ADAB TIDUR DAN BANGUN TIDUR

Apa yang Harus Dilakukan Saat Hendak Tidur.

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم-  : ((أطفئوا المصابيح بالليل إذا رقدتم، وأغلقوا الأبواب، وأوكئوا الأسقية، وخمروا الطعام والشراب)) متفق عليه.

Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu `anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Padamkanlah lampu- lampu bila engkau hendak tidur, kunci pintu, tutup bejana air, dan tutup makanan serta minuman”. Muttafaq alaih .[1]

Menuci Tangan dari Lemak (yang menempel) Sebelum Tidur.

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: ((إذا نام أحدكم وفي يده ريح غمر، فلم يغسل يده فَأَصَابَهُ شَيْءٌ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ)) أخرجه الترمذي وابن ماجه.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian tidur sedangakan di tangannya masih ada lemak (sisa makanan) dan belum dicucinya, lalu dia ditimpa sesuatu (penyakit) maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri“. H.R. Tirmizi dan Ibnu Majah. [2]

Fadhilah tidur dalam keadaan suci.

عن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: ((مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرِ اللهِ طَاهِراً، فَيَتَعَارُّ مِنْ اللَّيْلِ، فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْراً مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ)) أخرجه أبو داود وابن ماجه.

Dari Muaz bin Jabal Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim yang tidur malam dengan berzikir sebelumnya disertai wudhu’, lalu terbangun di tengah malam dan berdoa kepada Allah agar diberi kebaikan dunia dan akhirat kecuali Allah mengabulkan permohonan itu untuknya“. H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah. [3]

  عن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم-  قال: ((مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلاَنٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا)) أخرجه ابن حبان

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu `anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci maka seorang malaikat berada di dekatnya, saat dia terbangun malaikat berkata: “Ya, Allah! Ampunilah hamba-Mu ini karena dia tidur dalam keadaan suci”. H.R. Ibnu Hibban. [4]

Bacaan dari Al-Quran Saat Hendak Tidur.

عن عائشة رضي الله عنها أَنَّ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- كَانَ إذَا أَوَى إلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيْهِمَا، فَقَرَأَ فِيهِمَا{قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}، {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ}، {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ}، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاثَ مَرَّاتٍ. أخرجه البخاري.

Dari Aisyah Radhiyallahu `anha “bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam apabila menuju ranjangnya beliau merapatkan kedua telapak tangannya lalu meniupnya seraya membacakan pada kedua telapak tangan tersebut:

( قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ١ ﴾ ﴿ قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ١ ﴾ ﴿ قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ١ )

(Katakan-lah Allah Yang Maha Esa) dan (Katakanlah aku berlindung dengan Tuhan yang menguasai waktu shubuh), dan (Katakanlah aku berlindung dengan Tuhan manusia).

Kemudian beliau menyapukan kedua tangannya ke seluruh anggota tubuhnya semampunya, mulai dari kepala, muka, dan tubuh bagian depan, dia melakukan hal tersebut sebanyak tiga kali”. H.R. Bukhari . [5]

عن نوفل الأشجعي رضي الله عنه  قال: قال لي رسول الله – صلى الله عليه وسلم-: ((اقرأ ﴿ قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ ١ ﴾ [الكافرون: ١] ثم نم على خاتمتها فإنها براءة من الشرك)) أخرجه أبو داود والترمذي.

Dari Naufal Al Asyja’i Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Bacalah surat Al-Kafirun:

 قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ ١ ﴾ [الكافرون: ١] )

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir“.

Kemudian tidurlah setelah membaca surat tersebut, karena surat tersebut mengandung berlepas diri dari kesyirikan”. H.R. Abu Daud dan Tirmizi. [6]

عن أبي هريرة  رضي الله عنه قال: وَكَّلَنِي رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم-  بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ: لأَرْفَعَنَّكَ إلَى رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم-  فقال: إذَا أَوَيْتَ إلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ: ﴿ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ ……. ﴾ [البقرة: ٢٥٥] ؛ فإنك لن يزال عليك من اللَّه حافظ، ولا يقربك شيطان حتى تصبح … قال النبي – صلى الله عليه وسلم-  : (أما إنه قد صدقك، وَهُوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ). رواه البخاري .

