Fadhilah Menangis Takut Dengan Siksaan Allah
FADHAIL AKHLAK
Fadhilah berbuat baik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: {إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلَالٍ وَعُيُونٍ (41) وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ (42) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (43) إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ } [المرسلات/41- 44]
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan”. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. [Al-Mursalat/77: 41-44]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: {بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ } [البقرة/112]
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati“. [Al Baqarah/2: 112]
Fadhilah saling mencintai karena Allah.
Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أنس رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاوَةَ الإيمَانِ: أَنْ يَكُونَ الله وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إلَيهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المرْءَ لا يُحِبُّهُ إلَّا للهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ» متفق عليه.
Dari Anas Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiga hal yang apabila terdapat pada diri seseorang maka dia akan merasakan manisnya keimanan; mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada selain keduanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya, seperti bencinya jika dilemparkan ke dalam neraka”. Muttafaq ’alaih. [1]
Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أنس رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» متفق عليه
Dari Anas Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “tidak sempurna iman seorang diantara kalian, hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” Muttafaq ’alaih. [2]
Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «إنَّ الله يَقُولُ يَومَ القِيَامَةِ: أَيْنَ المُتَحَابُّونَ بِجَلالِي، اليَومَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي، يَومَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلِّي». أخرجه مسلم
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di hari kiamat: “Di manakah orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku?, hari ini Kunaungi mereka di bawah naungan-Ku, di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku”. HR. Muslim.[3]
Fadhilah menangis karena takut dengan siksaan Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ (83) وَمَا لَنَا لَا نُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا جَاءَنَا مِنَ الْحَقِّ وَنَطْمَعُ أَنْ يُدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصَّالِحِينَ (84) فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ } [المائدة 83- 85]
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad shallallahu `alaihi wasallam). Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?”. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya)”. [Al Maidah/5: 83 – 85]
Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: بلغ رسول الله- صلى الله عليه وسلم- عن أصحابه شيء فخطب فقال: «عُرِضَتْ عَلَيَّ الجَنَّةُ وَالنَّارُ، فَلَمْ أَرَ كَاليَوْمِ فِي الخَيْرِ وَالشَّرِّ، وَلَو تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيراً». قَالَ: فَمَا أَتَى عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ الله- صلى الله عليه وسلم- يَومٌ أَشَدُّ مِنْهُ، قَالَ: غَطَّوا رُؤُوسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِينٌ. متفق عليه
Dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Sampai kepada Rasulullah berita tentang para sahabatnya, lalu ia berkhutbah: “Surga dan neraka ditampilkan kepadaku, maka aku belum pernah melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini, jikalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”, maka tidak ada suatu haripun bagi para sahabat Rasulullah yang lebih berat dari hari tersebut, mereka menutupi kepala mereka dan menangis dengan tersedu-sedu”. Muttafaq alaih.[4]
Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «عَيْنَانِ لا تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ الله، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللهِ». أخرجه الترمذي.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua mata yang tidak disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang bangun untuk berjaga malam di saat jihad fi sabilillah”. HR. Tarmizi.[5]
Fadhilah Banyak Beramal Kebaikan
[Disalin dariمختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :16 dan Muslim no hadist: 43.
[2] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :13 dan Muslim no hadist: 45.
[3] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 2566.
[4] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :4621 dan Muslim no hadist: 2359.
[5] Hadist shahih diriwayatkan oleh Tarmizi no hadist: 1639.
- Home
- /
- A8. Ringkasan Fiqih Islam...
- /
- Fadhilah Menangis Takut Dengan...