Meraih Puasa Sempurna

MERAIH PUASA SEMPURNA 

Judul Asli الصيام، أحكام وآداب  Ash-Shiyaam, Ahkaam wa Aadaab
Penulis
Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thayyar

Daftar Isi
Pendahuluan

  1. Pengertian Puasa
  2. Kedudukan Puasa Dalam Islam
  3. Puasa Bagi Umat-Umat Terdahulu Sebelum Islam

BAB  I: Rukun-Rukun Puasa, Dasar Pokok Disyariatkanmya Puasa dan Kepada Siapa Puasa Itu Diwajibkan?

  1. Rukun-Rukun Puasa
  2. Dasar  Pokok Disyariatkannya Puasa
  3. Kepada Siapa Puasa Itu Diwajibkan

BAB II: Waktu Puasa

  1. Waktu Puasa
  2. Hukum Puasa Di Negara yang Waktu Siangnya Lebih Panjang Atau Lebih Pendek Atau Di Dalamnya Tidak Ada Siang Atau Malam.
  3. Hukum Puasa Jika Seorang Muslim Merasa Ragu Mengenai Datangnya Bulan Ramadhan.

BAB III: Keutamaan-Keutamaan Puasa

  1. Keutamaan-Keutamaan
  2. Rahasia-Rahasia Puasa

BAB IV: Ru’-yatul Hilal dan Penetapan Hari Puasa dan Hari Raya

  1. Penetapan Masuknya Bulan Ramadhan dan Bulan Syawwal
  2. Puasa Pada Hari yang Diragukan
  3. Perbedaan Mathla’  (Tempat Melihat Hilal) dan Pengaruhnya Pada Hukum Wajib Puasa (1 Ramadhan) dan Hari Raya (1 Syawwal)
  4. Ru’-yah Di Makkah Didahulukan Atas Negara-Negara Lainnya
  5. Hukum Mengamalkan Hisab Dalam Menentukan Masuk dan Keluarnya Bulan Ramadhan

BAB V: Alasan-Alasan yang Membolehkan Seseorang Untuk Tidak Berpuasa Pada Siang Hari di Bulan Ramadhan

  1. Kemudahan Ajaran Islam Dalam Hal Puasa
  2. Orang Berpuasa yang Makan dan Minum Karena Lupa
  3. Musafir
  4. Orang yang Tidak Mampu Menjalankan Puasa Secara Terus-Menerus dan Tidak Mungkin Bisa Pulih
  5. Orang Sakit
  6. Wanita yang Sedang Haidh dan Wanita yang Sedang Nifas
  7. Wanita Hamil dan Wanita Menyusui
  8. Orang yang Sudah Sangat Tua Renta dan Orang yang Dipaksa

BAB VI: Hal-Hal yang Membatalkan dan Merusak Puasa

  1. Hubungan Badan (Jima’)
  2. Mengeluarkan Sperma Dengan Sengaja
  3. Makan dan Minum Dengan Sengaja
  4. Hijamah (Bekam)
  5. Muntah Dengan Sengaja, Keluarnya Darah Haidh dan Nifas
  6. Hukum Orang Yang Membatalkan Puasa Dengan Sengaja
  7. Hal-Hal yang Makruh Dalam Puasa

BAB  VII: Ramadham dan Turunnya Al-Qur’an

  1. Ramadhan dan Turunnya Al-Qur’an
  2. Memperbaharui Hubungan Seorang Muslim Dengan Kitabullah di Bulan Ramadhan.
  3. Membaca dan Mendalami Al-Qur’an Serta Pengaruhnya Dalam Menghidupkan Manhaj yang Lurus Di Dalam Diri Kaum Muslimin.
  4. Kesungguhan Rasulullah Pada Bulan Ramadhan Tidak Seperti Kesungguhan  Beliau Pada Bulan-Bulan Lainnya.

BAB VIII: Adab-Adab Puasa

  1. Adab-Adab yang Bersifat Wajib
  2. Adab-Adab yang Bersifat Sunnah

BAB  IX: Syiar-Syi’ar Ta’abbudiyyah Pada Bulan Ramadhan dan Pengaruhnya

  1. Syiar-Syi’ar Ta’abbudiyyah Pada Bulan Ramadhan
  2. Qiyamullail
  3. Lailatul Qadar
  4. I’tikaf Pada Sepuluh Hari Terakhir Dari Bulan Ramadhan
  5. Meningkatkan Infak di Jalan Allah
  6. Membaca Al-Qur’an

BAB X: Macam-Macam Puasa

PENUTUP: Ramadhan, Bulan Kemenangan

  • Daftar Pustaka

MUQADDIMAH

Segala puji bagi Allah Yang Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya, Mahabelas kasih, Mahaagung, Maha Memberi, Maha-besar, Mahakuasa, Mahaperkasa, Mahakaya, Mahatinggi, Mahakuat, Maha Penguasa, Maha Penyantun, Mahamulia, Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang telah berfirman di dalam Kitab-Nya:

Baca Juga  Wanita Yang Sedang Haidh Dan Wanita Yang Sedang Nifas

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa.” [Al-Baqarah/2: 185]

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah j sebagai rahmat bagi seluruh alam, yang telah menjanjikan ampunan dari dosa bagi orang-orang yang berpuasa secara sungguh-sungguh, di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam -orang yang jujur lagi dipercaya- telah bersabda:

“مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.”

Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”[1]

Amma ba’du,
Umat manusia pernah dijanjikan dengan kedatangan fajar baru yang membawa segala bentuk petunjuk hidayah dan cahaya kepada mereka, yaitu ketika Allah تبارك وتعالى memilih penutup para Nabi, seorang Rasul bagi semesta alam.

Dia berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

“Dan tidaklah Kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiyaa’/21: 107]

Risalah kenabian ini datang ketika manusia telah mencapai usia dewasa dan berakal.

Risalah ini datang dengan satu kitab yang terbuka lebar di hadapan berbagai macam generasi, yang mencakup semua dasar kehidupan yang tidak akan pernah berganti. Dan Makkah, dengan seluruh komunitasnya, terguncang dengan seruan kebenaran tersebut.

Setiap kali hilal Ramadhan datang melintasi alam ini, maka ia akan kembali kepada umat Islam dengan membawa kelembutan hingga hari-hari mereka terselimuti oleh kebaikan, berkah, maghfirah (ampunan), dan pembebasan dari api Neraka.

Bulan puasa pantas menduduki tempat yang tinggi dalam jiwa kaum muslimin, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyatukan padanya kebaikan, cahaya, dan petunjuk. Allah Azza wa Jalla telah menurunkan al-Qur-an di bulan puasa, yang Dia istimewakan dengan Lailatul Qadar. Ia lebih baik daripada seribu bulan, serta di dalamnya telah terjadi berbagai peristiwa yang merubah perjalanan sejarah.

Pembaca yang budiman.
Bulan puasa harus menjadi lahan jihad secara berkelanjutan untuk melawan syahwat, perlawanan yang keras terhadap kecenderungan inderawi, konsentrasi penuh untuk menghadap Allah Ta’ala dengan ibadah dan ketaatan, mudzakarah (belajar) untuk memperdalam ilmu dan memahami ayat-ayat al-Qur-an, qiyamul lail dengan tulus ikhlas, dan melanjutkan pelajaran yang mendalam ini ke bulan-bulan berikutnya dalam setahun, agar masyarakat dapat hidup dengan penuh rasa aman dan kedamaian, yang dipelihara oleh perhatian Allah dengan senjata ‘aqidah yang benar. Pemantaunya adalah kekuatan iman dan penyandarannya kepada Rabb Yang Mahahidup lagi Mahaberdiri sendiri. Pada hari itu terwujudlah semua yang diinginkan bagi masyarakat tersebut, baik itu berupa kemuliaan, derajat yang tinggi, maupun terwujudnya satu kendali umat manusia yang baru, sebagaimana yang pernah terjadi.

Baca Juga  Membaca dan Mendalami Al-Qur'an Serta Pengaruhnya

Mahabenar Allah Yang Mahaagung ketika berfirman:

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apa pun. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nuur/24: 55]

Para pembaca yang budiman, ini merupakan risalah ringkas yang membahas tentang hukum-hukum puasa. Di dalamnya saya berusaha menggunakan ungkapan-ungkapan yang mudah dimengerti, namun tetap memperhatikan kebenaran susunan dan maknanya. Saya sampaikan hukum syar’i dengan beserta dalilnya. Saya juga menyampaikan beberapa permasalahan puasa yang memang dibutuhkan oleh banyak orang pada masa sekarang ini, di mana saya menguraikan hukum-hukumnya sesuai dengan apa yang saya ketahui. Oleh karena itu jika memang benar, maka yang demikian itu berasal dari Allah Ta’ala semata, dan Dia yang memberi petunjuk kepada kebenaran. Dan jika ada kesalahan, maka hal itu berasal dari diri saya sendiri dan dari syaitan.

Selanjutnya, saya memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan saya mengharapkan para pembaca untuk tidak segan-segan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan buku ini di masa-masa mendatang.

Saya berdo’a kepada Allah Yang Mahakuasa, semoga Dia menjadikan semua ini sebagai amal yang tulus ikhlas, sebagai upaya mendekatkan diri kepada-Nya, dan menjauhkan dari api Neraka. Sesungguhnya Dia adalah Pemilik semua itu dan Dia Mahakuasa melakukannya. Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para Sahabatnya.

Ditulis oleh,
Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thayyar
Az-Zulfi, Sabtu pagi, 26 / 02 / 1411 H
_______
[1] Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. (Shahiih al-Bukhari (III/23) dan Shahiih Muslim (II/177))

  1. Home
  2. /
  3. A9. Fiqih Ibadah5 Puasa...
  4. /
  5. Meraih Puasa Sempurna