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempercayakanku untuk menjaga harta zakat bulan Ramadhan, lalu seseorang datang meraup makanan itu, akhirnya aku mengkapnya dan berkata: “Demi Allah, engkau akan kuadukan kepada Rasulullah….. Orang tersebut berkata: “Bila engkau hendak berada di atas tempat tidurmu, bacalah ayat kursi:

﴿ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ ……. ﴾ [البقرة: ٢٥٥] )

(Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (mahluk-Nya)…hingga akhir ayat

Sesungguhnya engkau selalu berada di dalam penjagaan Allah dan syetan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi”, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ia berkata jujur kepadamu (dalam hal ini), padahal dia pada hakikatnya adalah seorang pendusta, Itulah syetan”. HR. Bukhari. . [7]

عن علي رضي الله عنه أن فاطمة رضي الله عنها جاءت تسأل النبي- صلى الله عليه وسلم- خادماً فلم توافقه، قالت…: فأتانا وقد أخذنا مضاجعنا… فقال: (: «أَلا أَدُلُّكُمَا عَلَى خَيْرٍ مِمَّا سَأَلْتُمَانِي ؟ إذا أويتما إلى فراشكما أو إذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا، فَكَبِّرَا الله أَرْبَعاً وَثَلاثِينَوَسَبِّحَا ثَلاثاً وَثَلاثِينَ وَاحْمَدَا ثَلاثاً وَثَلاثِينَفَإنَّ ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمَا مِمَّا سَأَلْتُمَاهُ) متفق عليه.

Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu bahwa Fatimah radhiyallahu `anha datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta seorang pembantu, akan tetapi Nabi tidak menyetujuinya … kemudian pada malam harinya saat kami hendak tidur beliau datang seraya bersabda:” Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian pinta? Apabila kalian hendak menuju ranjang kalian (atau apabila kalian telah berada di atas tempat tidur), bertakbirlah tigapuluh empat kali, bertasbihlah tigapuluh tiga kali, dan bertahmidlah tigapuluh tiga kali. Sungguh itu lebih baik dari apa yang kalian minta”. Muttafaq alaih . [8]

Larangan Memiliki Tilam yang Banyak Kecuali ada Hajat.

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال له: «فِراشٌ لِلرَّجُلِ وَفِراشٌ لامْرَأتِهِ، وَالثّالِثُ لِلضَّيْفِ، وَالرَّابِعُ لِلشَّيْطانِ». أخرجه مسلم

Baca Juga  Terapi 'Ain

Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu `anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: Satu tilam untuk suami, satu tilam untuk istri, tilam yang ketiga untuk tamu dan keempat adalah untuk setan“. HR. Muslim . [9]

Larangan Bercengkrama Setalah Shalat Isya Kecuali ada Tujuan yang Benar.

عن أبي برزة رضي الله عنه… أن النبي صلى الله عليه وسلم-  كان لا يحب النوم قبلها ولا الحديث بعدها. متفق عليه.

Dari Abi Barzah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  tidak menyukai tidur sebelum shalat Isya dan bercengkrama setelah shalat Isya”. Muttafaq alaih . [10]

Mengibas tempat tidur tiga kali.

عن أبي هريرة  رضي الله عنه قال : قال رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم-  : (إذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إزَارِهِ، فَإنَّه لا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيه، ثُمَّ يَقُولُ: بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي، وبِكَ أَرْفَعُهُ، إنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا، وَإنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِه عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihin wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang kalian menuju ranjangnya maka kibaslah ranjang tersebut dengan ujung kainnya, karena sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang mengotori ranjang tersebut sepeninggalnya tadi, kemudian dia mengucapkan:

بِاسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

(Dengan nama-Mu ya Rabb, aku membaringkan tubuhku, dan dengan (nama)-Mu aku bangun, jika Engkau menahan jiwaku (mematikanku) maka curahkanlah kepadanya rahmat, dan jika Engkau mengirimnya kembali (yaitu memasukkannya ke dalam tubuhku) maka perilaharalah dia seperti Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shaleh)”. Muttafaq ’alaih. [11]

وفي لفظ: ((فَلْيَنْفُضْهُ بِصَنِفَةِ ثَوْبِهِ ثَلاثَ مَرَّاتٍ)) أخرجه البخاري.

Dalam riwayat yang lain: kibaslah ujung bajunya tiga kali.” HR. Bukhari.[12]

Berwudhu lalu tidur miring ke bagian tubuh yang kanan.
Dari Bara bin ‘Azib Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “bila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, berwudhulah seperti wudhu’mu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas tubuhmu yang sebelah kanan dan ucapkan:

اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَى مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ، وَنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ

(Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, aku hadapakan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku serahkan punggungku kepada-Mu dengan rasa harap dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan bernaung dari-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Kau turunkan dan dengan Nabi yang Kau utus) jika engkau mati (saat itu) niscaya engkau mati dalam fitrah, dan jadikanlah ia sebagai ucapanmu terakhirmu. Muttafaq ’alaih. [13]

Doa Hendak Tidur dan Bangun Tidur
Dari Anas Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu bila menuju ranjangnya lalu mengucapkan:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا فَكَمْ مِمَنْ لاَ كَافِيَ لَهُ وَلاَ مُؤْوِيَ

(Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, dan telah mencukupi kami dan telah memberi kami tempat, berapa banyak orang yang tidak ada yang mencukupinya dan memberinya tempat)”. HR. Muslim. [14]

اللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْلَهَا، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ. أخرجه مسلم.

“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau menciptakan diriku, dan Engkaulah yang akan mematikannya. Mati dan hidupnya hanya milik-Mu. Apabila Engkau menghidupkannya, maka peliharalah ia. Apabila Engkau mematikannya, maka ampunilah ia. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu keselamatan“. HR. Muslim. [15]

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ وَرَبَّ الأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنـَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ، وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَـرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وََأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ. أخرجه مسلم.

“Ya Allah, Tuhan yang menguasai langit yang tujuh, Tuhan yang menguasai Arasy  yang agung, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, Tuhan yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Tuhan yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al Qur’an). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah yang pertama, dan tidak ada sesuatu apapun sebelum-Mu. Engkaulah yang terakhir dan tidak ada sesuatu apapun setelah-Mu. Engkaulah yang dzahir, dan tidak ada sesuatu apapun  diatas-Mu (yang lebih zhahir darimu). Engkaulah yang batin, tidak ada sesuatu apapun di bawah-Mu, lunasilah hutang kami dan berilah kami kekayaan hingga kami terlepas dari kefakiran“.HR. Muslim. [16]

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ . أخرجه الطيالسي والترمذي.

 (Ya Allah, pencipta  lamgit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Tuhan segala sesuatu dan penguasanya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, dan kejahatan syetan dan perangkap kesyirikan ). H.R. Thayalisy dan Tirmizi.  [17]

عن البراء بن عازب رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم كانَ إذا نامَ وَضَعَ يَدَهُ اليُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ؛ ثم يقول: ( اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ) رَوَاهُ أحمد.

Dari Bara’ bin ‘Azib Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah beliau apabila hendak tidur maka beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya kemudian mengucapkan:

اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

(Ya Allah  hindarilah aku dari azab-Mu, di hari Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu)”. H.R. Ahmad.  [18]

عن أبي الأزْهَرِ الأنماري رضي الله عنه أنَّ رسُول الله- صلى الله عليه وسلم- كَانَ إذا أخَذَ مَضْجَعَهُ منَ الليلِ قالَ: ((بِاسْمِ اللهِ وَضَعْتُ جَنْبِيْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَخْسِئْ شَيْطَانِيْ، وَفُكَّ رِهَانِيْ، وَاجْعَلْنِيْ فِي النَّدِيِّ الأَعْلَى)) أخرجه أبو داود.

Dari Abi Azhar Al Anmari Radhiyallahu anhu bahwa apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur di malam hari, beliau berdoa:

بِاسْمِ اللهِ وَضَعْتُ جَنْبِيْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ، وَأَخْسِئْ شَيْطَانِيْ، وَفُكَّ رِهَانِيْ، وَاجْعَلْنِيْ فِي النَّدِيِّ الأَعْلَى

Dengan nama Allah aku meletakkan lambungku, Ya Allah ampunilah dosaku, usirlah setan yang mendampingiku, lepaskan tanggunganku dan jadikanlah aku berada di tempat yang tertinggi“. H.R. Abu Daud. [19]

عن حذيفة رضي الله عنه قال: كَانَ النَّبِيُّ- صلى الله عليه وسلم- إذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيلِ وَضَعَ يَدَه تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ: (اَللَّهُمَّ! بِاسْمِكَ أَمُوْتُ وَأَحْيَا) وَإذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: (اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ) رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Baca Juga  Beberapa Fadhilah yang Berhubungan Dengan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

Dari Huzaifah Radhiyallahu anhu berkata: “Bahwa  apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  berada di tempat tidurnya di malam hari, beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya, kemudian mengucapkan:

اَللَّهُمَّ! بِاسْمِكَ أَمُوْتُ وَأَحْيَا

Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan aku mati”,

Apabila bangun beliau mengucapkan:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Segala puji bagi Allah, yang menghidupkan kami setelah mematikan dan kepada-Nyalah kami akan kembali”. Muttafaq ’alaih. [20]

عن أبي هرير رضي الله عنه أن رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال: … فإذا استيقظ فليقل: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِيْ وَرَدَّ عَلَيَّ رُوْحِيْ وَأَذِنَ لِيْ بِذِكْرِهِ . أخرجه الترمذي.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Apabila seseorang terbangun maka ucapkanlah:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِيْ وَرَدَّ عَلَيَّ رُوْحِيْ وَأَذِنَ لِيْ بِذِكْرِهِ

“Segala puji bagi Allah Yang telah memberikan kesehatan kepadaku, mengembalikan ruhku dan merestuiku untuk berdzikir kepada-Nya”. H.R Tirmidzi.[21]

Hendaklah Tidur Dalam Keadaan Hati yang Terbebas dari Iri dan Dengki Kepada Siapapun juga.

عن أنس بن مالك أن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول في رجل من الأنصار ثلاثا: ((يطلع عليكم الآن رجل من أهل الجنة)) … فبات عنده عبد الله بن عمرو بن العاص ثلاث ليال، فقال له: أردت أن آوي إليك لأنظر ما عملك فأقتدي به فلم أرك تعمل كثير عمل فما الذي بلغ بك ما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ فقال: ما هو إلا ما رأيت، قال: فلما وليت دعاني، فقال: ما هو إلا ما رأيت غير أني لا أجد في نفسي لأحد من المسلمين غشا ولا أحسد أحدا على خير أعطاه الله إياه، فقال عبد الله: هذه التي بلغت بك وهى التي لا نطيق. أخرجه أحمد.

Dari Anas bahwa Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu `anhuma berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tiga kali tentang seorang laki-laki Anshar: ” Akan datang sekarang kepada kalian seseorang dari penduduk surga ” … maka Abdullah bin Amru menginap di rumah orang tersebut selama tiga malam, kemudian dia berkata kepadanya:”Sesungguhnya aku menginap di rumahmu untuk mencari tahu amalanmu agar aku menirunya, akan tetapi aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang banyak, namun  apakah yang menyebabkan Rasulullah mengatakan bahwa engkau adalah penduduk surga? Orang itu berkata: “Aku tidak mempunyai amalan selain apa yang engkau lihat. Kemudian Abdullah berpaling untuk mohon diri. Tiba-tiba orang itu memanggilnya seraya berkata: “Amalanku hanyalah apa yang engkau lihat akan tetapi aku tidak pernah menyimpan dendam di hatiku kepada seorang muslimpun dan tidak pernah iri dengan karunia yang diberikan Allah kepada siapapun”. Maka Abdullah berkata: “Inilah yang telah membawamu kepada derajat yang tinggi dan ini yang kami tidak mampu melakukannya”. H.R. Ahmad. [22]

Doa Bila Terbangun di Tengah Malam.

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ فَقَالَ: لا إلَه إلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ للهِ، وَسُبْحَانَ الله، وَالله أَكْبَرُ، وَلا حَولَ وَلا قُوَّةَ إلَّا بِالله، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاتُهُ».

Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang terbangun di tengah malam lalu mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَـرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسُبْحَانَ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ رَبِّ اغْفِرْ ليِ

Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha suci Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Ya Tuhanku, ampunilah dosaku” atau selanjutnya dia berdoa niscaya do’anya dikabulkan, dan jika dia berwudhu, lalu shalat niscaya shalatnya diterima” . H.R. Bukhari . [23]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6296 dan Muslim no hadist : 2012.
[2] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist : 1860 dan Ibnu Majah no hadist : 3297.
[3] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 5042 dan Ibnu Majah no hadist : 3881.
[4] Hadist hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban no hadist : 1051.
[5] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5017.
[6] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 5055 dan Tirmizi no hadist : 3403.
[7] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5010.
[8] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 3113 dan Muslim no hadist : 2727.
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2084.
[10] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 599 dan Muslim no hadist : 647.
[11] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6320 dan Muslim no hadist : 2714.
[12] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 7393.
[13] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6311 dan Muslim no hadist : 2710.
[14] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2715.
[15] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2712.
[16] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2713.
[17] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Thayalisy no hadist : 9 dan Tirmizi no hadist : 3392.
[18] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Ahmad no hadist : 18659.
[19] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 5054.
[20] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6314 dan Muslim no hadist : 2711.
[21] Hadist hasan, diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist : 3401.
[22] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Ahmad no hadist : 12697.
[23] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 1154.

  1. Home
  2. /
  3. A8. Ringkasan Fiqih Islam...
  4. /
  5. Adab Tidur dan Bangun...